46 - BoBa

1.2K 108 53
                                    

Tidak ada yang membosankan selain orang yang selalu setuju denganku


🤍
🤍
🤍
🤍

"Rux, tutup pintu rooftop-nya, cepetan!"

Brak!

Acrux menutup pintu dengan keras, ia menatap Elio dengan raut datarnya. Ia heran, bel istirahat bahkan baru saja berbunyi. Acrux baru selangkah keluar dari kelasnya dan hendak ke kelas Rhea, namun, kedua teman gesrek-nya membuat niatnya kembali gagal. Lagi-lagi ia tidak jadi pergi ke kantin bersama Rhea.

Jam menunjukkan pukul 09.45 WIB, dan kini Acrux, Elio, serta Izar sedang berada di dalam rooftop. Acrux benar-benar tak mengerti, mengapa kedua temannya itu mengajaknya kesana.

"Kunci, Rux." titah Elio dengan wajah tak berdosanya.

Ingin sekali Acrux tertawa, menertawakan dirinya sendiri. Sepertinya ini karma atas kejadian tadi malam saat bersama Rhea.

Acrux melangkah ke tempat Elio dan Izar duduk setelah ia mengunci pintu. Seperti biasa, Acrux duduk di tengah. Mata hitamnya menatap Elio dan Izar silih berganti, lalu ia berhenti di kedua mata Elio.

"Apaan?" heran Acrux.

"Gini, Rux. Karena bentar lagi kita kenaikan kelas, gimana kalo kita manfaatin waktu hari ini buat ... bolos?" saran Elio sembari menaik-turunkan kedua alisnya.

Acrux menyernyit. "Bolos?"

Elio mengangguk. "Iya. Yok!"

"Ya ayo." sahut Acrux cepat. Sudah lama ia tidak bolos, semua itu ia lakukan agar Rhea tidak memarahinya. Tetapi, ia rindu membolos, jadi sabi lah!

"Tuhkan! Apa gue kata? Si Acrux pasti mau." seru Izar ikut-ikutan.

"Kapan, nih?"

Izar menatap jendela rooftop yang menampilkan pemandangan awan yang cerah diluar sana. Jika ia mendekat pada kaca jendela tersebut, hal yang pertama yang akan ia lakukan adalah menunduk. Maka, pemandangan belakang sekolah, juga jalanan diluar tembok penghalang yang cukup tinggi adalah hal yang akan ia lihat.

Seketika ide cemerlang muncul di otak tampan Izar. "Gue ada ide!"

"Apa?"

Elio menatap was-was pada sekitaran belakang sekolah. Takut-takut ada guru gabut yang masih berkeliaran mencari siswa-siswi nakal, atau guru cenayang yang bisa merasakan aura negatif di belakang sekolah.

Mata Elio yang terlihat ramah menatap Izar yang baru saja sampai diatas tembok, lelaki pemarah itu duduk dengan kaki yang menjuntai ke bawah. Izar menoleh ke belakang dan menunduk menatap kedua temannya yang masih diatas tanah, posisi Izar membelakangi Acrux dan Elio, jadi dia harus menolehkan kepalanya seperti burung hantu agar bisa melihat teman-temannya itu.

"Blo'on! Cepetan naik bege!" titah Izar diselipi dua buah kata yang kasar.

Elio melirik Acrux. "Lo atau gue dulu?"

"Lo." jawab Acrux singkat. Tidak ada raut tegang di wajahnya, karena bolos dan dihukum adalah hal biasa baginya.

Kaki Elio mundur dua langkah, ia mengambil ancang-ancang dengan lutut yang sedikit tertekuk. Lalu kakinya berlari ke depan dan ia meloncat ...

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]Where stories live. Discover now