52 - Dream?

1.6K 114 50
                                    

Ketika sesuatu berakhir. Itu berakhir. Jangan melihat ke belakang.


🤍
🤍
🤍
🤍

Rhea menggeliat dan mengganti posisi tidurnya ke samping, namun ternyata dia sudah terlalu di ujung kasur sehingga seketika tubuhnya jatuh ke lantai.

Bruk!

"Aduuh!" ringis Rhea sambil mengusap dahinya yang memerah, dengan perlahan ia bangkit dari telungkupnya.

Tatapan aneh Rhea layangkan saat ia menatap gorden yang terbuka. "Bukannya ... udah Lea tutup ya?" tanyanya pada diri sendiri. Ia merasa tadi malam ia sudah menutup gordennya sebelum tidur.

Rhea menatap jam di dinding kamarnya, 00.38 WIB. Itu artinya ia terbangun di tengah malam? Tumben sekali.

Brak!

Nafas Rhea tercekat kala ia mendengar suara pintu di tutup dengan cukup keras, pintu kamarnya terkunci, dan didekat kamarnya hanya ada satu ruangan. Kamar Acrux. Berarti apakah suara itu muncul dari kamar Acrux?

Rhea menelan ludahnya susah payah, siapa yang melakukannya? Takut-takut ada maling, maka Rhea dengan sedikit keberanian berniat mengecek ke kamar Acrux. Tetapi, sebelum itu ia mengambil sapu yang ada di pojok ruangan. Berjaga-jaga siapa tau itu benar maling.

Tangan Rhea membuka kunci kamarnya secara perlahan agar tak menimbulkan bunyi yang mungkin akan membuatnya tertangkap basah. Lalu ia membuka pintu dengan mata yang terpejam erat, perasaan takut membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

"Hah ..." Rhea menghembuskan nafas panjangnya, dan membuka mata. Kosong, di lorong tidak ada siapapun atau bunyi apapun lagi. Namun, Rhea akan tetap mengecek pada kamar Acrux.

Langkah Rhea mengayun begitu pelan, dia benar-benar tidak ingin ketahuan. Selain maling ataupun penjahat lainnya, hal yang membuat Rhea takut adalah ... hantu.

Dengan susah payah Rhea menelan salivanya. Ia menarik nafasnya guna menstabilkan rasa gugupnya. Kemudian tangannya terangkat untuk membuka pintu bercat hitam yang tak lain pintu kamar Acrux.

"Kok-" ucapan Rhea terputus. Ia heran karena di kamar Acrux tak ada siapapun, akhirnya Rhea pun semakin masuk ke dalam. Benar-benar kosong.

Kepala Rhea menoleh kaget pada arah kamar mandi saat ada suara gemericik air dari sana. Jantung Rhea yang tadi sudah mulai tenang kini kembali terpompa cepat.

Ceklek!

Nafas Rhea seakan berhenti ketika ia melihat seorang lelaki berpakaian kaos hitam dengan rambut dan wajah yang basah. Lelaki itu menatap Rhea dengan sebelah alis yang terangkat.

"Why?"

"Ri-ri-rius? Kok Rius? Ri-rius-" gagap Rhea.

"Why?" tanya Acrux sekali lagi. Ya. Lelaki itu adalah Acrux.

Rhea menganga tak percaya. "I-ini beneran? Rius masih ada?"

"You mean?" heran Acrux.

"Selama ini Lea cuma mimpi? Selama ini Lea mimpi?!" tanya Rhea antusias.

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]Where stories live. Discover now