51 - Die

1.4K 116 22
                                    

Hidup kita sangat sulit, namun ada jutaan kehidupan yang lebih sulit diluar sana.


🤍
🤍
🤍
🤍

"Mas, Alux ... dia udah meninggal." ucap Cordelia kepada seorang pria yang tengah berbaring di brankar dengan keadaan kulit yang terdapat banyak luka gigitan. Pagi-pagi ia sudah ada di RSJ, untuk mengabari ayahnya Acrux tentang anaknya.

Pria yang diajak bicara terlihat diam dan menatap ke atap dengan pandangan yang kosong. Namun, sebuah kejadian tak terduga tak lama terjadi. Mata kiri pria yang merupakan ayah kandung Acrux bernama Dimas itu mengeluarkan air mata.

Cordelia segera beranjak dari duduknya, dia mundur selangkah karena kaget sekaligus takut dengan apa yang ia lihat barusan. Wanita itu tentu heran, memangnya orang yang terkena gangguan jiwa bisa mengerti dengan apa yang orang normal katakan?

Ekspresi Dimas tidaklah terlihat sedih ataupun senang, tidak juga datar. Tetapi kosong. Namun, air mata terus mengalir. Itulah yang membuat Cordelia merasa kebingungan di tempatnya.

"AAAA!" jerit Cordelia sembari berlari ke pojok ruangan dengan memegang dadanya yang berdetak kencang.

Tadi, tiba-tiba saja Dimas bangkit dari berbaringnya. Dan sekarang pria itu sudah duduk tegak. Sedangkan, Cordelia yang baru menyadari jika tangan dan kaki pria itu tidak di ikat pun semakin ketakutan. Ia merapatkan tubuhnya ke tembok dan memeluk tubuhnya sendiri yang bergetar.

"Ma-mas? Ka-kamu-" gugup Cordelia ketika netra Dimas yang sama persis seperti netra hitam Acrux menatapnya. Tatapannya bukan seperti orang yang linglung, hal itu semakin membuat Cordelia merasa aneh.

Dimas turun dari brankar dan berdiri di dekat nakas, dia menatap piring yang berisikan berbagai jenis buah-buahan. Tangannya berusaha menggapai piring tersebut, lebih tepatnya ... pisau kecil yang digunakan untuk memotong buah.

Srek!

Suara pisau yang tercabut dari buah apel pun terdengar di telinga Cordelia, seketika ia merasa ngilu. Tetapi, kengiluan itu tak seberapa di banding dengan kaki Dimas yang melangkah mendekati Cordelia secara pelan namun menakutkan.

Cordelia yang sudah lemas pun hanya bisa berjongkok di pojok, dia menutup kedua mata dan telinganya dengan tangan. Nafasnya naik turun tak beraturan, itu akibat ia yang dilanda ketakutan.

Tidak ada perkataan atau ekspresi sedikit pun yang Dimas keluarkan, pria itu berhenti tepat satu langkah di dekat Cordelia. Kepalanya menunduk karena posisi Cordelia yang tengah berjongkok.

Mata Cordelia sedikit membuka untuk mengintip apa yang sedang terjadi. Matanya memebelalak kala melihat sepasang kaki yang ada di dekatnya.

Dengan perlahan Cordelia mendongak, namun matanya semakin membola kala melihat Dimas yang mengacungkan pisau yang ia pegang.

BLAS!

"AAAA!!" teriak Cordelia sembari kembali menutup matanya kembali. Ia terdiam karena tidak merasakan apapun yang menyentuhnya, ia pikir Dimas akan membunuhnya tadi.

Demi menuntuskan rasa penasarannya, Cordelia pun dengan sedikit keberanian mulai membuka mata dan melihat Dimas.

BRUK!

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang