44 - Bicycle

1.2K 99 45
                                    

Berpetualanglah sejauh mata memandang, mengayuhlah sejauh jalanan terbentang.


🤍
🤍
🤍
🤍

"Lea, sini!"

Rhea segera menghampiri Acrux yang berdiri di dekat meja makan, ya, mereka baru saja sarapan. Sebelum sekolah perut harus terisi, apalagi di hari senin yang akan dilaksanakannya upacara bendera. Jika lapar, maka badan akan lemas, dan akhirnya pingsan di lapangan.

"Kenapa?" tanya Rhea saat ia sudah ada di samping Acrux.

Tangan kiri Acrux merangkul bahu kecil Rhea, sedikit senyuman muncul di wajahnya. "Siapa yang duluan sampai di dalem garasi, pulang sekolah di traktir eskrim."

"Riuuuus!!! Curang!!!" teriak Rhea. Lalu ia ikut berlari menyusul Acrux yang sudah hampir melewati pintu utama.

Bruk!

"Nona, maafkan saya, tetapi, saya tidak bergerak sedikitpun tadi." ucap Draco yang berdiri di dekat pintu. Dia meminta maaf dengan menundukkan kepalanya.

Rhea meringis. "Shh! Iya, Paman. Gak apa-apa, daaah!" Ia kembali melanjutkan larinya yang sempat terhenti. Rhea berlari sambil memegang lengan kirinya yang menubruk Draco tadi. Rasa ngilu masih sedikit terasa.

Jika saat ini Rhea sedang berlari, Acrux justru sedang bersender pada tembok garasi yang pintunya sudah terbuka lebar. Satu langkah ia masuk maka sudah di pastikan dialah yang akan menang, tetapi, Acrux diam dulu di luar sembari memasukkan kedua tangannya di saku celana. Ia hanya ingin melihat cara Rhea berlari. Ya! Acrux kecanduan melihat gadis mungil itu berlari, sangat aneh.

"LAMBAT KEK SIPUT!!" teriak Acrux memanas-manasi, ia terkekeh kala melihat mata Rhea yang mendelik sebal padanya.

Rhea tak menggubris ucapan Acrux, dia yakin akan menang. Sama seperti kura-kura yang mengalahkan kelinci ketika lomba berlari.

Beberapa langkah lagi Rhea akan sampai di posisi Acrux, dan Acrux yang melihat itu tanpa pikir panjang langsung berdiri tegak dan mengayunkan kakinya selebar mungkin hingga ia sampai di dalam garasi satu detik sebelum Rhea.

Acrux tersenyum mengejek, ia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Lambat."

"Ish! Apaan sih!! Rius curang!!" sewot Rhea dengan menghentakkan kakinya, wajahnya sudah cemberut, bahkan air mata sedikit terlihat di kedua mata gadis itu.

Rhea memalingkan wajahnya dan bersidekap dada. "Lea kesel!" adunya tak lupa dengan suara yang terdengar agak bergetar. Rhea tak terima jika ia kalah karena kecurangan Acrux, mangkanya gadis itu merasa kesal.

"Ck. Lo nraktir juga pake duit gue." timpal Acrux datar.

Seketika mulut Rhea terbungkam, ia mencebikkan bibirnya. "Ih! Iya-iya deh!" Matanya kembali menatap Acrux. "Ayo berangkat, naik apa?"

Acrux bertanya masih dengan tangan yang berada di saku celananya. "Wait, lo suka black atau pink?"

"Black pink." jawab Rhea dengan raut polosnya.

"Ck! Satu aja!"

"Pink."

Acrux mengangguk, kemudian ia berjalan ke sisi kanan dan mengambil sesuatu yang akan di pakai mereka untuk berangkat sekolah. Yang warna hitam di tangan kanan, dan warna pink di tangan kirinya.

LITTLE GIRL [PROSES TERBIT]Where stories live. Discover now