26. Melihatmu bahagia

3.2K 450 155
                                    

26. Aku ingin melihatmu bahagia

Seseorang yang membuatmu tertawa hari ini akan menjadi alasanmu menangis esok hari.

🦋

Diaska menatap ke arah tiga siswa yang tertawa mengelilingi siswa lain yang wajahnya babak belur dihajar mereka.

Cowok itu memasukkan kedua tangan ke kantung celana, bersandar di tembok sembari mengunyah permen karetnya. "Apa begitu menyenangkan melihat orang lain kesakitan?"

Tiga siswa berhenti menendang mangsanya, menoleh ke arahnya. Salah satu dari mereka mengangkat alis seraya bertanya, "mau coba?"

Diaska menarik headset putih yang menyumpal kedua telinga.

"Boleh?" tanyanya.

Satu dari tiga siswa meraih kerah seragam siswa lain yang tak berdaya di bawah kaki mereka kemudian melemparkannya seperti barang ke arah Diaska.

Diaska tersenyum dibalas tawa tiga siswa.

"Bukan dia," kata Diaska tiba-tiba membuat tiga siswa lain sontak menghentikan tawa.

Siswa yang menjadi korban aniaya mendongak, menatap tak percaya wajah Diaska apalagi saat cowok itu bergerak menghampiri tiga siswa yang menghajarnya seraya berkata,

"Tapi, kalian ..."

Diaska menghajar tiga siswa itu seraya membabi buta.

"Gue dibully karena miskin dan anak beasiswa tapi karena dia, gue sampai saat ini bisa menghirup udara bebas di sekolah."

Aksa meneguk segelas air putih di depannya seraya menatap dengan tatapan yang sulit diartikan ke arah Diaska yang terpejam di ranjangnya.

"Terus lo gimana, Ren? Lo kan yang paling lama berteman sama cowok gue," seru Anna menatap antusias ke arah Loren yang meliriknya tanpa menaruh minat sedikitpun.

Cowok itu lebih memilih duduk di jendela kemudian mengisap batang nikotin favoritnya.

"Ren, jawab! Gue maksa!"

Anna mengikuti ke mana pun Loren pergi membuat cowok itu menghela napas jengah.

"Gue lagi nunggu jemputan pas pulang sekolah terus ngeliat bocah tengil lagi nangis karena jatuh dan ngompol di celananya yaudah gue ketawain sampe mampus, bocah itu berhenti nangis sambil bilang gini,"

"Aku suka jadi alasan orang lain buat ketawa. Hatiku merasa hangat saat berhasil membuat orang lain terhibur."

"Yaudah sejak saat itu kami mulai berteman sampai sekarang," tutup Loren.

Diaska terbangun saat mendengar suara tawa teman-temannya. Keningnya berkerut bingung saat ia bangkit, semua orang di kamarnya menatap dengan raut wajah menahan tawa.

Tiba-tiba Bi Marsih dan Tamara memasuki kamar dengan nampan berisi minuman dan cemilan di tangan Tamara.

"Woahh gue sering ke sini tapi, baru kali ini disajikan makanan kayak gini," kata Gemintang sumringah yang langsung mendapat cubitan di lengannya oleh Anna yang menatap garang.

HopelessWhere stories live. Discover now