41. Siapa penjahat dan siapa korbannya

3.1K 541 1.8K
                                    

41. Siapa penjahat dan siapa korbannya

Dan kau jadikan aku ratu di kerajaan cintamu
Agar aku pun bahagia, hidup bersama denganmu selamanya

-Dari bulan untuk Chandra

🦋

Diaska mendongak, menatap dengan tatapan yang sulit diartikan ke arah Gemintang. Dia mengabaikan rasa sakit dari perut dan punggungnya yang membentur tembok akibat tendangan sahabatnya itu.

"Dan lo percaya?" tanyanya hampa.

"LO PUN TAHU, DIANTARA KITA SEMUA, NATTA ORANGNYA NGGAK PERNAH BISA BOHONG!"

"BRENGSEK, BUKAN GUE PELAKUNYA!" teriak Diaska tak bisa menahan emosi. "UNTUK APA GUE MELAKUKAN ITU, UNTUK APA?"

"Karena lo iri ..." Nada suara Gemintang memelan syarat akan keraguan. "Lo nggak punya ibu yang sayang sama lo seperti Natta, punya ayah yang perhatian dan siap mengabulkan semua permintaan lo kayak Natta. Lo nggak punya keluarga dan siapa pun yang dukung lo seperti dia."

"Gue emang iri karena gue nggak punya semuanya bukan berarti gue melakukan hal keji kayak gitu! Gue serendah itu di mata, lo, Tang? Hah?" Diaska bangkit menahan nyeri di hatinya. "Lo tahu, apa yang bikin gue lebih sakit hati dari semua tuduhan ini?"

"Gue pikir orang yang dekat sama gue lebih tahu gue kayak gimana."

"Lo pikir gue nggak sakit hah? Lo khianati persahabatan kita! Gue udah bela lo mati-matian di depan semuanya tapi apa? Lo emang dasarnya bajingan!" Gemintang kembali melayangkan kepalan tangannya ke wajah Diaska.

"Nggak seharusnya lo sejahat itu sama Natta, Ka." Suara Gemintang gemetar. Ia mundur kembali menahan pintu karena Rio berusaha keluar dari ruangan.

"Jangan pernah muncul lagi di hadapan gue atau gue sendiri yang bakal bunuh lo!" tambah cowok itu.

Gemintang melanjutkan tanpa sedikitpun mau menatap wajah Diaska. "Pergi sejauh mungkin. Sejauh yang lo bisa dan berhenti jadi benalu di keluarga Natta. Lo cukup tahu diri kan sekarang?"

Diaska tertawa tetapi matanya berkaca-kaca. Terlihat jelas cowok itu sedang mencoba menyembunyikan tangisannya. "Percuma gue jelasin sampai mulut gue berbusa kalau lo emang udah menutup mata dan telinga lo buat gue. Sampaikan salam gue sama Natta, siapa pun yang nyuruh atau ngancam dia fitnah gue."

"Dia harus melawan rasa takutnya dan bicara jujur. Gue bakal maafin dia."

Gemintang terdiam terus memandang Diaska yang melangkah terseok-seok meninggalkannya. Hatinya teriris melihat sesekali anak itu terjatuh ke lantai, berulang kali bangkit dan menggunakan tembok sebagai penyangga untuk menahan bobot tubuhnya.

##

"Untuk saat ini dan seterusnya, lo tinggal aja di sini sampai kita nemu bukti bukan lo pelakunya. Lo bunuh diri kalau lo pulang," kata Loren.

Diaska mengangguk kecil. "Makasih, ya. Gue benar-benar nggak punya tempat lagi yang gue tuju selain rumah lo."

Loren menepuk-nepuk pundak Diaska seraya tersenyum tulus. "Itu gunanya sahabat."

Keduanya berbaring di balkon kamar Loren sembari menatap langit yang bertabur bintang di atas sana.

"Gue harus nemuin pelaku aslinya. Gue nggak bakal bisa ke mana-mana sebelum nama gue bersih, Ren. Besok gue mau ke TKP, cari petunjuk." Diaska menghela napas panjang kemudian melirik Loren, tak bisa menahan keterkejutan saat melihat cowok itu mengarahkan kamera ponselnya ke arahnya sembari cekikikan.

HopelessOnde histórias criam vida. Descubra agora