Chapter :3

3.4K 309 18
                                    

Sekarang Zea berada di sebuah tandu menuju kerajaan.

Bersyukur sekali setelah membuat Sohyun tidak sadarkan diri akibat tamparan yang ia berikan, seseorang datang untuk menjemputnya, namanya Husok. Dia salasatu tangan kanan Yun Gi.

Bahkan Zea sempat berjingkrak dulu karena bebas dari hukuman. Ah, wajahnya yang layu kini terlihat merah dan segar karena semangat.  Perasaan lega terpancar pada wajah cantiknya, ia terbebas dari hukuman dan sebentar lagi akan menikah. Berarti, itu tandanya dirinya akan keluar dari keluarga terlaknat Kim.

Tanpa gadis itu tahu, perjalanan hidupnya sebentar lagi akan dimulai.

Dari dalam tandu, Zea menyembulkan kepalanya keluar, "Husok?"

Husok yang berada di sisi tandu sebagai pengawalan tentu mendengarnya. "Ya, Nona?"  ia memang akan memanggil istri dari tuannya ini dengan sebuatan nona .

Yun Gi adalah tuannya. Ia menyuruhnya untuk memanggil dengan panggilan tuan saja, berarti hal itu berlaku juga panggilanya kepada Zea.

Zea tersenyum manis, tangannya menyembul keluar lantas mengayun seolah menyuruh Husok mendekat, ia berbisik dengan serius, "Aku dengar, Tuanmu itu tidak bisa melihat. Apa itu benar?"

"Benar, Nona." Jawab Husok seadanya, ia sebenarnya kurang menyukai calon istri tuannya yang agak sembrono dan tidak sopan.

"Sejak kapan dia tidak bisa melihat? Apa dari lahir?" setau Zea di buku sejarah, Min Yun Gi akan jadi raja, tapi bukannya melanggar aturan jika rajanya buta?

"Tuan mengalami kecelakaan saat perang," Husok sebisa mungkin menjawab dengan singkat. "Berhenti bertanya Nona. Kau bisa menanyakan langsung pada Tuan, nanti setelah kalian menikah. " Lanjut Husok membuat Zea menelan pertanyaannya mentah-mentah.

Calon pengantin wanita itu mengerucutkan bibirnya sebal, Husok sangat tidak asik sekali, ingin bertanya pada Mina, tapi Mina berada di rombongan belakang.

Kini, pandangannya teralihkan pada pemandangan di sampingnya, sangat asri dan indah, berbeda jauh dengan kehidupan di masa depan yang serba polusi. Pikirannya menerawang ke depan. Setelah ia menikah, apa mungkin dirinya bisa pulang ke zaman modern lagi?

Hingga tidak terasa, sampailah mereka di kerajaan, begitu juga tandu keluarga Kim yang menyusul di belakang. Beberapa pelayan kerajaan membantu Zea berjalan karena pakaian yang serba rumit di tubuhnya.

Bola matanya berpendar, mematai istana yang begitu megah nan cantik. Tidak sadar dirinya sudah berada di aula depan. Manik hitamnya semakin membola dan langsung mengubah mimik wajahnya datar mendapati seseorang yang paling ia benci duduk di atas singgasana sana dengan seorang perempuan yang ia yakini sebagai pasangannya.

Heol! Sepertinya semesta sedang bermain-main dengannya!

Si Brengsek itu jadi raja?! Cih! Pantas saja di masa depan sengsara, di masa lalunya si Brengsek itu banyak berbuat dosa!

"Bajingan Reynad, tunggu saja sampai suamiku menggulingkan tahtamu " Desisnya tidak suka.

"Nona, tundukan pandangan Anda, tidak baik menatap raja dengan tatapan tidak sopan seperti itu." Ujar Husok memperingati. 

Zea berdecih, tapi ia menurut. Kakinya ia langkahkan ke atas karpet merah semacam altar.

Gagah ....

Tampan ....

Namun, begitu dingin.

Di ujung altar sana, seorang pria dengan pakaian yang bersetelan sama dengannya berdiri kokoh. Dia Min Yun Gi, dengan pendeta di sampingnya.

WANG MIN Where stories live. Discover now