Chapter 17

2.9K 242 7
                                    

Gadis itu sudah tidak berdaya di bawah kungkungan sang dominan.

Layangan godaan yang terlontar dari mulutnya membuat pria dewasa mana pun tidak akan bertahan.

"Suami~ aku punya rahasia untukmu," ucapan itu terlontar setelah kecipak basah terdengar.

Suaminya hendak menyerang kembali, tapi dadanya lebih dulu tertahan.

Diambang batas kesadarannya sebelum menuju surga dunia, ia tersenyum cantik, kilatan basah di bibirnya seolah menghipnotis kewarasan.

"Aku pernah menonton film bercocok tanam bersama temanku saat jam kosong." Sambungnya mengerling nakal.

Yun Gi diam sesaat, kembali merunduk untuk menyerang namun kini malah dua tangan yang menahan dadanya.

"Apa lagi?" gumamnya rendah.

Wajah gadis itu tergelitik deru nafas prianya yang nampak memburu. Bukannya cepat menjawab, ia malah membalikan keadaan dengan naik ke atas tubuh lawannya, meski akhirnya badannya kembali jatuh ke depan akibat efek mabuk.

Yun Gi menggeram saat dirasa adiknya kembali diberi cobaan.

"Aku akan mempraktekannya sekarang." Jelasnya berbisik nakal.

Tidak ada lagi percakapan.

Pria dewasa itu membiarkan pasangan kecilnya untuk bertindak sesukanya, bergerak merobek, melucuti, melempar dan membuat tubuhnya menggelinjang tersapu angin malam.

"Kau sedang mabuk, apa yakin dengan ini?"

Zea mendongak, sedangkan tangannya bergerilya nakal. "Ini?"

"Shhh~ jangan meremasnya!"

Ia cekikikan dan kembali melakukannya lagi dengan mengurutnya pelan.

Pria itu tidak punya pilihan lain, sejak awal ini adalah kesalahannya, maka sampai akhir ia akan bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat.

Meski Zea kembali mendominasi. Menduduki miliki miliknya tanpa segan.

"Biar aku yang melakukannya—" ucapannya tertahan.

"Tidakk, aku lebih suka di atas!"

"Jangan, itu akan saki—"

Terlambat.

Suara jeritan terdengar dibarengi geraman yang terdengar saling beradu dalam ruangan.

Zea merintih, mengatupkan bibirnya rapat-rapat menahan sakit. Di netra yang sayu itu kini berlinang air mata yang sukses meluncur menetes pada badan prianya.

Sedangkan pria dewasa itu menahan pinggang wanitanya supaya rileks. Karena sungguh! Miliknya terasa dijepit nikmat. Sangat sempit!

"Tidak mau ~ ini sakit, lepas~" ia terisak menumpu kedua tangan juga kepalanya di bahu sang suami, bahkan bibirnya bergetar tertahan.

Tidak ada pilihan, antara berhenti lalu sakit atau melanjutkan menuju kebahagiaan.

"Sebentar, aghh bertahanlah ...," pria bermarga Min itu mencoba bergerak perlahan, sangat pelan takut si manis kesakitan.

Zea memekik saat posisinya dibalik karena milik prianya masih tertanam sempurna membuat tubuhnya seolah terbelah. Ia kembali terisak, meremas bahu Yun Gi semakin keras. "Akhhhh! Ini sakitt .... "

Yun Gi lagi-lagi mengerang dengan kepala mendongak, miliknya terasa diperas. Ia mencoba bergerak lagi, kali ini sedikit ke arah kanan dan teriakan nikmat istrinya akhirnya terdengar.

"Sebelah sini hmm?" suara rendah itu terdengar di samping telinga Zea.

Zea mengangguk brutal, bibirnya terbuka sedangkan matanya tertutup, ia mendongak kala titik nikmatnya ditumbuk lebih cepat. "Yahhss, di san—ahhhh!"

WANG MIN Where stories live. Discover now