Chapter: 36

1.9K 142 17
                                    

Seharusnya hari ini adalah hari yang paling istimewa, di mana gendang ditabuh dan lantunan musik dimainkan. Kendati demikian, istana laksana tubuh tanpa jiwa, begitu kosong tanpa suara.

Tae Min sendiri menyibukkan dirinya dengan mengganti tugas kerajaan yang ditinggal oleh kakaknya. Ia layaknya robot yang terus bekerja tanpa setitik ekspresi.

Jika boleh disebutkan, Tae Min seperti orang mati yang tidak dikremasi.

Tidak jauh berbeda dengan Tae Min, Yun Gi terlihat sudah mati, tapi hatinya hidup hanya untuk mengharapkan istrinya bangun dan menatapnya dengan ceria.

Sehari belakangan ini, yang membuat Yun Gi terlihat hidup adalah Hyuna. Ya, Hyuna kalian tidak salah membacanya.

Yun Gi begitu terlihat hidup saat mengunjungi Hyuna diruang bawah tanah dan sedikit bermain dengannya, mungkin dengan bermain menggunakan beberapa tusukan di badan mantan pelayan istrinya itu. Hanya jeritan memilukan yang terdengar sepanjang malam, dan Yun Gi sangat bersemangat saat mendengarnya.

Seperti malam ini, Hyuna menatap takut-takut suara besi yang diseret sepanjang lorong mendekatinya.

Ia bisa melihat sepasang sepatu menghadapnya, dan saat mendongak, ia tidak bisa untuk tidak dibuat merinding melihat ekspresi suami tuannya yang menyeringai parah.

Yun Gi berucap lugu, "Aku tidak bisa tidur lagi, jadi kau harus menemaniku karena istriku sedang sakit, Hyuna."

Yun Gi menggunakan panggilan Hyuna, karena baginya topeng Mina sudah robek.

Tidak sempat menolak, dan yang terjadi selanjutnya jari tangan Hyuna remuk dihantam balok besi, teriakan bahkan air mata sudah tidak bisa mendeskripsikan rasa sakitnya.

Dalam tangisnya, Hyuna berujar gemetar, "Kau seperti iblis! Membunuh saudariku dan sekarang ingin membunuhku?"

"Aku hanya ingin membalasmu atas kematiannya." Lanjutnya.

Yun Gi menghentikan pukulannya, wajahnya berubah menjadi sangat amat datar. "Tidak seharunya istriku menanam bunga bangkai di rumahnya," ia meludah di depan Hyuna, menatap jijik pelayan itu, "Bahkan jika sekarang aku menjelaskan sekalipun, ini terlalu terlambat,"

Yun Gi mengayunkan kembali tongkatnya, membentur kepala Hyuna hingga terjungkal, darah segar merembes keluar dari pelipisnya, dan Yun Gi tahu jika perbuatannya ini tidak akan membuat Hyuna mati. Ia lantas berjongkok, "Kau tidak hanya meracuni istriku, jalang. Tapi meracuni putraku!" nada suaranya begitu dalam, semua amarah menyelimuti Yun Gi sejak istrinya berbaring tiga hari yang lalu.

Dalam diamnya, Hyuna kembali terisak bahkan ia tidak bisa mampu bangkit karena tangannya mati rasa, sungguh! ia tidak bermaksud menyakiti Zea.

Yun Gi hendak berdiri, tapi suara Hyuna menghentikannya, "Kalau begitu jelaskan Yang Mulia, jelaskan sampai aku paham, jelaskan sampai aku ingin mati karena penjelasanmu."

Raja Goryeo itu menyeringai, "Kau sangat percaya diri sekali untuk mati, eh?"

Dalam sepersekian detik, wajah Yun Gi berubah gelap, "Apa menurutmu aku akan menjatuhkan hukuman mati? Meski istriku sembuh lalu bersujud dan mencium kakiku sekalipun, aku tidak akan mengampunimu barang sedetik saja atau menjatuhimu hukuman mati, penjara seumur hidup dipenuhi penyesalan sampai mayatmu membusuk, itu akan jauh lebih baik."

Yun Gi mendesis, "Dengarkan aku dan berharaplah untuk mati setiap saat!"

Dan malam itu, Yun Gi benar-benar menceritakan semuanya tanpa terlewat.

Ia tidak membunuh siapa pun, justru Mina - saudara Hyuna itu yang jatuh dalam ranjaunya sendiri.

Hyuna sampai tidak bisa berkata-kata lagi setelah mendengar semua cerita dari Raja Goryeo itu meski dengan matanya yang bengkak tidak berniat untuk berhenti menangis, bahkan sampai Yun Gi menghilang dari hadapannya, hatinya lebih hancur dari sebelumnya.

WANG MIN Where stories live. Discover now