Chapter: 10

3.1K 278 4
                                    

Di ujung pasar sana, Zea belum pulang dari acara menjelajahnya bersama Mina. Bahkan matahari sebentar lagi terbenam.

"Perutku sangat penuh, aku rasa Nyonya Kyunie memiliki perut karet, bagaimana ia bisa terus makan setelah menghabiskan tiga mangkuk sup besar?"

Bahkan tas belanjaan berisi sayuran itu sudah berada di kakinya, Zea menyeretnya karena tidak sanggup berjalan karena lelah.

Mina mengambil tas itu, dan menggeleng pelan melihat kelakuan nona mudanya.

Salah siapa nona mudanya malah berpetualang di pasar bahkan ke pelosok desa untuk mencari istri-istri para petinggi?

Satu hal yang Zea katakan, "Peraturan kedua, kita harus pandai menjilat, lebih baik menggandeng mereka sebagai kawan dari pada bertindak melawan." Dan Zea melakukannya.

Wajahnya kacau dan kini malah duduk di tanah tanpa alas apapun, "Astagaa! Aku lelah~ suamiku pasti menungguku~"

Mina membuang nafas lelah melihatnya, ia sudah terbiasa menghadapi sifat baru nona mudanya yang ceroboh nan aktif ini. "Ayo Nona, naik ke punggungku!" Mina menyimpan tas di depan dengan punggung dipersilahkan untuk dinaiki.

"Minaa! Aku mau pulang~"

"Iya Nona, makanya cepat naik!" Zea menurut dan menaiki tubuh itu, meski sedikit kesusahan.

Di ujung jalan, Liu keluar dari acara menguntitnya. Dengan santai, ia memakan jagung bakar sesekali terkekeh ria saat melihat Zea yang hampir terjungkal di punggung Mina yang bahkan Mina lebih kecil.

"Mina, apa kau mempunyai dendam padaku? Aku hampir terpental ke tanah."

"Makannya Nona diam saja, tubuh Nona tidak ringan!"

Liu menggelengkan kepalanya gemas, "Astaga hahaha ! Bagaimana Yun Gi bisa memiliki istri selucu itu?"

●●●

Kali ini Yun Gi masuk ke dalam kamar tanpa Husok. Ia baru saja makan malam bersama Tae Min, lalu Liu datang dan mengatakan jika istrinya telah pulang.

Di depan kamar, Yun Gi berniat meminta Zea untuk menuntunnya masuk. Namun suara dengkuran halus menyapa pendengarannya. Jadi, ia hanya diam dan berjalan pelan, mendekat ke asal suara.

Beberapa kali lututnya sempat terbentur sesuatu, namun kali ini benturannya tidak sakit. Ia berjongkok, tangannya terulur dan menemukan sebuah kaki yang menyentuh ujung kakinya. Yun Gi menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis saat tangannya merasakan kaki sehalus sutra itu. Sepertinya istrinya baru selesai mandi dan langsung tertidur, terbukti dari kaki istrinya yang dingin.

Ia kembali berjalan ke samping kasur, merebahkan tubuh dan membuka hanboknya, menyisakan baju putih sebagai piyamanya.

"Suami?" sepertinya Zea terbangun, terbukti dengan ia merapatkan tubuh dan memeluk Yun Gi dari samping.

Suami Zea itu tidak bergerak, membiarkan Zea melakukan apa pun yang ia mau. "Apa yang kau lakukan di luaran sana seharian?"

"Heng~ aku hanya jalan-jalan dan bertemu beberapa orang," suaranya terdengar parau, sepertinya Zea berucap dengan mata tertutup, mencoba tidur lagi.

"Apa mereka temanmu?"

Zea menggeleng, "Mereka hanya beberapa orang munafik, lalu secara kebetulan aku menjilatnya."

Yun Gi menaikan alisnya, sedikit terkesima saat istrinya mempunyai nyali untuk berkata jujur. "Seharusnya kau meminta izin sebelum keluar dari kerajaan, seseorang bisa saja melukaimu." Ia menggeser tubuhnya untuk menyamping, meraih kepala si manis untuk diusap.

WANG MIN Where stories live. Discover now