Chapter: 42

3.3K 170 12
                                    

Matahari semakin naik, meski AC menyala tapi gadis bermarga Min itu masih mengibaskan tangan di depan wajahnya.

Pertemuannya beberapa menit yang lalu bersama Miyoung membuatnya naik darah, untung Sean menengahi dan memeluknya supaya tenang.

Pintu terbuka, ia turun dari mobil dan segera masuk ke kediaman.

"Apa selama ini aku terlalu lama di dalam ruangan sehingga merasa suhu di luar ruangan jauh lebih panas?" monolognya berjalan ke arah dapur, ia berniat membuat jus, hanya dia yang tahu takaran gulanya, jadi ia akan membuatnya sendiri.

Berkutat dengan peralatan dapur, sebuah tangan kekar tiba-tiba melilit pinggangnya.

Gadis itu awalnya kaget, tapi aroma mint yang keluar dari orang yang memeluknya membuatnya tersenyum simpul. Sebuah dagu bertumpu pada bahu Zea, sesekali mengecup telinga menyusuri hingga bahu.

"Kenapa tidak menyuruh maid saja, sayang?" suara suaminya terdengar lebih dalam dari biasanya, dan entah kenapa hal itu membuat Zea menjadi gugup.

Ia menuang jus buahnya, lantas menambah sedikit biji selasih, "Kamu mau?"

Yun Gi melepaskan pelukannya, disusul Zea yang memekik karena sang suami mengangkatnya keatas meja pantry, "Kamu saja yang minum, jangan tambahkan es terlalu banyak," intrupsinya dan Zea menurut.

Zea tidak banyak berbicara, ia lantas meminumnya hampir tandas, tidak memedulikan wajah suaminya dengan tatapan yang tidak terbaca.

"Apa rasanya segar?"

Zea mengangguk, "Sedikit masam, tapi aku suka."

"Bohong."

"Eh?"

Belum juga kembali bersuara, tapi mulutnya dibungkam dengan ciuman beringas, kali ini Yun Gi tidak berniat membiarkan istrinya lolos. Sebelah tangan besarnya menggenggam pipi si Manis, lantas sebelah tangannya meremas pinggang sensual.

"Suami, ini terlal—hmmp!"

Mendapatkan perlakuan tidak terkira, Zea hanya bisa meremas bahu Yun Gi sedikit keras, menyalurkan betapa dirinya terkejut. Perlakuan suaminya kali ini membuatnya sedikit gugup. Entahlah, mungkin karena pertama kalinya lagi mereka berciuman seintens ini.

Pupil mata Zea kembali membola saat penyatuan itu semakin menuntut, daging tidak bertulang milik suaminya mengeksplorasi mulut seolah tidak ada hari esok. Perlakuan ini sedikit agresif nan posesif, tapi Zea tahu jika itu hanyalah manifestasi dari kerinduan suaminya.

Rindu memiliki Zea seutuhnya.

Yun Gi memejamkan mata, paru-parunya seolah kantung besar yang dipenuhi gas, betapa ia menikmati ciumannya, menyesap bilah bibir Zea, atas, bawah, lantas menyesap bagian dalam begitu nikmat. Meski begitu, ia memastikan jika perlakuannya tidak menyakiti sang terkasih.

"Eummhh, hmmm .... "

Zea menutup matanya saat dirasa sudah nyaman. Sedangkan pemuda kolot berkepala tiga itu menaikan sebelah sudut bibirnya, pengalaman di masa Goryeo membuatnya paham bagaimana melakukan physical touch pada sang istri. Meskipun ini first kissnya di zaman sekarang, tapi rasanya ia seperti profesional yang sudah berpengalaman.

Merasa sang istri menikmati, ia semakin berani mempekerjakan tangannya agar tidak pengangguran, satu tangannya bergerak ke punggung si Manis memastikan jika kesayangannya tidak terhempas ke belakang, sedangkan satu tangan yang lain bergerak menjelajah ke area bahu kemudian turun ke bawah, tepat pada daging kenyal yang telah lama menantangnya. "EUMMM!"

Style Zea pagi ini tidak ribet, hanya bermodal kemeja dengan celana bahan berwarna krem, membuatnya terlihat lebih casual seperti remaja yang sedang magang.

WANG MIN Where stories live. Discover now