Chapter: 5

3.2K 297 7
                                    

"Suami ... apa tidurmu nyenyak?" tanyanya terdengar samar, kelopak mata dengan bulu lentik itu masih tertutup, meski matahari sudah naik ke permukaan tapi ia masih bergelung nyaman dalam selimut.

"Suami?" ujarnya lagi dengan suara parau, tangannya merambat acak menyentuh samping tikar.

Merasa tidak ada respon, mata cantiknya terbuka menampilkan netra hitam mengkilat yang tertimpa biasnya cahaya. "Dia sudah bangun?"

Gadis itu dengan cepat membersihkan diri di kamar mandi, lalu mengenakan pakaian yang sempat Mina siapkan sebelum pergi dari kediaman Kim. Dengan raut khawatir yang kentara, kini dirinya keluar rumah untuk mencari Yun Gi.

Raut khawatir itu di gantikan dengan kilatan ceria, menyaksikan suaminya berolahraga di bantu oleh pengawal setianya, wajahnya bagai riak air yang begitu tenang dan dalam, tidak terlalu menampilkan ekspresi berlebih.

"Suamiii! Selamat pagii!" sapa Zea begitu ceria. Ia melambai meski Yun Gi tidak bisa melihatnya.

"Ini sudah siang, Nona." Jawab Husok datar. Raut wajah Zea sudah seperti terong yang mengkerut terkena udara dingin, pengawal suaminya sangat tidak asik.

"Yakk! Yun Gi! Katanya kau sudah menikah? Kenapa tidak bilang, eh?!" samar-samar seseorang berjalan dari arah padang ilalang, ia berteriak lalu berkacak pinggang di hadapan suaminya. Wajahnya nampak manis, bola matanya terendam kelopak mata yang hanya memilik satu lipatan.

Zea mengamatinya sesaat, sebelum ia berlari dan menubrukkan diri pada orang itu.

"Akh!" orang itu memekik saat seseorang bergelayut memeluknya.

"LIUU BEIIIII! Aku tidak menyangka kau ada disini!"

"Aku merindukanmu!" ujarnya lagi begitu menggebu, ia masih bergelayut di pelukan orang itu. Sementara orang itu hanya bisa menampilkan wajah cengonya.

"Hah? Aku?"

"Tentu saja kamu! Sejak kapan kamu ada disini? Aku sendirian di dunia aneh ini huhu ... lalu menikahh! Ceritanya panjang sekali!" adunya memelas.

"Aku baru saja sampai ke sini, Nona."

Zea memiringkan kepalanya saat baru menyadari suara Li Bei nampak menawan dan maskulin. Dan ia baru sadar bahwa Liu Bei adalah seorang laki-laki! Rambutnya yang terurai panjang menipunya!

"Nona, lepaskan pelukan Anda, itu tidak sopan." Husok mengintrupsi.

Yun Gi yang mendengar penuturan Husok berdecih pelan, istrinya memeluk sahabatnya sendiri? Cih! Wanita manapun tidak bisa dipercaya! Tapi apa pedulinya? Itu bukan urusannya.

Zea mengerjapkan matanya pelan, ia kembali mematai pemuda manis ini. Di kehidupan selanjutnya, Liu Bei adalah sahabatnya dari China. Mereka bersahabat sejak memasuki sekolah menengah, maka tak ayal jika Zea begitu terkejut melihat Liu Bei juga ada disini. Ternyata di masa lalu maupun masa depan, semesta menakdirkan mereka untuk bertemu.

Zea melepaskan pelukannya begitu pelan seolah takut kehilangan, wajah antusiasnya hilang, ia kembali mendongak menatap mata sipit itu yang memancarkan kehangatan. "Kamu bukan Liu Bei ya? Maaf,"

Pemuda itu dengan cepat menggeleng, "Kau benar, namaku Liu Bei. Apa kamu istrinya si dingin itu?"

Pupil mata gadis itu membesar mendengarnya, sinar matahari membuat kedua bola matanya bersinar cerah. "Liu Bei? Serius namamu itu? Dari lahir?"

Yang bernama Liu Bei mengangguk dengan senyuman cerah, bahkan bola matanya tidak terlihat karena terhimpit pipi gembilnya.
Menurutnya, gadis di hadapannya ini begitu lucu nan manis, hingga tangannya tak sadar mengusap rambut Zea pelan. "Kau belum menjawab pertanyaanku manis, apa kau istri dari si wajah datar itu?" tunjuknya pada Yun Gi.

WANG MIN Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora