Chapter: 26

2.5K 197 1
                                    

Sudah seminggu semenjak pembantaian yang terjadi pada keluarga Kim, dan sejak saat itu pula Nyonya Hana diboyong ke istana.

Selaku raja, Jonwo mengerahkan semua orang kepercayaannya untuk mengetahui siapa dalang dari kejadian keji itu. Bagaimana tidak keji, jika semua barang berharga lenyap dengan nyawa Tuan Dasom juga ikut lenyap, kediaman itu terjadi dalam satu malam.

Namun, satu hal yang membuat semua orang meradang bertanya, kenapa satu pun pelayan tidak terluka bahkan disentuh pun tidak, oleh para penjahat tersebut.

Selama satu minggu ini pula, raja benar-benar menemani Sohyun. Mencurahkan semua perhatian, memberi pelukan dan pengertian jika semuanya pasti akan baik-baik saja.

"Aku akan selalu berada di sisimu, jadi jangan khawatir." Itulah yang selalu raja itu katakan.

Tanpa Jonwo sadari, perasaannya pada Sohyun telah berubah, bukan tentang memuaskan nafsu belaka, bukan tentang merusak wanita, tapi ia benar-benar menyukainya.

Para pelayan sudah mulai curiga dengan hubungan keduanya, tapi apa daya jika mereka dibungkam dengan kuasa?

Hari ini Sohyun mendatangi Nyonya Hana, entah kenapa ia merasa rindu pada ibunya.

"Eomma, tabib bilang jangan makan yang berlemak, kenapa masih saja memakannya dibelakangku?" Sohyun menatap ibunya jengah.

"Ini yang terakhir kali, sudah lama eomma tidak memakannya,"

"Kau mau, Nak?" ia menjulurkan sepotong daging.

Sohyun menggeleng lantas duduk di depan ibunya dengan wajah tidak bersahabat , "Eomma, bukannya si Bodoh itu benar-benar anak durhaka? Bagaimana dia tidak datang di pemakaman appa?"

"Bukan hanya dia sayang, tapi suaminya sama saja. Mereka benar-benar pasangan yang tidak tahu malu." Tambahnya sembari mengunyah.

Sebenarnya, nyonya Hana tidak terlalu bersedih atas kematian suaminya. Ia bersedih selarut ini karena penjahat itu mengambil semua hartanya.

Benar-benar tidak tahu diri memang!

Ia meneguk tehnya lalu bertanya, "Bagaimana dengan Tae Min, apa dia berhasil kau taklukkan?"

"Bagaimana aku bisa mengendalikan pangeran sialan itu, sementara dia tidak pernah terlihat di hadapanku beberapa hari ini."

"Dia pergi ke rumah kakaknya?" Sohyun mengedikkan bahunya seolah mengatakan 'tidak peduli'.

Pandangan Sohyun jatuh pada sepotong daging yang tersisa di mangkuk, begitu menggiurkan. Hendak memintanya, namun urung saat menangkap raut kesakitan ibunya.

"Eomma, kenapa? Sesuatu terasa sakit? Apa penyakit eomma kambuh?" ia mengernyitkan keningnya heran.

Suara sumpit jatuh terdengar nyaring, dengan Nyonya Hana ikut tergeletak memegang tenggorokannya.

Sohyun refleks mendekati sang ibu, ia dengan cepat berteriak menyuruh semua orang yang berada di sana memanggilkan tabib.

"Eomma, coba buka mulut eomma! Aku akan memeriksanya!"

Gadis bermarga Kim itu kehilangan akal, wajahnya sudah kacau dengan tangisan yang tiada henti.

"Sakit ... di—" Nyonya Hana seolah mencekik lehernya, sepertinya sesuatu hal membuat lehernya terasa terbakar hingga ia tidak bisa menahannya.

"EOMMA! BERTAHANLAH, AKU MOHON!"

Suara pintu terbuka keras mengalihkan atensi Sohyun, tangisannya semakin menjadi-jadi saat melihat Jonwo mendekat.

WANG MIN Where stories live. Discover now