Chapter: 37

1.9K 167 17
                                    

Seok Hyeong sedikit kaget saat Yun Gi tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu, memang sudah menjadi kebiasaan jika Raja Goryeo itu akan memanggilnya untuk sekedar datang ke kamarnya.

Yun Gi memanggil Seok Hyeong datang, untuk sekedar membantunya membersihkan tubuh Zea sesekali waktu.

Kadang, Seok Hyeong bergantian dengan Shim. Tapi kali ini, Shim di suruh Yun Gi ke Baekje bersama pengawal lain untuk mengambil beberapa ramuan.

Yun Gi tidak bisa membersihkan tubuh istrinya setiap waktu, terlalu munafik jika hasrat itu tidak ada, apalagi tubuh istrinya bersinar dari waktu ke waktu masa kehamilannya, dirinya bukan laki-laki impoten.

"Seok Hyeong, kenapa semalam kau tidak datang ke kamarku?"

Seok Hyeong tidak menjawab, ia melepas pagutan payudara dari mulut bayi manisnya perlahan, hingga bayi itu tertidur kembali. Mantan ratu itu perlahan berdiri dan memutar tubuhnya mendekat pada Yun Gi.

"Maaf, semalam Hee So sangat rewel,"

"Bisakah kau jaga dia sebentar saja? Aku akan membersihkan Zea sekarang."

Yun Gi tidak menjawab sedikitpun, bahkan berekspresi saja tidak. Melihat itu, Seok Hyeong hendak berbicara lagi tapi urung saat Yun Gi berjalan mendekati putrinya.

Selepas kepergian Seok Hyeong, Raja Goryeo itu hanya berdiri menatap bayi yang sudah berusia tiga bulan.

Namanya Kim Hee So. Putri dari Seok Hyeong dan pamannya.

Yun Gi hendak menyentuh pipi Hee So, tapi tangannya hanya menggantung di udara. Lantas air mata pelan-pelan mulai membasahi pipi pucatnya, ia sempat berfikir apakah nanti istrinya akan tetap ada setelah melahirkan putranya?

●●●

Seok Hyeong baru saja membersihkan tubuh Zea. Meski begitu pucat, wajah Ratu Goryeo itu begitu bersinar, apalagi dengan perut buncitnya membuat Zea berkali-kali lipat lebih seksi.

Pantas saja Yun Gi menyuruhnya membersihkan tubuh Zea, dirinya saja sebagai wanita begitu kagum dengan tubuh istri mantan tunangannya ini.

Bening dan bersih, hanya saja beberapa bagian tubuhnya penuh luka akibat sayatan alat kedokteran dan ratusan akupuntur.

"Sudah?" itu Soo Ho yang baru datang bersama Chao.

"Ya, sudah. Pagi ini kalian akan menjemur Zea lagi?" Soo Ho mengangguk, sedangkan Chao  memeriksa Zea.

Chao, tabib berkepala lima yang Liu kirim ke Goryeo. Sedangkan Liu sendiri dengan berat hati harus pulang ke negara Wa, karena tuntutan statusnya sebagai raja.

"Baiklah, aku akan panggilkan Yun Gi." Jelas Seok Hyeong.

Chao juga ikut pergi, ia akan membuat beberapa ramuan untuk dilakukan akupuntur pada Zea.

Soo Ho, pemuda itu duduk di samping Zea dengan pandangan menengadah, lalu pandangannya turun dan sialnya air mata yang ia bendung kembali berjatuhan.

Pemuda itu tersenyum miris, lantas menatap wajah Zea begitu perih, Soo Ho mulai berbicara sendiri. "Yak, sampai kapan kau akan seperti ini?"

Nada suaranya sedikit gemetar, "Kau tahu, tidak ada yang mengajakku berdebat lagi,"

"Aku seperti kehilangan saudara. Jika boleh  jujur, aku sudah menganggapmu seperti saudariku sendiri, aku menyayangimu, Zea. Dan aku begitu semangat untuk menjadi seorang paman jika bayimu lahir." Air mata itu kembali lolos tanpa diminta.

WANG MIN حيث تعيش القصص. اكتشف الآن