Chapter: 35

2K 165 13
                                    

Mata setajam elang itu terbuka saat matahari mulai menusuknya, ia menggeliat saat dirasa malam ini tidurnya cukup.

Berawal dari keinginannya untuk ditemani tunangannya makan malam di kamar, hingga Tae Min kehilangan kendali, bukannya makan malam tapi hampir memakan sang tunangan. "Pangeran, berhentih!" Mina bergerak gelisah dalam posisi telentang.

Ia menahan mati-matian desahan yang keluar dari mulutnya saat Tae Min mulai memainkan kedua dadanya, astaga! Sejak kapan tangan pangeran muda itu sudah masuk kedalam pakaiannya?!

Tae Min tidak bergeming, ia masih sibuk dengan leher kekasihnya. Mencumbunya, juga memberi beberapa tanda di sana. "Taeh berhe— ah! Ini diluar batas!" Mina berontak saat Tae Min hampir membuka atasannya.

Ingatan itu begitu jelas, dan Tae Min merutuki kebodohannya, karena setelah itu dirinya malah merajuk dan tidur lebih dulu.

Pemuda bertitel pangeran itu bangkit untuk membersihkan diri, ia begitu semangat untuk kembali menggoda Mina yang tiga hari ini akan menjadi istrinya.

Begitu selesai berpakaian, samar-samar ia mendengar derap kaki pasukan yang melewati kamarnya, tidak lama disusul oleh teriakan para pelayan yang histeris.

Tidak menunggu waktu lama, Tae Min berlari memeriksa yang terjadi.

Matanya membelalak sempurna setelah mengetahui apa yang terjadi "TABIB! PANGGILKAN TABIB!"

.
.
.

Sementara itu, Yun Gi mulai merasa sakit pada seluruh tubuhnya, tusukan pelaku itu tidak main-main, seolah hal ini telah direncanakan dari dulu.

Pelaku itu mulai menyerangnya lagi, dan Yun Gi berhasil menghindar, beberapa kali menangkis pukulan.

Ruangan itu kini sudah tidak terbentuk, semuanya pecah akibat layangan pedang yang sempat Yun Gi raih, sedangkan si Pelaku begitu lihai menghindar sambil menyeringai seolah menikmati permainan.

"Sialan, padahal sudah kuberi racun tapi masih kuat juga." Desis pelaku itu.

Si Pelaku tahu, Yun Gi adalah singa di medan perang, ia tidak akan lumpuh hanya dengan satu kali tusukan saja, maka ia memberinya racun terlebih dahulu.

Yun Gi mengerang, ia sedikit terpeleset saat menginjak darahnya sendiri, "Kau memberiku racun? Di belati sialanmu itu?!"

Pelaku itu mendekat dengan belati mengarah kehadapan Yun Gi, "Menaruh racun pada belatiku hanya akan menjadi senjata makan tuan. Apa menurutmu aku bodoh?" ia menyeringai.

"Sebelum menembak jendral, tentu aku menembak kudanya terlebih dahulu,"

"Hidupmu akan berakhir seperti kau mengakhiri hidup saudariku!"

Rasa perih itu menjalar kedalam tulang belakangnya, sial sekali semalam dirinya menyuruh Husok untuk pergi, jadi sekarang tidak ada orang yang membantunya.

Yun Gi dapat melihat tatapan gelap si Pelaku, didalamnya dipenuhi luka dan dendam, dan sebenarnya Yun Gi tahu alasan kenapa pelaku itu bisa melakukan ini, "Kau salah orang, bukan aku yang melakukan semua itu. Aku tidak membunuh tanpa alasan—"

"KAU MERACUNINYA BAJINGAN!"

"Apa maksudmu? Bahkan Husok selalu menjadi saksi atas apa yang aku perbuat. Aku tidak pernah meracuni orang dengan cara menusuknya dengan belati yang dilumuri racun!" alibi Yun Gi.

Sebenarnya, Yun Gi hanya menjebak pelaku itu untuk memberi tahu letak racunnya.

Pelaku itu menaikan alisnya, alasan Yang Mulia Raja Goryeo itu terlalu payah! Tapi  tunggu! Kenapa racun itu lama sekali bereaksi? Pikirnya. "Sudah kubilang aku memang tidak menaruh racunnya pada belatiku,"

WANG MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang