Chapter: 41

1.8K 140 7
                                    

Kedua alis Zea naik, tapi setelahnya layu, "Maksudmu?!"

"Tentu saja aku jatuh cinta padamu sayang, aku jatuh cinta pada lukisan yang nyatanya aku lukis sendiri setelah kamu meninggal dunia saat melahirkan putra kita." Jawabnya penuh perhatian.

Lukisan aslinya mungkin dilindungi oleh pemerintah, sedangkan yang di tempat adalah imitasi.

Zea bungkam, setiap mengingat tentang Goryeo, hatinya begitu sakit. Kini Yun Gi bergeser dengan tangannya membingkai wajah si Manis, "Di kehidupan sebelumnya maupun di kehidupan sekarang, kamu adalah cinta pertamaku."

Pemuda yang hampir berkepala empat itu merendahkan tubuhnya, membubuhi kembali wajah istrinya dengan kecupan ringan.

"Tapi suami, bagaimana dengan Goryeo? Siapa yang menggantikanmu?"

"Tidak ada, meski kekuasaan tertinggi berada di tangan Tae Min, tapi dia tidak ingin naik tahta. Kekuasaan menjadi kosong setelah kepergianku. Dan—" Yun Gi menjeda ucapannya.

"Setelah aku membaca buku sejarah, ternyata Soo Ho yang menjadi raja, ia menjadi raja dengan menyatukan tiga wilayah goryeo dan membentuk Silla."

"Dia melakukan kudeta?"

Yun Gi menggeleng, "Dia pemimpin Baekje, sayang. Di dalam buku sejarah mungkin ditulis Baekje itu sebuah kerajaan pemberontak, tapi nyatanya Baekje berada dibawah kekuasaan Goryeo,"

"Justru pemimpin Baekje yaitu Soo Ho yang menjadi raja setelahku, dia memimpin demi menyatukan tiga wilayah besar."

Zea tersenyum simpul, "Soo Ho tumbuh dengan baik."

Yun Gi mencuri satu kecupan di bibir si manis, lantas mengusap rambut Zea, "Dia justru seperti itu karena dia tidak baik-baik saja sayang,"

"Sejarah ditulis oleh pemenang, dan Soo Ho adalah pemenangnya. Tapi justru yang ia tulis malah sebaliknya dengan fakta, seolah-olah dirinya yang jahat telah merebut kekuasaan,"

"Jika aku jabarkan, dia membenci dirinya sendiri."

"Hah?"

Yun Gi menghela nafas pelan, "Dia seperti membenci dirinya sendiri, karena tidak bisa menyelamatkan dua orang yang ia sayangi. Dia kesepian di tengah kekuasaan hampanya,"

"Setelah kehilangan kita, dia kesakitan layaknya Tae Min, sayang. Tapi dia tidak berisik," ia menambahkan, "Dia juga tidak menjadi pengecut sepertiku."

Zea menggeleng, "Jangan mengatakan seperti itu. Aku yakin jika Soo Ho berada di posisimu, ia akan melakukan hal yang sama juga."

Bibir bawahnya gemetar, "Apa boleh aku memeluk tubuh Soo Ho yang sekarang? Di Goreyeo dia pasti melewati banyak hal tanpa kita. Terkahir kali, ia menangis saat menceritakan ibunya, pada dasarnya ia adalah orang berhati lembut." Matanya berkilauan seolah riak air tertimpa cahaya.

"Ya, tentu sayang."

Yun Gi mengusak hidungnya di pipi si Manis, ia terlalu gemas, "Tapi kalo kamu sudah mengobrol dengan dia, aku selalu diabaikan, aku tidak suka."

Zea tergelak dengan ucapan suaminya, meski sebenarnya fakta. Entah kenapa saat mengobrol dengan Soo Ho, ia selalu senang dan lupa sekitar. Di samping otak mereka sama gilanya, sefrekuensi, mungkin karena usia mereka sama.

Melihat suaminya yang cemberut, Zea tentu  menggenggam wajahnya, tatapannya jatuh pada ranum tipis milik Yun Gi, lantas menyesapnya begitu pelan nan lembut.

Yun Gi tentu menerimanya dengan senang hati. Rasanya masih sama, dan Zea begitu terbuai saat Yun Gi yang kini memimpin.

Tangannya beralih meremas bahu Yun Gi, kepala mereka bergeser ke kanan ke kiri mencari kenikmatan. Meski sebenarnya Zea sudah sangat nikmat dengan posisi apapun atau diperlakukan sefrontal apapun, asalkan suaminya yang melakukannya.

WANG MIN Where stories live. Discover now