Chapter: 8

3K 278 11
                                    

"Kau ini bagaimana sih? Jelaskan dulu kenapa hal biasa saat si Nenek lampir itu mencium suamiku?!"

Mengesampingkan egonya, Husok ikut duduk di samping Zea, ia juga ikut menatap ke arah lembah, tepat pada tuannya. "Saya tidak tahu boleh memberitahu Anda atau tidak, tapi saya rasa saat ini adalah hal yang tepat. Ratu Seok Hyeong adalah mantan tunangan Tuan Yun Gi."

Jantung Zea berdegup kencang, ia menaruh semua atensinya pada Husok.

"Awalnya mereka hanya dijodohkan. Namun, sepertinya Ratu Seok Hyeong mencintai Tuan Muda Yun Gi, apalagi saat Tuan menjadi Pangeran Mahkota. Tapi— "ia menjeda ucapannya untuk menghela nafas.

"Tuan menerima perintah untuk berperang ke negeri Yunan. Namun saat pulang, ia mengalami kebutaan hingga Nona Seok Hyeong memutuskan perjodohan itu sepihak di saat Tuan mulai membuka hatinya."

Zea mengeraskan rahangnya, "Sialan sekali wanita picik itu! Tidak memiliki hati nurani!"

Untuk pertama kalinya Husok setuju dengan Zea, ia lantas melanjutkan ceritanya, "Lalu setelah pulang perang, Raja Jonwo naik tahta. Tuan diusir dari kerajaan karena difitnah telah meracuni tawanan perang dan bertanggung jawab atas semua keracunan."

Husok tertohok melihat Zea meneteskan air mata, matanya berkilau sedih dengan bibir bergetar.

"Nona—"

"Kasihan sekali suamiku, dia pasti menanggung beban yang berat." lirihnya menatap Yun Gi dari kejauhan.

Daun pohon pucuk merah terlempar angin, beberapa dari daun itu menyentuh badan si manis seolah menenangkannya. Hening untuk beberapa saat, pengawal setia itu sedikit heran saat nona mudanya hanya diam.

"Husok?"

"Ya, Nona?"

"Kau bilang suamiku pernah menjadi Putra Mahkota 'kan?" Husok mengangguk.

"Lalu, apa ada cara supaya suamiku bisa menjadi raja?"

Pengawal setia Yun Gi itu menukikkan alisnya tajam, pemikiran negatif seolah menenggelamkan pikirannya. "Anda ingin Tuan menjadi raja?"

"Kontrol ekspresi wajahmu itu, astaga! Aku bukan wanita rakus harta dan jabatan, aku hanya bertanya, apa bisa?"

"Tuan buta, tidak ada kemungkinan jika dia bisa menjadi raja." Zea mengangguk-anggukan kepalanya seolah mengerti.

"Jika penglihatannya sembuh?"

"Kalau itu, tidak menutup kemungkinan Tuan Yun Gi akan melakukan kudeta," jawab Husok seadanya.

Seolah mendapat pencerahan, otak gadis Min itu kini bersinar terang seperti lampu pijar di hari pertama pemakaian.

Kudeta?

Ia tidak bodoh untuk tidak mengerti apa artinya.

Kudeta bagaikan pisau bedah yang harus ditancapkan ke jantung pasien dalam waktu yang tepat dan tidak boleh meleset. Berlaku asas totalitas, dalam artian semua orang harus terlibat dan mendukungnya, tentu dalam hal itu rakyat, militer dan pejabat.

Tiba-tiba Zea ber-smirk, "Aku harus pandai melakukan operasi jantung ternyata."

"Anda mengatakan sesuatu, Nona?"

Gadis bermarga Min itu dengan polos menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, ia juga menyeka pipinya yang sempat basah.

Meski ragu, akhirnya Husok melontarkan pertanyaannya."Nona Muda, mengenai ucapan Anda tadi, apa maksudnya? Bisa Anda jelaskan?"

"Mengenai yang mana?"

"Pemasungan di ruang bawah tanah, Nona." Jawab Husok mencoba sabar seperti biasa.

WANG MIN Where stories live. Discover now