•6•

62 11 0
                                    

Jari-jemari Chan memegang kedua pundak Seungmin dari belakang "Dasar lemah." Ujar Chan sarkas.

Seungmin melepaskan tangan chan lalu bergerak merapikan daun bawang yang berserakan di tanah. Karena membungkuk, Chan yang kesal langsung menarik Seungmin kembali untuk berdiri tegak.

Tidak di gubris oleh lelaki yang lebih muda. Dia tetap ingin mengambil. Di tahan tangan Seungmin dan di dorong pelan tubuhnya kebelakang. Chan mengumpulkan dengan kesal.

Memberikan sekeranjang penuh itu ke badan Seungmin. Lalu Chan menatap penuh kesal padanya.

"Chan. Seungmin. Kita istirahat dulu." Panggil Paman Kim atau Ayah Seungmin.

Ketiganya beristirahat, duduk di atas bentangan alas karpet kecil. Sambil mengemil gimbab yang di bawa Seungmin. Dengan telaten Seungmin menuangkan minum dan meletakkan di depan dua lelaki terpaut umur yang jauh itu.

"Chan jadi kamu lulusan manajemen ?" Tanya Paman Kim.

"Iya paman."

"Begitu. Apa ingin ngelanjut studi lagi setelah ini ?"

Chan menunduk "Masih di pikirkan. Kalau bisa, saya tetap disini bantu-bantu kakek. Kalau bisa. . . " setelahnya ia mengunyah gimbab.

Seungmin merasakan kesedihan dari jawaban si lelaki lebih tua itu. Menatapnya penuh kasihan.

Setelah beristirahat, Paman Kim pamit untuk melanjutkan membawa hasil panen ke pasar. Tinggalah kedua lelaki muda yang masih diam-diaman duduk menatap arah kebun.

"Aku/Aku."

"Minta maaf/Minta maaf !!" Seru keduanya bersamaan.

Seungmin terkekeh menampilkan senyum menambahkan wajah indahnya. Tak terhirau dari Chan, ia terpesona. Matanya membola kaget lalu berubah lembut dan ikut tersenyum.

"Mungkin aku bakalan di paksa pulang dan melanjutkan perusahaan ayah. Aku benar-benar gak ingin terlibat dengan perusahaan kotor itu." Chan membuka suara dan menjelaskan.

Walaupun sedikit terkejut atas ungkapan dari Chan. Seungmin tetap menyimak.

"Orang tuaku udah cerai dua tahun yang lalu. Aku baru tau bulan kemarin dan setelah seminggu ketahuan, ibu memutuskan menikah lagi." Chan tersenyum miris.

"Gak tau mau nyalahin siapa. Mereka berdua sedikitpun gak berniat untuk ngejelasin. Apa aku salah kalo punya dendam ke meraka ?"

"Setiap hari aku di teror sama ayah untuk pulang. Di paksa bahkan di ancam. Aku kesal, jika ayah berani ganggu orang-orangku. Mungkin aku bakal berontak dan bisa balik mengancam."

"Tapi kalau gak ada cara lain. Terpaksa aku harus pulang dan jadi boneka ayah." Chan menoleh melihat Seungmin di samping.

"Pasti ada cara lain. Aku percaya." Ucap Seungmin sepenuh hati menatap dalam manik kelam Chan.

Chan menggeleng dan bangkit dari duduk "Aku antar pulang."

Seungmin mengangguk.

Chan mengambil alih keranjang Seungmin. Memegang erat keranjang indah milik si lelaki yang indah juga. Keranjang yang selalu di penuhi bunga-bunga dan berbagai buah beri.

Dirinya baru mengetahui setelah melihat langsung. Setiap langkah Seungmin, selalu berhenti dan memetik bunga. Juga buah-buah beri yang tumbuh liar di jalan lintas.

 Juga buah-buah beri yang tumbuh liar di jalan lintas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
belle àmeWhere stories live. Discover now