•8•

53 11 1
                                    

Seungmin akhirnya sadar setelah satu jam pingsan. Membuat Chan panik lalu membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pasokan oksigen.

"Seungmin. Kamu buat aku jantungan." Chan mengecup tangan Seungmin. Mengucapkan rasa syukur berkali-kali.

"Maaf hyung. Buat kamu khawatir." Seungmin mengelus pipi Chan.

Dokter datang bersama perawat memeriksa keadaan Seungmin. Bertanya sudah berapa lama asma yang di-idapnya. Dokter menyarankan untuk di rawat agar mendapatkan pemeriksaan lebih. Ia menolaknya dan meminta resep obat saja dan meminta inhaler juga sebagai stock.

Chan merasa tidak berguna, andai saja mempunyai banyak uang. Ia pasti akan memberikan perawatan terbaik untuk sang kekasih.

Selang oksigen di hidung Seungmin di lepas juga infus. Membantunya bangkit dari posisi tidur dan turun dari tempat tidur IGD.

Seungmin berjalan dengan perlindungan lengan di pinggangnya. Chan sedikitpun tidak melepaskan lengannya dari pinggang kecil Seungmin. Berjalan menuju administrasi lalu ke apotik mengambil obat.

Setelah selesai keluar dari rumah sakit. Chan menjalankan mobil dengan tenang. Tidak ingin membuat orang tersayangnya semakin sakit.

Tangan Chan tidak dilepaskan dari genggaman Seungmin. Matanya memang di pejamkan tapi tangannya bermain-main di jari milik Chan.

Hari sudah gelap, lampu-lampu jalan sudah menerangi perjalanan pulang mereka.

"Habis nyatain cinta terus pingsan. Siapa ya . . .? Chan mengganggu Seungmin.

"Gak tau siapa." Seungmin malu bersembunyi di balik genggaman tangan mereka.

Chan tertawa renyah. "Imutnya. Pacar siapa sih. ?"

"Hemm. . .  Siapa ya ?"

"Seungmin . . ."

"Hahaha . . . Pacar Chan hyung dong."

Chan mengigit bibirnya karena gemas pada pacar kecilnya. Tidak salah langsung mengungkapkan perasaan. Walaupun diawal sempat ada penolakan dan berakhir bahagia.

Seungmin tertidur di kursi penumpang. Terlihat sangat memukau. Berkali-kali Chan harus meyakinkan kalau lelaki di sebelahnya ini adalah pacarnya. Seperti mimpi, setelah kenal hampir dua bulanan berteman dan jadi pacar.

Senyum menampilkan lesung pipi Chan sangat jelas kala melihat tangannya masih di genggam Seungmin. Ahh. . . Nyamannya.

Mobil mulai memasuki perkarangan rumah kediaman Kim. Berhenti tepat di depan rumah, Chan ragu untuk membangunkan si manis. Ingin sekali Chan membawanya tinggal bersama. Apalah daya, hidup dia saja masih di tanggung kakek.

Perlahan tangan Chan di tarik. Otomatis Seungmin langsung terbangun. "Maaf buat kamu terbangun, sayang."

Seungmin tersenyum lembut mendengar panggilan yang keluar dari mulut kekasihnya.

"Gak apa, hyung."

"Ayo aku bantu kamu keluar." Chan bergegas keluar dari mobil. Memutari hingga sampai di depan pintu Seungmin. Membukakan sabuk pengaman dan keduanya saling menatap.

Semakin dalam tatapan hingga menimbulkan debaran di dada. Jarak keduanya semakin menipis. Chan mencuri start dan langsung mencium Seungmin.

Di dalam ciuman, Seungmin terkekeh. Lalu mengalungkan lengan di leher Chan. Berciuman semakin intens dan dalam. Mengeluarkan segala perasaan lewat ciuman.

Benda lunak tidak bertulang menembus ke dalam mulut Seungmin. Di balas saling bertaut dan mengecap.

Chan memeluk pinggang Seungmin. Tubuh keduanya semakin rapat. Udara di sekitar terasa hangat. Chan perlahan menarik wajah. Tampak Chan dan Seungmin menghirup udara dengan rakus. Menggunakan ibu jari menghapus bekas saliva di bibir Seungmin.

belle àmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang