•14•

50 13 1
                                    

Di kamar • • •

Seungmin membuka kelopak matanya. Masih buram dan kepala terasa sangat sakit juga dadanya nyeri. Perlahan memfokuskan kembali penglihatan.

"Seungmin !?" Panggil Jisung sambil tersenyum senang. Kala melihat si sahabat sadar. Membuat dua orang ikut menghampiri.

"Jisung, tolong bawa mereka keluar. Aku ingin istirahat." Lalu Seungmin membalik badan ke arah sebaliknya.

Jisung nyengir melihat kelakuan sahabatnya ini. "Seperti yang dibilang Seungmin. Silahkan kalian keluar." Sambil menunjuk pintu keluar dari kamar.

"Apa gitu caramu berterima kasih !!" Dan Chan berlalu keluar.

Perkataan Chan membuat Seungmin sontak kaget. Lalu memejamkan mata tidak disangka air mata mengalir deras.

Chan menutup kuat pintu mobil. Minho masih berbicara pada teman Seungmin. Sambil Memijat dahi, Chan tampak tenggelam dengan pikiran.

Sesaat tadi, ada bayangan ingatan terlintas. "Aku. . . Pernah pukul Seungmin ? Kenapa aku bisa memukulnya ?" Ya itu bayangan saat Chan bertemu Seungmin di pantai dulu.

Bahkan melihat Seungmin pingsan, Chan serasa dejavu. Pernah mengalami tapi tidak ingat kapan.

"Kenapa aku bisa lupa !!" Geram Chan sambil mengacak-acak rambut.

Minho di samping hanya mengamati dan mulai menjalankan mobil. Chan tampak kebingungan menyender di kaca mobil.

"Hyung, jangan memaksakam apa yang tidak di inginkan. Itu namanya jahat." Ucap Minho menatap lurus jalan.

Chan meluruskan badan dan menatap tajam Minho. "Apa yang kamu ketahui ? Ceritakan !"

"A-aku gak tau, hyung."

Chan mengangguk pelan dan merubah pandangan keluar jendela.

"Kamu sebenarnya di pihak mana, Minho ? Aku ? Atau ayah ?" Tanya Chan tidak merubah pandangan. "Apa salah kalau ingin memaksakan ingatanku kembali ? Apa salah kalau ingin orang yang ku cintai kembali ? Mungkin aja perasaan Seungmin telah berubah. Tapi tidak denganku. Aku akan terus berusaha mengembalikan seperti semula."

"Jika kamu berpihak dengan ayah. Pulanglah ke Seoul sekarang dan tinggalkan surat resign di atas mejaku. Aku tidak butuh orang yang memikirkan keuntungan daripada persahabatan."

"Aku benci orang yang berbohong." Jelas Chan penuh penekanan.

Mobil masuk ke dalam perkarangan rumah. Chan keluar dari mobil.

"Aku selalu berpihak padamu." ucapan Minho menghentikan langkah Chan.

"Kondisi Seungmin semakin parah. Asmanya semakin tidak terkendalikan begitu juga dengan penyumbatan di jantung. Seungmin menolak untuk di lakukan operasi, karena ia sudah menyerah dan memasrahkan diri."

"Jangan membawa-bawa kondisi Seungmin !!" Sarkas Chan

"Apa hyung ingat !! Kalian putus akibat hyung ingin mencari kejayaan. Kamu menjanjikan pada Seungmin setelah mendapatkan kerjaan, lelaki lemah itu akan mendapatkan pengobatan terbaik dan tidak perlu bekerja."

"Tapi Seungmin tidak menginginkan itu. Karena dia hanya ingin hyung selalu berada di sisinya." Minho membuncahkan segala emosi.

"Kamu tau darimana ? Sehebat itu informasi yang kamu dapat, Minho ? Tapi memilih diam !!?" Chan yang geram langsung menarik kerah Minho.

"Seungmin gak akan bertahan sampai akhir tahun ini." Ucap Minho menatap Chan sedih.

Chan melepaskan tarikan kerah Minho. Berjalan mundur dan mengacak-acak rambut frustasi. Ia menangis kala tidak perdayaannya.

belle àmeWhere stories live. Discover now