~•°🌷•°.•28•.°•🌷°•~

79 18 4
                                    

Chan termenung di meja perusahaan. Badannya lemas dengan mata membengkak. Di hadapan terdapat ada ponsel milik Seungmin tertinggal di rumah. Sudah tiga hari Seungmin tidak pulang. Rasa bersalah terus menghantui Chan. Rindu juga membuncah hati.

Menggaruk kepala kasar, Chan kesal setengah mati. Hati terasa hampa dan rumah terasa sepi akibat tidak ada kehadiran Seungmin.

"Hyung benar-benar gila !!?" Jisung datang mendobrak pintu. Minho berlari lalu menahan pintu untuk menjaga Jisung tidak terluka.

Chan menatap datar dua orang tersebut.

"Itu anakmu hyung !! Kenapa kamu kejam sama mereka. Seungmin menahan segala sakit dari hamil yang semakin tua. Tapi hyung malah menyuruhnya apa !!? Mengeluarkan bayi itu !!? Gila hyung ini." Jisung bergeleng tidak habis pikir.

Chan menatap perut Jisung yang membesar. Kaki Jisung juga membengkak dan keringat yang selalu keluar walaupun hanya berkegiatan ringan.

"Lihat kamu sekarang. Apa kamu tidak tersiksa ? Minho !! Kamu gak kasian sama Jisungmu ?" Protes Chan.

"Hyung-" Minho ingin bicara tapi di potong Jisung.

Jisung menggeleng "Minho hyung tidak sepertimu. Yang tidak berperasaan !! Gak punya hati !!"

Chan memukul keras meja dan bangkit. "Aku tidak berperasaan !!? Hatiku sakit melihat Seungmin harus tersiksa lagi, Jisung. Dia sudah menderita selama bertahun-tahun karena penyakit asma dan jantung !! Sekarang dia harus menahan sakit di perutnya !!? Aku sayang padanya !! Aku gak mau lihat dia menderita lagi."

"Kalau memang hyung gak ingin melihat Seungmin tersiksa!! Kasih dia perhatian !! beri dia kasih sayang dan cintai anak yang susah payah di kandungnya, Hyung."

"Seungmin tidak menderita, melainkan ia menyayangi anak hasil buah cinta kalian. Ia sama sekali tidak mengeluhkan rasa sakit itu. Karena ia ingin melahirkan anakmu dengan normal dan sehat."

"Hyung, aku peringatkamu sekali lagi. Anggap anak yang di kandung Seungmin. Itu membuat keadaan menjadi baik. Bahkan sedikit perhatian darimu akan buat Seungmin merasa bahagia dan melupakan rasa sakitnya." Jisung memperingatkan Chan untuk lebih membuka mata.

"Ingat Hyung !! Kehamilan bukan penyakit. Kalau hyung berguna sebagai suami untuk Seungmin." Ucapan menohok dari Jisung berhasil membuat Chan terdiam kaku.

"Hannie . . . Sudah cukup marah-marahnya ya. Perutmu bisa tegang lagi. Kasian anak kita di dalam perutmu." Minho khawatir dan mengelus perut Jisung.

Adengan itu, membuat Chan menghilangkan kerutan di dahi. Minho yang bersifat dingin, berubah sangat lembut pada Jisung. Chan jadi berpikir, apa pernah ia melakukan hal seperti itu pada Seungmin.

Minho dan Jisung saling memberi perhatian. Terlihat Minho terus mengelus dan mengecup perut Jisung bahkan mengecup pipi Jisung juga.

Mata Chan kembali berkaca-kaca "Aku harus minta maaf." Gumamnya dan berlari keluar. Mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

Sesampai di depan rumah Ayah Seungmin. Chan tidak ragu lagi. Langsung masuk dan mencari keberadaan Seungmin tidak menghiraukan mertua yang berada di depan televisi.

Membuka kamar tidur Seungmin. Tampak Seungmin lagi duduk diatas ranjang sedang bercerita sambil mengelus perutnya.

Air mata Chan menetes "Seungmin . . ."

Seungmin mengalihkan pandangan melihat lelaki di ambang pintu. Kembali menyibukkan diri tanpa mempedulikan si lelaki.

Chan mendekati dan berlutut "Maafkan hyung, Seungmin. Maafkan hyung, Sayang . . ." Berkali-kali Chan mengucapkan kata itu sambil menangis.

belle àmeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt