•7•

64 12 0
                                    

Pagi ini Chan sudah bangun lebih awal. Bersiap-siap untuk memanen jeruk di kebun. Kali ini Chan berbeda, karena ia sudah punya teman baru membuatnya lebih bersemangat. Kalau bisa, dirinya ingin setiap hari panen jeruk. Agar Chan bisa melihat pemandangan indah. Yaitu Seungmin, si alasan penyemangat Chan.

Kakinya berloncat-loncat di setiap turun anak tangga. Tidak lupa sambil bersenandung.

Si kakek yang sedang mengganti air di vas bunga, terheran melihat tingkah cucunya. Senyum, berloncat-loncat bahkan bersenandung. 'Seperti bukan Chan, apa dia kerasukan ?' Pikir kakek.

"Kakek. Chan pergi duluan ya." Pamitnya sambil melambaikan tangan.

Kakek yang terheran ikut balas melambaikan tangan.

Chan belok berlawanan dari arah kebun. Berlari-lari kecil sampai melihat si pemuda berkeranjang bunga keluar dari rumah.

Seungmin melihat kedatangan Chan langsung melambai-lambaikan tangan sambil tersenyum.

Wah . . . Chan merasa pagi ini sangat cerah. Di tambah diberikan senyuman dari pria yang di sukai.

Masih menjaga perilaku agar tidak terlihat terlalu menyukai. Chan melambai malas dengan ekspresi datar.

Seungmin datang menghampiri lalu keduanya berjalan sampingan. berbagi cerita sambil mengenal diri masing-masing. Seungmin menangkap dari cerita Chan, ia sedang sakit hati pada orang tuanya. Sulit memaafkan. Sedikit demi sedikit Chan berusaha ikhlas.

Walaupun mereka dekat, Chan merasa belum terlalu mengenal Seungmin. Ya, belum kenal sampai perasaan apa yang dirasakan saat mereka bersama.

Setiap saling menatap, Seungmin akan segera memalingkan wajah. Perilaku Chan kadang membuatnya salah tingkah. Seperti sekarang, mungkin akan menjadi kebiasaan Chan. Selalu mengambil alih barang apa yang di bawa Seungmin. Apapun itu, seukuran apapun itu.

Chan berjalan membawa dua keranjang pikul ke tempat penyortiran. Menuangkan ke tumpukkan jeruk sudah di petik. Lalu kembali lagi, memberikan keranjang ke Seungmin.

Keduanya membuat para petani menyaksikan roman picisan anak remaja sambil tersenyum.

"Aku ingin ajak kamu makan mie dingin." Ucap Chan yang fokus memilih jeruk.

Seungmin menatapnya dan mengiyakan. Dirinya tau, Chan bukan orang yang suka di tolak apalagi di paksa. Ya. . . Sedikitnya Seungmin mulai mengerti sifat lelaki berdimple itu.

Dengan izin yang di dapatkan dari ayah Seungmin dan kakek Chan. Mereka langsung menuju mobil yang terparkir dirumah. Tidak lupa Chan membuka pintu untuk Seungmin.

"Kamu bisa nyetir ?" Seungmin tampak ragu.

"Masuk dulu. Nanti kamu tau sendiri." Chan memasangkan sabuk pengaman sesaat Seungmin duduk di kursi penumpang. Lalu memutari mobil Ford Ranger hitam punya kakek. Masuk ke dalam kursi supir dan menyalakan mesin mobil.

Seungmin mengangguk kepala, dari cara menghidupkan mobil membuat kekhawatirannya sedikit berkurang.

Chan mulai menekan gas dan menjalankan mobil keluar garasi. Halus dan tidak ada kendala, tidak seperti kekhawatiran Seungmin.

"Aku sering pinjam mobil kakek untuk jalan-jalan malam." Jelas Chan sambil mengukir senyum.

"Ooh. . ." Seungmin sekarang percaya. Rasa khawatirnya telah hilang. Mencuri-curi kesebelahnya melihat gaya Chan membawa mobil. Ah jantung Seungmin berdetak sedikit cepat.

"Agak aneh rasanya setiap keluar dari kebun terus lihat jalanan gini." Ujar Seungmin

"Hem kenapa ?"

belle àmeWhere stories live. Discover now