•18•

54 14 0
                                    

"Selamat makan." Teriak keempat lelaki itu. Luar biasa Minho bisa memasak dengan waktu singkat.

Seungmin dan Chris tampak sangat menikmati makanan. Di lain sisi, Jisung tampak tidak terlalu menikmati. Minho yang tipikal cuek, hanya menikmati. Perutnya keroncongan setelah kegiatan cafe yang padat.

Keramaian cafe tak terhindar setelah menyelesaikan makan siang. Sekitar lima menit, cafe langsung di serbu. Beruntung pekerjaan selesai dengan cepat. Seungmin memutuskan untuk tutup cafe lebih awal. Bahan pokok tidak tersedia lagi. Ludes terjual.

Seungmin cuci piring di bantu Chan. Tipikal tidak bisa di jauhkan, kemana Seungmin disitu ada Chan. Sambil berbincang-bincang hangat tentang kenangan terdahulu yang masih belum di ingat Chan. Mereka bercerita layaknya dunia hanya milik berdua.

Minho menyapu sampah di lantai. Pandangannya teralihkan melihat Jisung kesulitan mengangkat kursi ke atas meja.

Jisung hampir menjatuhkan kursi menimpa kakinya  kalo saja Minho tidak memegang kuat-kuat kursi itu. Posisi Jisung terpenjara, kala tangan kiri dan kanan Minho memenggang kursi dan dirinya berada di tengah-tengah.

Minho mendekat dan berbisik di kuping Jisung "Aku ambil alih kursi ini. Kamu lanjutkan menyapu."

Serasa jantung Jisung merosot ke lutut. Suara berat Minho membuatnya bergetar. "Ka-kalo gitu, bisa turunkan sebelah tanganmu ?"

Minho menurunkan sebelah tangan dan membiarkan Jisung melewati.

Kali ini makan malam bukan perkara sulit kala Kakek Chan mengundang Seungmin dan Jisung. Masih begitu canggung bagi kedua tamu undangan ini. Seungmin sudah sangat jarang berkunjung ke rumah besar yang penuh kenangan bersama Chan. Jisung benar-benar canggung karena hanya beberapa kali memasuki rumah itu.

"Kali ini, kakek akan memasak daging buat kalian. Jarang-jarang Chan mengizinkan kamu datang ke sini." Ucap Kakek sambil memasak di dapur.

Seungmin yang di bantu Chan menarik kursi untuk duduk hanya tertawa sebagai jawaban.

Seungmin memutari pandangan pada rumah tersebut. Ia teringat dahulu, saat Chan memutuskan untuk kembali ke Seoul dan mereka putus. Kakek datang menghampirinya kala Seungmin mengantar bunga segar.

○● Kembali ke empat tahun lalu ○●

Saat itu jantungnya memburu takut. Apa yang akan di bicarakan oleh kakek. Apa kakek tau segala tentang hubungannya dengan sang cucu ? Pemikiran buruk berkecamuk di kepala Seungmin.

Membawanya masuk dan menyuruh duduk di ruang tamu. Lalu Kakek datang membawakan segelas jus jeruk meletakkan di depan Seungmin lalu duduk. "Nak, maaf membuatmu takut. Kakek hanya ingin berbicara santai denganmu."

Seungmin yang masih nunduk "Ingin bicara apa ya, Kek ? Apa . . . Itu tentang Chan hyung ?" Tanyanya ragu-ragu.

Kakek mendengus "Kamu pacaran dengannya ?" Tanya kakek tanpa ragu.

Seungmin menaikkan kepala dan menatap mata kakek.

"Gak masalah kalo kamu berpacaran dengannya. Tapi kenapa kamu biarkan dia pergi ?" Tanya kakek.

Seungmin mengambil gelas berisi jus jeruk dan menegak habis. Rasanya sedikit asam dan manis segar di dalam mulut.

"Kalian putus ?" Tebak kakek.

Seungmin terbatuk mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Kakek.

"Kenapa ? gak cinta lagi sama Chan ? Apa Chan jahat sama kamu, Seungmin ?" Pertanyaan demi pertanyaan membuat Seungmin sedikit sesak.

belle àmeWhere stories live. Discover now