•21•

50 16 4
                                    

Di tengah ramainya bandara Jeju Airport ada keempat laki-laki yang tidak bisa melepaskan tautan tangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di tengah ramainya bandara Jeju Airport ada keempat laki-laki yang tidak bisa melepaskan tautan tangan. Bukan lagi bermesraan melainkan berat untuk meninggalkan. Perasaan sedih memikirkan jarak yang akan di tempuh. Bukan hanya sehari dua hari, melainkan berbulan-bulan. Nasib sedih sang LDR.

Seungmin sangat terampil menyembunyikan perasaan sedih dengan terus-terusan mengajak bicara dan tertawa kecil. Lain dengannya, Jisung bahkan hanya diam dan sulit berkata-kata. Setiap ingin membuka mulut, air mata mengalir.

"Sayang, aku kenal beberapa dokter untuk penyakitmu. Kalau kamu mau, aku akan luangkan waktu untuk pergi bersama." Chan mengelus jari-jari lembut Seungmin.

Seungmin mengangguk "Akan aku coba."

Chan mengecup tangan Seungmin. Masih terasa dingin dan terlihat pucat tangan milik si manis.

"Hei Han, jangan coba-coba nomormu tidak aktif." Ancam Minho.

Jisung menggeleng. Padahal baru saja merasa di cintai dan dirinya mulai membuka hati. Malah harus di pisahkan oleh jarak. Rasa sesak dan kesal bersatu di dalam dada.

Terdengar panggilan penerbangan untuk ke Seoul. Seungmin semakin mengeratkan tautan tangan. Chan mengerti langsung menarik dan memeluk. Menghirup harum tubuh Seungmin untuk di simpan dalam kepala. Chan menyenderkan kepala di bahu Seungmin.

"Sudah hyung." Protes Seungmin. Tapi Chan malah terus mengeratkan pelukkan. Ia mengangkat kepala dan memandang wajah manis kekasihnya. Lalu mengecup kening Seungmin. Perasaan rindu sudah membuncah di hati.

Jisung di sebelah sudah murung dan diam. Mereka berdua hanya memainkan tautan tangan mereka. Menggoyang-goyangkan tangan kedua. Minho ragu untuk mengambil langkah pertama untuk memeluk. Jisung yang menunggu langkah itu dari Minho juga tidsk berani. Keduanya sama-sama masih malu.

"Peluk aja Minho. Bakalan lama kita pergi. Jangan menyesal nanti." Ucap Chan yang memandang sejoli pemalu itu.

Dengan meberanikan diri keduanya berakhir berpelukkan. Jisung menangis tersedu di dada Minho.

Minho mengelus lembut rambut Jisung. "Hyung pergi ya. Jaga diri baik-baik. Tunggu hyung pulang."

Jisung mengangguk.

Mengantarkan ke pintu gate melambaikan tangan untuk terakhir kalinya, senyum berserta air mata menjadi simbol perpisahan. Walaupun jarak akan memisahkan mereka tetap di langit yang sama.

Setelahnya, Seungmin dan Jisung masuk ke dalam mobil bergerak menuju pulang ke cafe. Tidak ada perbincangan seperti biasa, mereka menahan kesedihan yang membludak di dada.

Mata keduanya hanya melihat jalan.

"Jisung, sebenarnya aku dapat ancaman dari ayah Chan hyung." Belum lagi mereka sampai di cafe, sudah dapat pernyataan mengejutkan dari Seunngmin.

belle àmeWhere stories live. Discover now