•20•

59 13 2
                                    

Seungmin mendudukan Jisung di bangku yang terbuat dari kayu. Mengelus hangat bahu turun Jisung. Lagi-lagi Jisung bergetar ketakutan. Wajahnya pucat dan hanya diam. Saat seperti ini, trauma menghantamnya.

"Jisung . . . Gak apa-apa. Minho hyung teman kita. Dia hanya khawatir denganmu." Seungmin mengelus-gelus lengan sang sahabat.

"Tenang ya . . . Minho hyung bukan laki-laki itu. Minho hyung gak jahat." Seungmin terus mengucapkan kata-kata penenang untuknya.

"Jangan khawatir, ada Seungmin selalu di sisi Jisung."

"Jisung sahabat terbaiknya Seungmin."

Yang awalnya tidak ada balasan apa-apa. Jisung mengenggam kuat tangan Seungmin. Menumpahkan air mata.

Seungmin bernafas lega sembari memeluk Jisung. Lebih baik Jisung menangis daripada diam ketakutan seperti itu.

Minho yang melihat dari jauh menatap sesal apa yang telah di lakukannya. Seperti kata kakek, Jisung mengalami kesulitan yang berarti ada kejadian yang tidak mengenakkan. Dari bekas luka-luka yang tersisa, sepertinya kejadian itu sangat mengerikan.

Chan menepuk bahu Minho "Jangan lupa minta maaf."

Minho mengangguk.

Seungmin tersenyum senang saat melihat sang ayah memberikan sayuran segar, jeruk dan berry untuk cafe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seungmin tersenyum senang saat melihat sang ayah memberikan sayuran segar, jeruk dan berry untuk cafe. Ya, keempatnya sudah kembali ke cafe. Seperti kemarin, masing-masing ada tugas.

Jisung dan Seungmin tim dapur.

Minho dan Chan tim bersih-bersih.

Akibat kerja tim, cafe jadi buka tepat waktu. Tidak menunggu lama langsung di penuhi pembeli. Entah karena ada tambahan dua karyawan tampan. Pembeli jadi meningkat pesat.

Tidak habis-habis Chan di goda para pelanggan. Bukannya marah, Seungmin malah terhibur. Lain juga Minho, lelaki ini sulit di goda tapi pelanggan sangat menyukainya.

Siang hadir dan pelanggan berangsur sepi.

Minho berniat memasak untuk makan siang. Melihat Jisung sedang membuat americano pesanan pelanggan. Melihat Jisung menyelesaikan pesanan itu dengan terampil.

Mulutnya sangat ingin berbicara dengan Jisung. Tapi dirinya takut kalau Jisung tidak menanggapinya. Sambil memotong sayur, pikiran Minho berkelana. Sampai pergerakkan terhenti saat melihat se-cup americano terletak di hadapan.

Melihat siapa yang memberikan, Minho terkejut.

Jisung sambil tersenyum "Aku tadi buat lebih untuk hyung." Ucapnya.

Minho tergagu "Oh hem makasih ya."

Jisung mengganguk dan kembali membersihkan. Minho menyesap americano buatan Jisung. Mengangguk kagum dengan rasa nikmat dan segar.

belle àmeWhere stories live. Discover now