6. Here for you

211 34 0
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

☆○●♡●○☆











Back to 2023

Calla masih mengelus surai gadis yang sekarang sesenggukan di bahunya. Nira yang merasa menjadi senior karena lebih dulu menangis, ikut menepuk punggung Winda.

"It's okay, Kak. Banyak bintang di langit, banyak ikan di laut, banyak ketombe juga di kepala lo"

Winda sontak bangun lalu menerjang samping kepala mungil Calla, membuat keduanya mengerang kesakitan. "Bangsat!!" Winda mengamuk, mengejar Nira yang langsung lari mengamankan diri ke walk in closet nya.

Setelah puas menendang brutal pintu yang terkunci rapat, Winda menghampiri Calla yang matanya sedikit berair. "Sakit banget ya? Gue ambil kompresan ya?"

Calla mengangguk saja, soalnya beneran nyeri. Emang ada-ada aja kejadian konyol setiap mereka kumpul, dari yang dibikin ngakak sampek rasanya bisa mati konyol sampai benar-benar dibuat emosi yang bikin ambis pengen ngobrak-ngabrik semesta.

"Loh, Nira mana?" Marcella yang baru datang bingung ketika menemukan Winda yang sedang mengompres samping kepala Calla sambil terus mengoceh tapi tidak menemukan sang pemilik unit.

"Mangkat!" celetuk Winda

"Eh, congornya!" Nira yang mendengar suara Marcella keluar dari tempat persembunyiannya.

Marcella memperhatikan keadaan muka artis yang menjadi atasannya itu, "Udah gila. Besok masih ada jadwal woyy!!" dia menempeleng kepala Nira yang malah mencibir personal stylistnya yang malah lebih mengkhawatirkan penampilannya.

"Nggak khawatir apa sama gue?"

Marcella mencela, duduk di kursi rias "Yang gue khawatirin justru mukanya Calla. Lo mah jelas nggak apa-apa, buktinya bekas air mata lo aja udah kering"

"Cepet banget lo nyimpulin gue nggak kenapa-kenapa" Nira agak BT, merasa tidak diperhatikan

"Ya rasional aja sih gue mah" Marcella mulai melepas aksesoris yang dipakainya "Jadi gimana, Yama jadi selingkuh atau gimana?"

Nira langsung emosi "Tolong ya di sekolahin mulutnya!! Astaga kalian tuh"

Marcella mengabaikan omelan Nira "Itu si Ala kenapa?"

Winda menunjuk Nira dengan kepalanya "Gara-gara dia tuh ngulah, jadilah kepala gue nubruk muka dia. Mana lumayan kenceng"

Dimulailah sesi cerita mereka sebelum Marcella datang.

"SELLAAA...." Winda yang sudah mabuk mulai mengendus-endus Marcella yang ada di sampingnya "bau jigoong, uueekk!!" lalu menjauh menuju paha Nira di samping kirinya, tertidur.

Ketiga gadis yang lain saling berpandangan, jelas mengkhawatirkan kondisi sahabatnya yang masih belum move on dari masa lalunya. Emang brengsek aja sih Teo nya. Mereka 100% yakin Matteo sadar akan perasaan sahabat mereka ini pada cowok itu. Yang bikin nggak habis pikir adalah bisa-bisanya dia memberi harapan tanpa kejelasan. Datang saat mau, hilang saat sudah bosan bermain. KAN MINTA DIKIRIM MALAIKAT MAUT.

"Asik having fun nya, Sel?" tanya Calla yang mengambil selimut untuk masing-masing dari mereka. Kini mereka sedang duduk melingkar di karpet bulu tebal di kamar Nira dengan beberapa cemilan dan minuman di tengah-tengah mereka.

Marcella tertawa santai "Nggak, bikin bad mood. Ketemu cowok sange ngotot"

Nira mendecih, "Cari pasangan yang pasti-pasti ajalah ka..."

"Diem lu bungsu" sela Marcella "males ah bahas gituan. Masih pengen sendiri"

"Emang yang paling kalem hubungan lo doang ya, kak" Nira menoleh pada Calla yang kini nyengir kikuk. Mereka tidak tahu saja...

Calla menguap, merebahkan badannya asal di karpet "gue capek, duluan ya" dengan itu dia tertidur.

Marcella mulai membereskan kekacauan mereka sedangkan Nira dengan hati-hati memindahkan kepala Winda ke bantal agar bisa tidur lebih nyenyak dan tidak membebani kakinya lebih lama.

"Lo sama Sata nggak mau diresmiin, ka?" tanya Nira setelah memastikan dua teman yang lainnya tidur nyenyak "Kayaknya dia udah ngarep banget loh"

"We're not having this conversation yaa!!" Marcella masih mengelak

"Makanya jangan suka main api, ka" Nira mengingatkan "kebakar kan..."

"I am my own fire. You just have to remember this"






☆○●♡●○☆






Pagi-pagi unit Nira sudah ramai karena adegan penggerebekan yang dilakukan oleh Yama dan Bara. Mereka datang-datang bikin heboh dengan berteriak dan membuka pintu kamar dengan kasar dan membuat ke empat sahabat karib itu terbangun dengan sedikit jetlag. Tidak bisa cepat memproses apa yang terjadi.

"Astaga, kalian nggak pa pa?" Aga, yang menyusul muncul dari belakang bertanya setelah melihat keadaan empat sekawan yang masih memasang muka bantal mereka.

Yama langsung menghampiri kekasihnya yang tidak bisa dihubunginya semalaman, dia sampai harus memesan penerbangan tercepat yang bisa dia dapatkan agar cepat pulang ke negara asalnya saking khawatirnya.

"Kamu bikin aku panik tau nggak? Nggak bisa di hubungin semaleman. Mana temen-temen kamu kompak nggak ada yang bisa di hubungin juga. Manajer kamu juga bilang nggak tau. Kamu mau bikin aku jantungan ya??"

Aga menepuk bahu Yama "Ya, jangan diomelin itu cewek lu masih jetlag, masih belum kumpul semua itu nyawa dia"

Bara mengecek keadaan Winda yang kelihatan lebih parah daripada yang lain "Ewh, she drank?"

"Sedikit" jawab Marcella yang kini sudah mendapatkan kembali nyawanya "Kok kalian bisa disini? Aga, lo nggak praktek?"

Aga terkekeh "Gue pagi-pagi dibombardir Yama suru ikut dia ke unit ceweknya, takut Nira kenapa-kenapa gara-gara gak bisa di hubungin semaleman"

"Deuu, bucin!!" Marcella mencela Yama dengan matanya










"Deuu, bucin!!" Marcella mencela Yama dengan matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



☆○●♡●○☆





Tbc






With Love,
030423

Because This Is Our First Life [ ✓ ]Where stories live. Discover now