34. Calla & Ronald

66 18 3
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••






Aku apdet dua kali hari ini, chapt 33 & 34
Mumpung lagi mood nerusin yang ini.











Max menggenggam tangan Calla yang bergetar hebat sepanjang perjalanan menuju apartemen Aga.

"Menurut lo Aga bakal bae-bae aja?" Calla tidak berusaha menutupi kecemasan dalam suaranya

"Semoga," Max tidak mau memberi harapan palsu. "Aga dokter yang hebat"

Calla sedikit tertawa mendengar perkataan Max, teringat perdebatan mereka waktu itu di rumah Winda. "Mari berdoa semoga pengetahuannya nyelametin dia"

"Percaya sama Aga" suara rendah Max yang penuh kepercayaan diri entah bagaimana agak menenangkan kegelisahan Calla.

Calla mengepalkan tangannya saat tiba di depan pintu apartemen Aga yang dijaga ketat pria kekar suruhan Ronald.

"Only the girl allowed," kata salah satu pria di depan pintu, membuka pintu dan mempersilahkan Calla untuk masuk.

"Keep your mood in check, Luna" Max meremas tangan Calla sebentar sebelum melepasnya "jangan gegabah".







••☆••♡♡♡••☆••







"Hai, Ron," sapa Calla saat melihat Ronald yang sedang duduk tenang, jelas tau dia datang.

"Hai, Kals" Ronald ikut menyapa, "Gavin gimana?"

"Safe," Calla menahan amarah yang kembali memuncak teringat teman-temannya yang masih di rumah sakit, "How's life, Ron, good?"

Ronald tertawa mendengar basa-basi Calla, "Never been this good".

Calla mengangguk, matanya memastikan keadaan Aga sebelum duduk di sampingnya.

"What do you want, Ronald? Apa yang lo mau?" Calla kembali menghadap Ronald setelah memastikan Aga baik-baik saja.

"Nggak tau," aku Ronald, "Aku pikir perasaan aku masih sama. Tapi Aga bilang itu cuma ego aku yang terluka dan nggak terima kamu bahagia sama orang lain setelah semua drama yang aku lalui gara-gara kamu dan teman-teman kamu"

"But is that really it?" tanya pria itu "Kakak kamu bilang aku harus bicarain ini langsung sama kamu"

"Oh,?" dia tersenyum miring melihat wajah Calla tetap datar tanpa reaksi terkejut "you always knew" Ronald tertawa mengejek pada Aga yang terkejut menyadari apa yang terjadi.

Jadi, selama ini Calla sudah tahu kalau dia saudara tirinya?

Waktu itu dia tidak salah dengar saat Calla memanggilnya Kakak?

Sejak kapan?

"Apa itu penting?" Calla menolak menjawab

"Ha…," Ronald tertawa, dia menutup mukanya lalu tertawa lebih kencang "That's it!!" katanya "That's my CALLA!"

Because This Is Our First Life [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang