33. Her heart knows

79 17 6
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••










"Aga mana?" tanya Calla saat Gavin sudah mendapat pemeriksaan dan tertidur di kasur salah satu ruang rumah sakit tempat Aga bekerja

Max mengecek ponselnya dan baru sadar kalau Aga sudah terlalu lama tanpa kabar.

"This is not good" katanya langsung menghubungi tim yang tadi menjaga Calla untuk melacak keberadaan Aga.

Dari awal, hanya mereka berlima plus Sata yang mendapat bodyguard dari Max. Yama menolak karena sudah ada sedangkan Aga karena statusnya di mata yang lain hanya seorang teman dari Yama yang kebetulan sering ikut kumpul. Alias Ronald mungkin bakal menganggapnya orang luar dari sirkel Calla.

That's the point. Mereka agaknya terlalu memandang ringan kegilaan Ronald.

"Tadi kita pisah karena dia dapet telfon dan ada yang mau dia ambil di apartemennya..." Max memukul keningnya, "pikiran gue terlalu terbagi dan nggak kepikiran kalau Ronald bakal nyerang Aga juga"

"Shit," Max gemetar. Masih banyak yang harus Aga lakukan. Memberitahu identitas aslinya pada Calla misalnya...

"Bara?"

"He's safe" Max masih cemas dan merasa bersalah mengenai Aga "dia udah berhasil diselamaetin pas lo lagi main Heroine saves the Prince tadi" pria itu kembali teringat kekesalannya

"Ada di sini juga, Winda mungkin lagi sama Bara sekarang. Orang tuanya juga udah dihubungin" lalu kembali menoleh pada Calla

"Kamu tetep nggak mau hubungin keluarga kamu?" Max melunak melihat wajah letih gadis itu

Calla menggeleng, "No, nanti aja. Aku mungkin bakal lebih terpuruk dan sedih kalau keluarga aku tau. No offense, I love them but sometimes... jalan pikiran kita berbeda"

"Aku nggak mau nambah pikiran dan keributan lain, that's it. Selama mereka aman, aku juga bakal tenang"

Calla beranjak dari samping kasur Gavin untuk menghampiri Max yang duduk di sofa, meraih tangan besar pria itu "It's okay. Calm down. Semua bukan salah kamu juga bukan tanggung jawab kamu"

"Aku minta maaf ngelibatin kamu dalam kerumitan dunia aku" Calla mencegah Max yang ingin membantah "aku nggak tau harus ngerasa malu atau bilang makasih yang kayak gimana lagi ke kamu"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku minta maaf ngelibatin kamu dalam kerumitan dunia aku" Calla mencegah Max yang ingin membantah "aku nggak tau harus ngerasa malu atau bilang makasih yang kayak gimana lagi ke kamu"

Because This Is Our First Life [ ✓ ]Where stories live. Discover now