36. Blue

73 15 15
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••












"Hai, Kals," Gavin tersenyum pada Calla yang ketar-ketir tidak tahu harus jawab apa. "Apa kabar?"

Calla tersenyum geli, kenapa dialog lamunannya malah keluar dari mulut pria di depannya ini sih?.

"Missing me?"

Si anjrit!. Gavin kenapa woy??. Calla tertawa keras. Bertanya-tanya mengapa Gavin selalu bisa membuatnya nyaman.

"No?"

"No," Calla memutuskan untuk menggoda Gavin lebih dulu, dia terlalu menggemaskan.

"Oh, ookaayy," wajah Gavin meredup, mata dan bibirnya turun

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Oh, ookaayy," wajah Gavin meredup, mata dan bibirnya turun

Nah kaaan??, bagaimana bisa dia seimut ini bahkan saat sedang sedih dan terbaring lemah di rumah sakit.

Omong-omong kalau ada yang bertanya-tanya Gavin sakit apa, tidak lama setelah dia dilarikan ke rumah sakit akibat obat perangsang yang diberi komplotan Ronald, tubuhnya memberikan reaksi alergi terhadap komposisi yang terkandung di obat itu. Ditambah kekhawatiran berlebih Mama Davika terhadap putra satu-satunya, jadilah dia masih harus menjadi penghuni sementara kamar rumah sakit sampai dinyatakan benar-benar pulih.

"Max semalem ke sini,"

"Okaay??" Calla tidak tahu ke arah mana pembicaraan ini akan bermuara

"Dia minta maaf,"

Tubuh Calla menegang. No. Max tidak harus melakukan itu. Dia tidak seharusnya menyalahkan diri sendiri. Calla tidak mengerti. Max terlalu baik, tapi ini sudah berlebihan.

Gavin yang mengamati perubahan ekspresi Calla hanya diam, tidak berniat mencari tahu lebih lanjut. Takut akan asumsinya sendiri.

Tidak. Dia tidak siap kalau Calla move on secepat ini darinya.

Tidak. setelah Calla menyelamatkannya dari para jalang itu dan mengklaimnya dengan gagah berani di depan mereka semua.

Tidak. Biarkan dia tinggal dalam momen bahagianya lebih lama.

Tak bisakah??



Gavin mengelus dahi, rupanya Calla menyentil dahinya saat dia melamun tadi.

Because This Is Our First Life [ ✓ ]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant