26. Titik Nol

100 19 12
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••














Bara mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan kalau sosok yang dilihatnya sedang mabuk sendirian di meja bar itu benar-benar Gavin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bara mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan kalau sosok yang dilihatnya sedang mabuk sendirian di meja bar itu benar-benar Gavin. Pacar Calla, temannya, yang juga gebetan seniornya, Max. Duh, ribet dah.

"Guys, gue ke temen gue dulu. Mau disamber jalang anaknya" pamitnya pada teman-temannya yang sedang asik mengobrol lalu berjalan cepat ke arah Gavin yang sudah teler dan sedang digoda beberapa wanita sekaligus. Wah, benar-benar pesona pria itu.

"Girls, bisa minggir?" Bara agak mengeraskan suaranya agar tidak kalah dengan suara musik yang kencang "gue sama cowok gue butuh privasi" yang mendapat kernyitan bonus tatapan menilai dari mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Girls, bisa minggir?" Bara agak mengeraskan suaranya agar tidak kalah dengan suara musik yang kencang "gue sama cowok gue butuh privasi" yang mendapat kernyitan bonus tatapan menilai dari mereka.

"Girls?" katanya lagi ketika cewek-cewek itu bukannya pergi malah mematung disana "kalian mau rebutan cowok sama gue?"

"Oh, god!!" kata salah satu dari mereka "pantesan dia dari tadi nggak respon taunya lebih suka main pedang"

"Cabut gais, not our day" kata yang lain lagi

"Cewek gila" omel Bara ketika ketiga cewek tadi sudah pergi. Digoyangkannya lengan dan bahu Gavin agar tersadar "Woy, Gav!!  Bangun!!"

Gavin masih tertidur, teler. "Gav, buru bangun Ala nelpon" bisiknya di telinga Gavin yang langsung beringsut tidak nyaman lalu perlahan membuka matanya. "Deu si bucin" celanya

"Bangun, lo ngapain disini sendirian?" tanyanya, makin keras mengguncang bahu Gavin agar cowok itu cepat tersadar "Mau gue anter balik ga? Gue malem ini ga minum, jadi bisa nyetirin lo. Ayok!!"

Because This Is Our First Life [ ✓ ]Where stories live. Discover now