Bab 9. Orang Tak Terduga

337 20 0
                                    

Masih menahan lapar Naya membawa mobil Arjuna menuju tempat tujuan yang ditunjukkan oleh google maps. Belum sempat menyelesaikan makan siangnya, Naya sudah diseret oleh Arjuna untuk ikut bersama pergi ke Hotel Resil. Salah satu hotel bintang lima yang ternama yang ada dipusat kota Jimbaran sekaligus salah satu hotel milik Wisesa grup. Selain mengelola hotel--Wisesa grup juga mengelola resort, restoran dan villa. Dan letaknya tersebar diseluruh penjuru pulau Bali bahkan sampai di ibu kota Jakarta dan beberapa kota besar lainnya.

Setelah mereka sampai pun, Arjuna masih saja bungkam dan tidak memberi tahu apapun soal tujuan mereka datang ke hotel tersebut. Setibanya disana, Naya dan Arjuna disambut oleh bellboy yang membukakan mereka pintu lalu menggiring keduanya menuju lobby hotel. Dilobby terdapat dua meja resepsionis dan disana berdiri seorang gadis berparas cantik sedang tersenyum ramah kearah mereka.

"Selamat siang, pak. Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya gadis itu bersuara lembut.

"Saya mau ketemu pak Wisnu." Jawab Arjuna.

"Maaf sebelumnya, bapak ada urusan apa dengan beliau?" Tanya wanita yang Naya ketahui bernama Rina itu. Tertancap sebuah name tag bertuliskan nama Rina diseragamnya.

Arjuna berdecih lalu melipat tangannya didepan dada kemudian tersenyum sungging. Saat Arjuna berniat untuk bicara seorang bapak-bapak keluar dari balik pintu yang berada didekat meja resepsionis sedang berbicara di telepon namun setelah melihat Arjuna ia segera menutup panggilan kemudian datang menghampiri. Bapak itu tersenyum sambil menjabat tangan Arjuna.

"Pak Arjuna tumben datang kesini, apa ada masalah?" Tanya pria bernama Guntur itu. Mungkin hidupnya dipenuhi petir dan gemuruh.

"Saya ada urusan sama Wisnu, dimana dia sekarang?" Tanya Arjuna balik.

"Kebetulan pak Wisnu sedang tidak ada. Beliau sedang keluar tapi mungkin sebentar lagi kembali." Jawab pak Guntur kemudian.

Pak Guntur menuntun Arjuna dan Naya untuk duduk disofa sambil menunggu kedatangan orang yang bernama Wisnu. Naya tidak tahu siapa itu tapi namanya mengingatkan Naya dengan seseorang dari masa lalu. Sejenak Naya membuang pemikiran tentang orang bernama Wisnu itu mungkin hanya namanya saja yang sama tidak dengan pemiliknya.

Sekali lagi Naya mengecek jam yang kini sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. Perutnya mulai perih sebab terlambat makan. Semoganya saja maag nya tidak kambuh atau lebih parahnya lagi Naya tumbang karena penyakitnya itu. Sudah hampir satu jam lamanya Naya duduk bersama Arjuna menanti kedatangan Wisnu tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda orang itu akan menunjukkan diri. Naya sudah tidak tahan, perutnya perih dan dia juga mual.

"Pak, saya permisi ke toilet sebentar." Kata Naya meminta ijin.

Dengan bahasa dagunya yang multitafsir, Arjuna mempersilahkan. Naya cepat-cepat berlari ke toilet umum yang ada disamping lobby namun dia harus memilih antara memasuki toilet wanita atau pria. Naya mengendap-endap melangkah masuk kedalam toilet pria namun yang ia temukan disana membuat Naya melangkah mundur dan menerobos masuk kedalam toilet wanita.

Beruntung tidak ada siapa-siapa. Bergegas Naya berlari masuk kedalam salah satu bilik dan segera menguncinya. Perutnya perih tidak tertahan alhasil Naya memuntahkan isi perutnya yang berupa angin dan beberapa tetes air. Ia lemas sejadinya bahkan wajahnya pucat. Sedetik kemudian Naya jatuh tidak sadarkan diri.

Arjuna yang sejak tadi menanti kedatangan Wisnu kini berganti haluan menjadi menunggu Naya yang sudah hampir setengah jam lebih tidak kembali dari toilet. Wisnu membuatnya menunggu begitu lama dan sekarang Naya. Dengan kesal Arjuna bangkit dari tempat duduknya kemudian melangkah menuju toilet. Setibanya Arjuna disana dia tidak menemukan sosok Naya diantara para pria didalam sana. Namun ia dikejutkan dengan suara teriakkan yang bersumber dari toilet wanita. Arjuna berlari masuk dan tanpa sengaja ditabrak oleh seorang perempuan yang tiba-tiba berlari keluar.

Perlahan Arjuna memeriksa setiap bilik yang ada tapi dibilik terakhir ia menemukan seseorang sedang terduduk dilantai. Arjuna menggedor pintu namun tidak ada jawaban. Dari bilik sebelahnya, Arjuna berdiri diatas kloset untuk mengintip kedalam bilik yang terkunci. Ia terkejut mendapati Naya yang pingsan didalam sana.

"Nata!"

Tidak ada respon. Arjuna memanjat agar dapat masuk kedalam bilik tempat Naya berada. Setibanya disana ia melihat Naya yang sudah pucat dan berkeringat.

"Nata! Bangun, kamu kenapa Nata?!"

Walaupun sudah beberapa kali pipinya dipukul dan bahunya digoyangkan, Naya masih diam tak bersuara. Arjuna membuka kunci pintu kemudian menggendong tubuh Naya yang tergolek lemah. Arjuna berlari menelusuri lobby hotel sampai mendapat perhatian dari orang-orang yang berlalu lalang. Arjuna melangkah menuju mobilnya dan langsung membaringkan tubuh Naya dikursi belakang setelahnya ia segera tancap gas menuju rumah sakit ataupun klinik terdekat.

Sudah hampir satu jam sejak Naya tidak sadarkan diri. Beberapa menit kemudian, Naya terbangun dan menyadari bahwa dirinya kini berada dirumah sakit dilihat dari infus yang tertancap dipunggung tangan nya. Perutnya masih perih tapi tidak separah tadi. Rasa mual dan pusingnya juga sudah mulai berkurang.

"Kamu udah sadar?"

Naya menoleh dan menemukan sosok Arjuna berdiri dengan tangan bersedekap menatap tajam kearahnya. Sontak Naya memegang kepala untuk mengecek bahwa rambut palsunya masih terpasang. Untungnya tidak ada masalah dengan rambutnya.

"Lainkali kalau sakit, jangan memaksakan diri. Sekarang kamu jadi merepotkan saya." Tegur Arjuna.

"Maaf pak. Tapi gimana cara kita bisa sampai disini?" Tanya Naya dengan suara lemas.

"Menurut kamu?" Tanya Arjuna balik.

Dia nggak mungkin gendong aku, kan. Pikir Naya.

Seketika suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Naya. Seseorang masuk setelah menerima persetujuan dari Arjuna. Seorang pria dengan wajah tidak asing menghampiri keduanya. Naya yang awalnya lemas langsung terbelalak melihat siapa sosok yang berdiri dihadapan nya saat ini.

"Ini asisten baru ku." Ucap Arjuna memperkenalkan Naya kepada pria disebelahnya.

Pria itu tersenyum hangat kepada Naya yang masih terbaring diatas ranjang sedang menatapnya dengan penuh keterkejutan. Melihat pria itu berdiri disini membuat Naya serasa ingin kembali jatuh pingsan.

"Halo. Kenalin aku sepupunya, Arjuna. Namaku Wisnu." Katanya sambil mengulurkan tangan.

Sejak awal Naya sudah curiga kalau Wisnu yang akan ditemui oleh Arjuna adalah Wisnu yang sama yang ia pernah kenal beberapa tahun lalu. Tapi tunggu sebentar. Sepertinya Naya melewatkan satu informasi lain mengenai Wisnu. Tadi dia bilang apa, dia bilang kalau dia adalah sepupu dari Arjuna. Astaga! Kenapa semua nya jadi semakin rumit dan serba kebetulan begini?

"Nama kamu siapa?" Tanya Wisnu yang masih menunggu Naya untuk menjabat tangannya.

"Naya." Gumam Naya salah sebut.

"Siapa?" Tanya Wisnu lagi.

Naya menggeleng cepat untuk mengembalikan kesadarannya.

"Nata. Nama saya Nata." Kata Naya.

Ya Tuhan. Mengapa engkau memberikan Naya cobaan yang begitu berat? Rasanya Naya tidak akan mampu bertahan jika harus ada Wisnu yang merupakan mantan kekasihnya berkeliaran di hari-hari nya.

"Kamu mirip seseorang yang pernah aku kenal. Apa mungkin kita pernah ketemu?"

To Be Continued.

Naya ArjunaWhere stories live. Discover now