Bab 17. Tidur Seranjang

605 20 0
                                    

Kamar hotel kini sudah dipenuhi barang-barang milik Arjuna dan Naya. Koper keduanya mereka letakkan diatas sofa. Di ranjang dipenuhi beberapa kertas milik Arjuna, dia sengaja membawa beberapa dokumen dari kantor dan meminta Naya untuk membantunya. Mereka berdua sudah mengganti pakaian menjadi lebih santai. Untungnya Naya antisipasi dengan membawa beberapa kaos over size untuk menyamarkan bentuk lekukan tubuhnya.

Arjuna bersandar disandaran kasur sambil membaca dokumen yang dibawanya sedangkan disisi lain Naya duduk dimeja yang tersedia dikamar mereka tengah sibuk mengetik di laptopnya. Sesekali Naya melirik sekilas ke arah Arjuna yang masih setia dengan kegiatannya sekedar mengecek kalau-kalau Arjuna memperhatikan nya dari belakang.

Naya mencabut kabel yang ia gunakan untuk men-charge ponselnya setelah terisi penuh kemudian memasukkannya kembali kedalam pouch khusus yang Naya gunakan untuk menyimpan perintilan kecil yang mudah terlupakan contoh nya headset atau pun beberapa kabel-kabelan. Naya mengecek jam lewat ponsel dan kini waktu telah menunjukkan pukul setengah dua siang.

Karena tidak ingin maag nya kambuh seperti sebelum-sebelumnya, Naya cepat-cepat mengambil obat maag yang ia letakkan disaku yang berada didalam kopernya. Sambil mengunyah obat Naya lanjut lagi mengerjakan tugasnya. Tanpa Naya ketahui Arjuna memperhatikan setiap gerak-gerik nya dengan mata elangnya. Setelah lama berpikir, Arjuna bangkit dari tempat tidur lalu beranjak pergi keluar kamar tanpa mengatakan apa-apa kepada Naya.

"Pak Arjuna mau kemana?" Monolog Naya pada dirinya sendiri. Ia menoleh ke pintu sebelum akhirnya mengindikkan bahu "Bodo amat lah."

Setelah menghilang tanpa alasan selama beberapa saat, Arjuna kembali dengan membawa kantung belanjaan. Ia meletakkanya dimeja tempat Naya bekerja. Dari dalam kantung tersebut, Naya melihat Arjuna mengeluarkan dua porsi ayam goreng dan dua porsi nasi. Naya langsung tahu kalau Arjuna membelinya direstoran cepat saji bernama keefsi.

"Kita makan siang dulu. Baru lanjut kerja lagi." Kata Arjuna sambil membawa seporsi nasi dan ayam miliknya pergi lalu duduk didepan tv.

Naya mengintip dan melihat ayam goreng yang baru masak itu dan kelihatannya begitu menggiurkan.

"Kenapa bapak beli makan diluar? Bukannya hotel ini menyediakan restoran. Bapak juga bisa pesan lewat room service, kenapa susah-susah pergi keluar segala?" Tanya Naya.

"Saya nggak suka makanan dihotel." Jawab Arjuna singkat.

Naya mengerutkan dahi "Lah, bukannya bapak mengelola hotel, resort sama villa. Kenapa tiba-tiba jadi nggak suka makanan dihotel?" Tanya nya lagi.

"Makanan dihotel mereka dan hotel saya berbeda." Sahut Arjuna kemudian "Tapi kalau kamu nggak mau makan makanan yang saya beli diluar nggak masalah. Saya bisa kok habiskan semuanya sendiri." Lanjutnya terdengar sedikit mengancam

Arjuna meletakkan makanan nya ditepi ranjang kemudian bangkit dari tempatnya duduk untuk menghampiri Naya dan berniat mengambil jatah makanannya.

"Sini kalau kamu nggak mau." Pinta Arjuna sambil menengadahkan tangannya.

Naya terkekeh canggung "Hehe jangan dong pak. Saya nggak bilang kalau saya nggak mau. Kan saya cuma tanya aja. Nih saya makan." Sesuap nasi Naya masukkan kedalam mulutnya.

Arjuna kembali melanjutkan makan nya yang tertunda sambil tersenyum entah sebab apa.

***

"Kamu duluan atau saya duluan?" Tanya Arjuna menunggu pertanyaan nya dijawab oleh Naya.

Naya terdiam cukup lama. Ia sedang memperhitungkan untung rugi dari setiap jawaban yang akan terlontar dari mulutnya.

Naya ArjunaWhere stories live. Discover now