Bab 24. Permintaan Tolong

317 15 0
                                    

Hari inggu bagi sebagian orang adalah hari libur yang dimanfaatkan untuk bersantai tapi bagi Naya hari minggu adalah hari tersibuk sebab dia harus menghabiskan waktu dikamar mandi untuk mencuci pakaian yang ia kenakan selama hari bekerja. Ditambah mesin cuci rusak, otomatis Naya harus mencuci manual menggunakan kedua tangannya. Sebuah jemuran baju, Naya bawa keluar dari dalam tempat penyimpanan kemudian mendirikannya dihalaman rumah.

Dengan kepala yang dibalut handuk, Naya mengibas-ngibaskan baju yang baru dia cuci sebelum akhirnya Naya jejerkan dijemuran. Beberapa baju kemeja milik Naya dan Adit digantung agar tidak terlalu kusut. Adit keluar sambil membawa sepasang sepatu yang baru habis dicuci. Mentang-mentang sepatu baru, Adit jadi rajin mencucinya bahkan hampir setiap minggu. Seusai meletakkan sepatunya didekat jemuran, Adit beranjak menuju pintu keluar karena mendengar seseorang datang.

"Kak Naya! Ada paket buat kakak!" Teriak Adit dari arah pintu masuk rumah.

Bergegas Naya berlari ke sumber suara dan menemukan Adit sedang bersama seorang kurir yang katanya membawa paket untuknya. Dari kurir itu, Naya menerima sebuah paket berupa kotak mewah yang diatasnya terdapat pita warna merah muda terikat rapi. Naya membolak-balik kotak tersebut namun tidak menemukan nama pengirimnya. Bahkan si kurir paket seolah merahasiakan nama dari orang yang mengirim. 

Karena merasa penasaran, Adit dan mamanya ikut nimbrung dikamar Naya hanya sekedar ingin tahu dari siapa dan apa isi dari kotak yang Naya terima. Satu persatu Naya membuka pita yang mengikat kotak. Lalu dengan perlahan tutup kotak tersebut ditarik keatas dan kini isi nya pun terlihat. Semua orang terkejut saat melihat sebuah dress warna biru gelap terlipat rapi didalamnya.

"Bagus banget, pasti mahal. Dari siapa?" Tanya Ayudia.

Naya menggeleng tidak tahu. Sesaat kemudian ponselnya berdering dan menunjukkan nama Arjuna. Naya jadi curiga kepadanya.

"Halo."

"Kamu udah terima paket dari saya?" Tanya Arjuna disebrang sana.

Naya terdiam tak percaya, ia menatap Adit dan mamanya sesaat "Dress nya dari pak Arjuna?"

Adit dan mamanya menutup mulut saking terkejutnya. Adit juga meminta Naya untuk menyalakan loud speaker dan Naya pun menurutinya. Ia melatakkan ponselnya diatas ranjang dalam keadaan mode loud speaker menyala. Jahat memang membiarkan Arjuna berbicara didepan anggota keluarga Naya.

"Kalau boleh tahu buat apa bapak ngirim dress ini ke saya?" Tanya Naya.

"Kamu belum baca surat yang ada didalam kotak itu?" Tanya Arjuna balik.

Mendengar itu Adit langsung mengorek-ngorek isi kotak tersebut dan menemukan sepucuk surat kemudian menyerahkannya kepada Naya untuk ia baca isinya.

"Acara anniversary papa dan mama nya bapak?"

"Iya, saya mau kamu menemani saya kesana. Dan juga ini permintaan mama yang meminta saya untuk mengajak kamu, apa kamu mau?"

Naya terdiam cukup lama. Ia mencoba untuk memikirkan konsekuensi kalau ia menerima ajakkan Arjuna. Tidak ada yang dirugikan dalam negosiasi ini. Ditambah mama dan Adit yang juga tampak begitu antusias dan meminta Naya untuk mengiyakan tawaran tersebut.

"Okedeh, saya mau." Jawab Naya akhirnya setuju.

"Kalau begitu nanti sore saya jemput kamu kerumah jam enam sore. Manfaatkan waktu yang kamu punya sebaik mungkin dan saya boleh minta tolong satu hal lagi...." Ucap Arjuna menggantung ucapannya.

"Minta tolong apa?"

"Tolong dandan yang cantik." Jawabnya.

Perkataan Arjuna seketika membuat Naya meleyot. Bahkan Adit sampai beteriak dalam diam mendengar permintaan tolong Arjuna yang lain daripada yang lain.

"I--iya pak."

Panggilan pun terhenti setelah Arjuna memutusnya. Naya terjatuh keatas bantal, Adit berteriak histeris sedangkan Ayudia tertawa geli melihat interaksi kedua anak muda itu. Adit menggoyangkan tubuh Naya saking senangnya sebab dia melihat peluang bahwa kakaknya yang akan segera melepas status single nya. 

"Kak Naya udah nggak jomblo lagi!!" Teriak Adit begitu semangat. 

***

Entah sudah yang keberapa kalinya Naya menatap kearah jam dinding dikamarnya. Mamanya sampai heran sendiri. Berkali-kali Naya mengecek penampilannya dari pantulan cermin. Ia mengibaskan dress warna biru gelap yang membalut tubuhnya dan itu membuat Naya terlihat seperti seorang putri. Potongan gaun sepanjang lutut itu sangat pas dengan bentuk tubuhnya yang ramping. Ditambah bagian bahunya yang sedikit terbuka memperlihatkan tulang selangka nya yang indah. Rambutnya sengaja Naya gerai namun Ayudia membantu membuat kesan gelombang menggunakan catokkan yang terlihat natural. Make up nya juga sederhana namun walaupun begitu Naya sudah tampak cantik.

"Kak! Didepan ada yang nunggu!" Teriak Adit.

Sekali lagi Naya mengecek penampilannya namun segera Naya ditarik keluar dari dalam kamarnya oleh Ayudia. Mamanya itu membantu Naya mengenakan sepasang high heels warna krem untuk pelengkap. Naya menarik nafas panjang kemudian menghembuskan nya sebelum akhirnya melangkah keluar menemui Arjuna yang telah menunggu ditemani oleh Ayudai dan Adit.

"Sore pak." Sapa Naya.

"So--"

Sudah kesekian kalinya Arjuna selalu berhasil dibuat terpukau dengan kecantikkan Naya. Dan kini Naya berdiri dihadapan Arjuna sambil mengenakan gaun pemberiannya yang ternyata sangat sesuai jika Naya yang mengenakannya. 

"Sore." Ucap Arjuna melanjutkan ucapannya yang sempat terpotong.

"Maaf lama." Kata Naya merasa bersalah sebab membiarkan Arjuna menunggunya.

"Maklum ya pak, kak Naya nggak pernah datang ke pesta mewah makanya rada norak sampai ratusan kali ngecek penampilannya di kaca."

Arjuna terkekeh sementara Adit sedang meringis kesakitan karena kakinya diinjak oleh Naya yang menggunakan sepatu hak tinggi.

"Kita berangkat sekarang?" Tanya Arjuna sambil mengulurkan tangannya.

Naya menerima uluran tangan Arjuna "Iya." Sahutnya.

Arjuna membukakan pintu lalu menuntun Naya untuk duduk dikursi sebelahnya. Bahkan Arjuna sampai memasangkan Naya seat belt karena Arjuna hanya ingin memastikan Naya aman sampai ditempat tujuan.

"Kita berangkat dulu, tante, Adit." Kata Arjuna berpamitan.

"Titip Naya ya." Ucap Ayudia.

"Pasti tante." Balas Arjuna.

"Enjoy kak!" Teriak Adit sambil melambai ke arah Naya yang tampak tegang duduk didalam mobil.

Seusai berpamitan, Arjuna masuk dan duduk dikursi kemudi. Setelah memasang sabuk pengaman, Arjuna tancap gas dan melajukan mobilnya menuju tempat dimana acara malam ini akan berlangsung. 

"Terima kasih karena kamu mau menerima tawaran saya." Ucap Arjuna sambil fokus ke jalanan.

"Sama-sama pak, saya yang harusnya berterima kasih sama bapak karena bersedia mengundang saya untuk datang." Balas Naya.

"Dan saya juga berterima kasih karena kamu telah menolong saya dengan berdandan secantik ini." Kata Arjuna.

Rasanya Naya ingin pingsan mendadak, tolong bawakan Naya alat bantu nafas atau setidaknya berikan Naya nafas buatan. Jantung Naya terasa akan meledak jika Arjuna terus memuji dirinya. Dia tidak pernah menyangka kalau akan menerima sebuah pujian dari seorang Arjuna yang setampan namanya itu.

To Be Continued.

Naya ArjunaМесто, где живут истории. Откройте их для себя