Bab 26. Petaka Cheese Cake

337 16 0
                                    

Mendadak Naya menyesal telah menerima ajakkan Arjuna untuk ikut dengannya datang ke acara itu. Sebenarnya Naya senang karena kedatangannya disambut hangat oleh Puspita namun Naya seakan melupakan hal penting yaitu keluarga Arjuna yang masih memiliki hubungan darah dengan keluarga Wisnu jadi jelas saja kalau sewaktu-waktu Naya akan berhadapan kembali dengan Maya.

Setelah perang dingin yang akhirnya berhasil dicegah, kini Naya harus berhadapan dengan Wisnu, pria yang sama yang pernah ia cintai di masa lalu namun disisi lain Wisnu juga orang yang telah Naya tampar beberapa waktu lalu. Wisnu berdiri berhadap-hadapan dengan Naya dan Arjuna. Melihatnya datang, seketika membuat Naya malas dan ingin segera pergi dari tempat itu.

"Kayaknya kamu udah dapat pengganti nya aku." Kata Wisnu sambil melirik tangan Naya dan Arjuna yang saling bertautan.

Naya maupun Arjuna melihat kearah mana tatapan Wisnu dan mereka baru menyadari bahwa sejak tadi keduanya saling bergandengan. Dengan cerdik Naya memanfaatkan keadaan ini untuk membuat Wisnu sadar akan hubungan mereka yang sudah tidak memiliki harapan. Naya melepas genggaman tangannya kemudian merangkul lengan Arjuna yang membuat pria itu sontak terkejut.

"Iya, tapi bukan pengganti. Kamu nggak akan tergantikan karena udah menyakiti aku jadi aku nggak mau orang lain menggantikan kamu." Kata Naya sarkas.

Wisnu terkekeh mendengarnya, ia mengulurkan tangan mengajak Naya bersalaman.

"Kamu mau apa?" Tanya Naya curiga.

"Mengajak kamu berdamai. Memangnya kalau kita mantan pacar kamu nggak mau menerima aku sebagai teman." Ujar Wisnu.

Naya dan Arjuna saling pandang satu sama lain. Mereka menatap wajah Wisnu yang tampak gusar. Wisnu menarik uluran tangannya sebab ditolak mentah-mentah oleh Naya.

"Aku sadar kalau hubungan kita udah nggak ada harapan lagi, ditambah setelah melihat perlakuan mama ke kamu. Aku nggak mau menyakiti kamu dengan cara yang sama untuk yang kesekian kalinya. Mungkin melepaskan memang jalan terbaik untuk kamu ataupun aku." Tambahnya.

Naya tersenyum haru, akhirnya Wisnu bisa merelakannya untuk pergi dan singgah dihati yang lain. Naya melepaskan rangkulan dilengan Arjuna sebelum akhirnya maju selangkah ke hadapan Wisnu. Kini giliran Naya yang mengulurkan tangan menunggu Wisnu menjabat tangannya.

"Tapi kamu juga harus bahagia. Jangan terpaku sama masa lalu, tetap jalan kedepan dan jangan pernah menoleh ke belakang mulai sekarang." Kata Naya menasehati Wisnu.

Dibelakang Arjuna takjub dengan Naya yang bijaksana. Sementara itu, Wisnu mengangkat wajah lalu menatap Naya yang tersenyum kepadanya. Ia melirik sesaat ke tangan Naya yang terulur sebelumnya akhirnya ia menarik tangan itu dan memeluk tubuh Naya.

"Anggap ini pelukkan perpisahan sebagai bukti bahwa hubungan kita benar-benar berakhir."

Naya memeluk Wisnu sembari menepuk-nepuk punggungnya. Selang beberapa saat pelukkan mereka terlepas dan ditutup dengan gelak tawa keduanya. Kini Naya ataupun Wisnu sudah setuju untuk menutup kisah mereka rapat-rapat. Keduanya senang dan dengan begini tidak akan ada yang tersakiti.

"Titip Naya, ya." Ucap Wisnu sambil menepuk bahu Arjuna.

Arjuna mengangguk, setelahnya Wisnu pun beranjak pergi dan disaat itu juga Naya dapat menghela nafas lega. Namun Naya kembali tegang saat mengingat perkataanya tentang pengganti Wisnu. Perlahan Naya berbalik menghadap ke Arjuna yang masih berdiri santai sambil tangannya dimasukkan kedalam saku.

Sekali lagi Naya bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Dia bahkan menyeret Arjuna kedalam masalah percintaannya yang rumit. Dengan ragu, Naya kembali ketempat awal ia berdiri dan memandangi Arjuna.

"Maaf pak, saya terpaksa bohong sama Wisnu dan membawa-bawa nama bapak. Saya nggak maksud tapi keadaanya memaksa saya untuk bertindak cepat. Jadi tanpa sadar saya udah bersikap keterlaluan ke bapak, sekali lagi saya minta maaf." Ujar Naya sambil menunduk.

Arjuna yang bertubuh tinggi menjulang itu sedikit menunduk agar tingginya sejajar dengan Naya. Ia menatap manik mata Naya lekat lalu memegang puncak kepala nya. Naya sudah seperti anak kecil jika harus bersanding dengan Arjuna.

"Nggak masalah, justru saya senang karena kamu melibatkan saya. Setidaknya saya ikut berkontribusi untuk membantu kalian mengambil keputusan yang benar." Kata Arjuna.

Naya tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat menerima tatapan dan perkataan dari Arjuna. Dia hanya bisa tersenyum dan menjerit dalam hati.

"Kak Naya!"

Arjuna dan Naya menoleh serempak. Tampak seorang anak kecil berlari laju kearah mereka sambil membawa sepiring kue.

"Dewa?"

Arjuna menoleh ke Naya. Sejak kapan dia mengenal Dewa yang merupakan adiknya itu. Perhatian nya kembali kepada si bocah yang baru tiba didepan mereka dan kini sedang mengatur nafas. Naya terkekeh melihat Dewa yang sedang terengah-engah karena habis berlarian.

"Ada apa?" Tanya Naya seraya berjongkok didepan Dewa.

Wajah Dewa seketika sumringah, ia menyerahkan sepiring kue kepada Naya.

"Aku bawain kakak cheese cake. Kata tante Maya kak Naya suka cheese cake, nih." Kata Dewa sambil menyerahkan benda yang dipegangnya.

Naya sedikit ragu menerima pemberian Dewa apalagi setelah mendengar bahwa Maya lah yang memberi tahu nya bahwa Naya suka cheese cake. Namun Naya tidak tega menolak pemberian Dewa yang matanya kini berbinar dan tampak sedang menunggu Naya untuk mengambil alih piring ditangannya.

"Terima kasih, Dewa." Ujar Naya lalu mengambil alih sepiring kue itu dari tangan Dewa.

"Sama-sama. Cobain dong, enak tau cheese cake nya. Kakak pasti suka."

Naya tersenyum, perlahan ia mengambil garpu dipinggir piring kemudian memotong kue itu sebelum akhirnya memakannya sesuap. Naya manggut-manggut menikmati kue pemberian Dewa.

"Enak, terima kasih ya."

Dewa terlihat tersipu malu sambil cengengesan. Anak kecil itu pun beranjak pergi setelah keinginan nys berhasil Naya tunaikan. Namun setelah beberapa saat, Naya tiba-tiba merasakan tenggorokannya bermasalah. Ia jadi susah menelan bahkan kini mulai batuk-batuk.

"Kanaya, kamu nggak apa-apa?" Tanya Arjuna cemas.

Naya mengangguk, mencoba untuk tidak membuat Arjuna khawatir dengan kondisi nya. Tapi kebohongan Naya dengan cepat terbongkar dihadapan Arjuna saat melihat Naya yang susah bernafas. Nafasnya terengah-engah dan Naya mulai terhuyung kemudian jatuh ke lantai tidak sadarkan diri.

"Kanaya!" Teriak Arjuna histeris.

Semua orang menoleh ke sumber suara, bahkan Wisnu yang belum genap lima menit pergi dan menitipkan Naya kepada Arjuna harus kembali menghampiri keduanya.

"Naya kenapa?" Tanya Wisnu saat tiba disana.

Arjuna memangku kepala Naya dan masih berusaha membangunkan Naya. Dia menggeleng tidak tahu menjawab pertanyaan Wisnu.

"Dari tadi baik-baik aja, tapi setelah makan kue tiba-tiba sesak nafas terus pingsan. Nggak tau kenapa." Jawab Arjuna terdengar panik.

"Kue?" Wisnu memencar mata dan menemukan sepiring kue yang terjatuh dilantai. "Naya habis makan cheese cake?" Tanya Wisnu lagi.

Dengan cepat Arjuna mengiyakannya.

"Astaga! Naya alergi keju."

To Be Continued.

Naya ArjunaWhere stories live. Discover now