chapter 6

170 25 15
                                    

~Author

Suasana cafe kini nampak hening hanya suara penyanyi yg merdu yg dapat terdengar. Fenly terus memetikkan gitarnya dan melantunkan sebuah lagu dengan irama yg membuat orang yg mendengar ikut menikmatinya.

Setelah selesai satu lagu kini ia tiba-tiba mengajak seseorang untuk menemani ia bernyanyi di atas panggung.

"Selamat malam semuanya, gimana lagu yg saya bawakan asikan?, nah sekarang saya pengen ngajak orang buat duet dengan saya di sini, ayok siapa yg mau...." Banyak orang yg mengangkat tangan nya untuk bisa duet bareng fenly, namun mata fenly tertuju ke sudut cafe yg di mana di sana terdapat kakak nya dan orang yg mirip dengan almarhum adiknya tengah serius mengobrol tanpa menghiraukan dirinya yg tengah mencari orang buat ikut duet dengan nya.

"Ekhem,,, oke sepertinya saya sudah menemukan orang yg boleh ikut duet bersama saya di sini dan sebelumnya saya berterima kasih kepada kalian semua yg sudah antusias mengangkat tangannya, tapi maaf banget untuk kali ini saya tidak bisa berduet dengan kalian dulu karena saya ingin mengajak Kaka saya duet mumpung orang nya juga ada di sini, tapi jangan berkecil hati semoga di next time saya bisa duet dengan kalian semua satu persatu"

Shandy yg semulanya tengah serius ngobrol dengan Zidane kini fokusnya beralih ke adik nya yg tiba-tiba mengajak nya ikut menemaninya bernyanyi, sungguh random sekali adiknya itu, padahal ia bernyanyi di kamar mandi aja enggak pernah sama sekali, ini malah di suruh nyanyi di atas panggung dan di saksikan oleh banyak orang sungguh ia merasa tidak PD.

"Kak Shandy ayok" ajak fenly yg masih stay di atas panggung dan masih setia menunggu kakaknya untuk menghampirinya.

Shandy ia semakin di buat bingung dengan ajakan adiknya itu pasalnya ia juga tidak PD dengan suaranya sendiri.

"Itu Lo di panggil kenapa gak langsung naik aja Sanah" ucap Zidane namun shandy nampak menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak mau

"Kenapa, Lo gak PD sama suara Lo? Suara adek Lo aja sebagus itu masak suara Kakak nya gak bagus, udah cepet sana kasian tuh adek Lo nungguin" ucap Zidane lagi

"Gimana kalau kita nyanyi bareng?, Gue mau naik panggung asal Lo juga ikut duet dengan kita" ucap shandy yg tentu membuat Zidane melotot kepadanya

"Lah kok jadi ngajak gue sih, kan Lo yg di panggil tuh, udah sana Lo aja" ucap Zidane risih

Kemudian Shandy berjalan menuju fenly, sesampai nya di samping fenly kemudian ia sedikit berbisik kepada fenly dan fenly mengangguk kepalanya pertanda ia setuju dengan ide kakaknya.

"Baiklah untuk malam ini saya akan di temenin oleh dua orang, yang satu nya Kakak saya dan satunya lagi adalah adik saya, beri tepuk tangan kepada Zidane, ayok Zidane mari naik ke atas panggung" ucap fenly berusaha membujuk Zidane untuk bisa menyumbangkan suara merdunya

"Aelah malah jadi gue, yaudah lah naik aja, udah terlanjur di lihatin pengunjung sini juga" gumahnya dan segera naik ke atas panggung

"Nah gini dong, kan seru nyanyi nya ber tiga gini jadinya gak terlalu kedengeran suara jelek gue" ucap Shandy dan Zidane hannya diam saja

Setelah mereka sedikit berdebat untuk menentukan lagu apa yang cocok di nyanyiin, kini mereka sudah saling mengalah satu sama lain dan terpaksa harus menyanyikan lagu yang di riques oleh pengunjung cafe agar tidak terjadi perdebatan terlalu panjang.

Kini fenly mulai memetikkan gitarnya pertanda mereka sudah siap bernyanyi, fenly yg mengambil part nyanyi pertama kemudian di sambung oleh Shandy selanjutnya baru dilanjuti Zidane, mereka menyanyikan lagu Komang milik Raim Laode, namun di saat Zidane mulai mengambil part nya tiba tiba ia merasakan sensasi pusing hingga membuat pandangan nya mulai burem, "lagu ini,,,,,"batin Zidane dan tak sadar ia pun terjatuh pingsan.

Dream || UN1TY Où les histoires vivent. Découvrez maintenant