chapter 8

153 23 14
                                    

~Author

Mereka telah sampai dirumah itu, karena rasa penasaran yang kuat akan siapa yang membawa zidane dengan paksa dari rumah mereka, alhasil mereka berdua mengikuti jejak orang orang yang membawa Zidane, siapa lagi kalau bukan shandy dan fenly.

Ya saat ini mereka telah sampai di suatu perumahan yang kelihatan masih layak huni, sesampai mereka di situ mereka mendengar dengan samar dan juga sedikit mengintip dari balik jendela yg kebuka tentang perlakuan orang orang itu terhadap Zidane, bahwa zidane tidak diperlakukan dengan baik didalam sana, ingin rasanya menghampiri tapi mereka tau resiko, apalagi mereka juga kalah jumlah.

"Ngak ada cara lain kak, mending kita masuk tolongin zidane" Geram fenly sudah tak tahan, karna bagaimanapun zidane sudah pernah menolongnya.

"Sabar fen, situasi ngak mendukung, yang ada kita juga jadi sekapan" Tolak Shandy dan memikirkan rencanaa

"Jadi kita harus diam gitu sedangka_" Ucap fenly terpotong melihat segerombolan orang asing keluar dari rumah itu.

"Tss,, diam" Tegur Shandy

"Mau sampai kapan lo pertahanin tu anak" Ucap Noel (kaki tangan nya dinand)

"Sampai gue berhasil mamfaatin dia" Balas dinand cepat

"Lo ngak lihat dia, yang ada dia sadar dan bakal ngehiatin lo, sekarang aja dia dah mulai dekat ma sodara sodara nya " Tegur salah satu anak buahnya lagi yaitu lukas

"Iya,, gue tahu, tu si anak Maulana emang nyusahin tapi gue masih butuh dia buat bikin tangannya sendiri yang bunuh Saudaranya itu" Ucap dinand emosi dan menaikan satu oktaf suaranya

Degh

Shandy dan fenly terbujur kaku mendengarnya, apa mereka tak salah dengar, zidane adalah anak Maulana? Saudara mereka sendiri.

"Gue ngak salah dengarkan kak? Dia Fajri, dia saudara kita" Ucap fenly senang dan masih sedikit tak percaya dengan apa yang ia dengar

"Itu kita pastiin belakangan, yang terpenting sekarang kita harus bawak  adik kita pergi dari orang tak berhati kemanusiaan ini" Tegas Shandy yang sebenarnya telah naik emosi jika benar itu adiknya maka ia tidak akan segan memberi mereka semua pelajaran, karna sudah berpelakuan buruk terhadap adiknya.

Dengan langkah selanyaknya orang yang mengendap ngendap kini Shandy dan juga fenly perlahan mulai memasuki ke dalam rumah, mereka sangat berhati hati sekali dalam langkahnya, sebab jika mereka sedikit saja melakukan kecerobohan maka bisa jadi mereka berada di posisi Zidane.

Karna di gudang tempat Zidane di sekap tidak ada yang menjaga nya, maka itu membuat mereka dengan cepat sampai di gudang itu, mereka langsung mencari cara agar bisa membuka pintu gudang ini, tapi nihil mereka tidak menemukan ide sama sekali, Shandy sudah mencoba untuk mendobrak pintu itu tapi tidak kunjung terbuka juga.

Mereka tidak mempunyai banyak waktu sebelum anak buah dinand memergoki keberadaan mereka.
Fenly tiba tiba melihat satu peluang kecil untuk bisa masuk ke gudang itu selain dari pintu yaitu jendela kaca.

"Kak, ada jendela" ucap fenly sambil memberi tau kakak nya, ia langsung menghampiri jendela itu yg masih bagus, kemungkinan mereka akan memecahkan kaca itu, tapi gimana cara memecahkan nya agar suara pecahan itu tidak terdengar ke telinga penjahat penjahat itu.

"Fen gimana ini?, Kita harus hati hati jangan sekali kali berlaku ceroboh Karna akan bahaya akibat nya" ucap shandy menghentikan aksi fenly yg ingin memecahkan kaca itu pakek balok kayu yang ia temui di samping gudang ini.

"Kak Shan, fen khawatir dengan kondisi aji di dalem, dia sama sekali tidak bersuara kak, kita gak bisa biarin dia kelamaan di gudang ini, kita harus ngeluarin dia kak secepatnya"

"Ya sudah kalau gitu, kita harus bagi tugas, Lo yang mantau pergerakan mereka dan kak Shan akan ngeluarin aji dari dalem dengan cara memecahkan kaca jendela ini, Lo yang tenang ya dan hati hati juga, kalau ada apa apa langsung telpon kak Shan" ucap Shandy memberi ide dan di angguki kepala oleh fenly, Karna fenly percaya kepada rencana kakak nya ini akan berhasil membuat aji keluar dari gudang.

******
Di bengkel Farhan ia sedang menunggu kedatangan sahabat yang ikut bekerja dengan nya itu, siapa lagi kalau bukan Shandy, ia sudah lama menunggu Shandy datang namun sampai sekarang pemuda itu tidak kunjung datang, padahal consumen  nya hari ini terbilang cukup banyak, ia tidak bisa menyelesaikan pekerjaan ini sendiri tanpa bantuan sang sahabat akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Shandy namun tak di angkat.

"Anying si Shandy kenapa sih, di telponin malah di rijek gini, gak tau apa kita lagi butuh bantuan dia, gak biasanya dia gini, biasanya kalaupun niat gak masuk kerja pasti dia inisiatif ngabarin gue, lah ini di telponin malah kagak di Jawab, aahh pusing gue" monolog nya sendiri pusing Karna banyaknya consumen dan dia harus menyelesaikan nya sendiri.

"Gue coba telpon Ricky aja lah siapa tau Shandy lagi sama dia" sambungnya lagi dan segera menelpon Ricky

"Hallo han adaapa?" Tanya Ricky di sebrang sana

"Rick Lo apa kabar lama nih kita gak jumpa, sebernya gue telpon Lo mau nanyain Shandy lagi sama Lo gak? Kalau enggak kira kira Lo tau gak dia lagi dimana? Soal nya gue telpon dari tadi gak di jawab ma dia yang ada malah di rijek, padahal bengkel lagi penuh nih dia malah pakek acara gak masuk lagi, pusing gue"

"Alhamdulillah gue baik Han, kapan kapan kita bisa kaliya ngumpul bareng lagi ber tiga setelah urusan kerja kita libur. Oh ya kalau masalah Shandy gue gak tau tuh dia lagi di mana soalnya dia juga lagi gak ada sama gue, kenapa telpon Lo di rijek ya? Gak biasanya Shandy kek gitu sama kita"

"Iya nih gue juga gak ngerti kenapa dia kek gini, yaudah kalau gitu gue lanjut buat ngontak ngantik lagi motor motor ini ya" ucap Farhan dan langsung mengakhiri panggilan itu, ia merasa bingung dengan Shandy, kalau dia gak sama Ricky lantas dimana kah dia saat ini? Apa malah ketiduran sampai gak bangun bangun sampai sekarang, secara kan dia manusia pelor alias tidur Mulu kerjaannya, tapi kan tidak mungkin Karna dia memiliki seorang adik yang sangat sangat menghargai waktu, sifat yang di miliki fenly justru sangat berbanding terbalik dengan sifat yang di miliki Shandy si kang pelor.

******
Shandy, pemuda itu kini telah berhasil masuk ke dalam gudang tempat di mana Fajri di sekap, ia masuk ke dalam dengan cara memecahkan kaca jendela setelah mendapat kan kode dari fenly bahwa semua nya aman, karena orang yang menyekap Fajri lagi berada di ruang tamu semua dan Alhamdulillah nya posisi ruang tamu dengan gudang ini sangat lah jauh, jadi ini suatu keberuntungan bagi mereka.

Kini shandy mencoba mengelus rambut itam milik Fajri dan mengangkat kepala Fajri ke atas pahanya, ya bisa di bilang Fajri saat ini dalam keadaan masih pingsan.

"Ji bangun ji, Fajri adik gue Lo yang kuat ya bang sen akan bawa aji keluar dari sini" Ucap shandy sambil terus mengelus rambut dan pipinya, berharap Fajri dapat segera sadar dari pingsan nya

Tak lama masuk lah fenly yang ikut panik melihat keadaan adiknya yang memiliki luka lebam di sekujur mukanya.

Tak ada pilihan lagi mereka harus segera membawa Fajri kabur dari sini sebelum semuanya terlambat, kini mereka berusaha membopong tubuh Fajri, di sela aksi mereka tiba-tiba pemuda yang tadinya pingsan ini tiba-tiba mengeluarkan suara batuknya, ya dia terbatuk-batuk setelah berhasil keluar dari gudang ini.

"Ji harus kuat gue dan kak Shan akan bawa Lo pergi dari sini" bisik fenly sambil mengelus punggung adiknya.
Pemuda yang merasakan di eluspun nampak nyaman dan merasa semakin aman berada di dekapan orang orang ini, ia terus memejamkan matanya Karna ia tau bersama siapa ia sekarang.

🌸🌸🌸🌸🌸


Dah lama gak update hehe tau tau dah lebaran aja nih.
Saya selaku Author mengucapkan minal aidzin walfaizin kalian semua saya maafin 🙏🙏🙏

Jangan lupa vote dan komen ya guys, supaya author makin semangat buat ngelanjutin cerita ini, thanks for reading
Tetap semangat jaga kesehatan.

Collab: ShopieOktapiani

Dream || UN1TY Where stories live. Discover now