chapter 21

140 21 7
                                    

~Author

Beberapa hari sudah berlalu kini keadaan Shandy sudah sepenuhnya kembali sehat dan ia sudah di izinkan keluar dari rumah sakit, meski begitu namun Fenly dan juga Fajri masih belum akur juga.

Fajri kini sudah kembali tinggal serumah bersama Shandy dan juga Fenly, traumatis nya pun sudah perlahan mulai menghilang, akan tetapi tak hayal bila ia terkadang sesekali masih terbayang-bayang tentang kejadian masalalunya.

Pagi ini mereka melakukan aktivitas seperti biasanya yang mana Shandy harus masuk kerja lagi, Fenly yang berberes di rumah, tapi kali ini Fenly di rumah bersamaan dengan Fajri, ya Fajri belum masuk sekolah udah beberapa hari ini, sebab wali kelas Fajri memintanya untuk menghadirkan salah satu anggota keluarga nya untuk berhadapan dengan kepala sekolah terlebih dahulu, untuk syarat agar Fajri bisa kembali dapat belajar di sekolah tersebut, namun kedua anggota keluarga nya ber alasan sibuk dan tak bisa memenuhi panggilan itu.

Shandy sendiri tidak ada waktu untuk ke sekolah Fajri, Karna ia tidak enak dengan Farhan yang telah berbesar hati masih mau menerima nya kembali bekerja di bengkel Farhan. Toh ia juga harus segera melunasi hutang nya kepada Farhan, sebab Farhan lah yang membiayai administrasi rumah sakit kemaren. Akan tetapi Shandy meminta Fenly untuk menemui kepala sekolah Fajri, dengan begitu kedua adik nya bisa kembali menjalin kedekatan, namun sepertinya Fenly masih belum mau menolong Fajri.

Fajri dan Fenly setelah keduanya selesai sarapan, mereka sama-sama mengangkat piring kotor milik masing-masing ke dapur untuk kemudian di cuci. Sementara itu Shandy sudah berangkat kerja sudah sedari subuh tadi. Fenly dan Fajri mereka sama sekali tidak memulai obrolan, Fajri udah geram dengan Fenly yang masih belum mempercayai nya padahal bang Sen sendiri udah coba jelasin bahwa bukan Fajri lah pelaku sesungguhnya, namun entah mengapa Fenly masih tidak mau baikan dengan nya, di sela-sela acara cuci piring itu Fajri berusaha mengajak Fenly ngobrol.

"Fenly papa meninggal Karna apa ya?" Tanya nya polos

"Ya Karna udah datang ajal lah" ucapnya ketus.

Ah, rasanya Fajri tidak akan mendapatkan jawaban yang bener dari Fenly, Fenly masih ketus terhadap nya.

Setelah acara cuci piring itu selesai Fenly langsung masuk ke kamarnya dengan ekspresi wajah yang cukup datar, berbeda dengan Fajri ia memutuskan untuk menonton TV di ruang tamu sembari ia menikmati masa-masa libur sekolah nya.

Handphone milik Fajri berbunyi yang menandakan bahwa ada pesan masuk ia langsung melihat siapa yang mengirim nya pesan, namun tertera nomor masuk, ia langsung tertarik untuk membuka pesan itu dan......

"AAAaaaaaaakkk" teriak nya kenceng ketakutan dan refleks mengambil bantal untuk menutupi mukanya.

Fenly dari kamar yang tengah istirahat pun jadi terusik dengan teriakan Fajri yang begitu kencang, ia terpaksa turun ke bawah untuk menanyakan kenapa bocah itu tiba-tiba teriak tidak jelas.

"Woyyy, Lo ngapain sih teriak-teriak? gangguin waktu gue istirahat aja tau gak" ucap Fenly lantang setelah ia melihat Fajri yang meringis ketakutan.

"Kalau orang lagi ngomong tuh di jawab" lanjut Fenly yang melihat Fajri mukanya masih mengumpet di belakang bantal.

"Gu_gue takut, ada yang ngirim ke gue pesan aneh" ucapnya sambil menunjuk handphone yang tak sengaja ia lempar tadi, agar Fenly dapat mengecek pesan itu.

Fenly yang paham kode itu pun langsung mengambil handphone Fajri dan membuka pesan itu.

"Hah!" Ucapnya heran setelah selesai membaca isi pesan itu

Isi pesan

Jangan harap Lo dan kedua sodara Lo bisa tenang, gue pastiin kalian bakalan menderita.

Beserta ada foto yang bertulisan berwarna merah "FAJRI MAULANA BERSIAP-SIAPLAH UNTUK BERMAIN"

Fenly mengerutkan keningnya lalu berucap

"Aelah gak ada apa-apa pun palingan cuman orang iseng aja. Gue udah berubah pikiran, besok gue akan temuin kepala sekolah Lo" setelah berucap seperti itu, Fenly langsung balik ke kamar.

Fajri langsung membuka bantal yang menutup mukanya tadi, lalu ia kembali mengukir senyum manisnya, ia berfikir mungkin bener kata Fenly hanya orang iseng yang coba ingin mengganggu nya, yang terpenting besok Fenly bakalan memenuhi panggilan wali kelasnya.

Fenly menaiki tangga demi tangga untuk menuju ke kamarnya, sesampai di depan pintu ia langsung masuk ke dalam kamarnya, betapa terkejutnya ia yang melihat di cermin kembali ada tulisan "Jangan harap keluarga Lo bisa tenang, mari mulai kehidupan baru" tulisan itu bertuliskan menggunakan lipstik yang berwarna merah tua.

"Siapa Lo? Kapan Lo masuk ke dalam kamar gue ha! Ayok tunjukin diri Lo kalau berani, dasar pengecut berani nya neror doang" ucap Fenly menentang ia sambil menelusuri kamar nya, berharap dapat ketemu pelaku teror ini. Namun nihil ia ternyata tidak menemukan siapapun, bahkan jejak orang itu pun sama sekali tidak ia temukan.

"Jiii FAJRIIii" teriak Fenly memanggil adiknya

Pemuda pemilik nama itupun langsung menghampirinya ke dalam kamar, ia langsung menanyakan apa tujuan kakaknya ini memanggil nya.

"Kak Fen, ada apa?"

"Lo lihat itu di kaca, Lo lihat orang asing yang masuk ke kamar ini gak? Atau jangan-jangan Lo yang coret-coret cermin gue ya?" Tanyak nya mengintimidasi.

"Fen, kapan gue masuk kesini coba? Orang gue ada di ruang tamu dari tadi, lagian gue juga dapat teror itu juga kali. gue coba hubungi bang Sen dulu deh" ucap Fajri

"Eh, jangan dulu, gak usah, kak Shan gak usah tau dulu soal ini, gue harus selidiki dulu motif orang itu apa, Lo bisa angkat kaki dari kamar gue."

Fajri pun langsung keluar dari kamar Fenly, ia berpikir apa jangan-jangan ini ulah Dinand and the geng? Tapi bukannya mereka masih terkurung di sel tahanan? Lantas ini semua ulah siapa? Prasaan ia selama ini tidak memiliki musuh.

"Apa bang Sen dapat teror itu juga gak ya? Aaahhh siapa lagi sih yang mengusik keluarga ini" ucapnya sedikit frustasi dan langsung turun ke bawah lagi.

****

Di bengkel Shandy dan Farhan tengah beristirahat sejenak, mereka sedikit berbincang-bincang tentang kedua adik Shandy.

"Shan, emang nya Aji belum masuk sekolah juga?" Tanya Farhan

"Belum Han, gue gak sempet ke sekolah dia buat ketemu sama kepala sekolah nya, gue suruh Fenly eh dia nya malah gak mau juga, gak ngerti lagi gue sama tingkah mereka berdua gak sekarang gak dulu selalu gak pernah akrab. Lagian juga si Fenly padahal dulu merasa sangat terpukul atas kepergian Fajri, eh sekarang Aji nya dah kembali malah di cuekin ma dia, gak habis pikir gue" ucap Shandy yang kebingungan dengan tingkah kedua adiknya.

"Eemm gini ya kalau menurut pikiran gue Shan, apa mungkin Fenly merasa takut kalau Lo sama Aji kembali dekat seperti dulu, nah otomatis si Fenly bakalan Lo cuekin lagi dong. Menurut gue sih Lo harus buktiin ke dia kalau Lo bisa mengasihi keduanya tanpa membeda-bedakan." Ucap Farhan memberi solusi.

"Gue merasa Selama dua hari ini gue keluar dari rumah sakit sih gue gak ngerasa membeda-bedakan keduanya, gue berlaku adil kok, gue fokus kepada keduanya gak cuman fokus ke satunya aja. Kayak nya gak masuk akal sih kalau yang Lo ucapkan itu emang bener"

"Yaudah kita positif thinking aja mungkin Fenly lagi band mood kali, kita lihat besok-besok mungkin mereka bisa baikan lagi, nanti Lo pulang ke rumah nanyain langsung ke Fenly, apa penyebab dia gak bisa Deket sama Fajri" ucap Farhan, Shandy cuman mengganggu nya.

Keduanya kembali melanjutkan pekerjaannya.

🌸🌸🌸🌸

Sepertinya cerita ini mau end nih, Karna makin kesini makin ngawur aja😭
Kalian mau nya sad end atau happy end?

Jangan lupa vote dan komen
Supaya Author bisa makin semangat buat ngelanjutin
cerita ini. Thanks for reading.

Dream || UN1TY जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें