Chapter 16

150 22 11
                                    

~Author

Gilang menghentikan laju mobil miliknya saat sudah berada di depan rumah Fenly, ya dirinya sempat pulang ke rumah nya terlebih dahulu sebelumnya, untuk menggantikan motor dan membawa mobil agar ia Fenly dan juga Farhan dapat dengan mudah menuju ke markas penculikan itu.

Setelah itu ia buru-buru masuk ke dalam rumah Fenly, ternyata di rumah Fenly sudah ada dua Curut, siapa lagi kalau bukan Zweitson dan juga Fiki.

"Loh kok ada dua Curut di sini?" Ucap Gilang sambil memperhatikan zweitson dan juga Fiki

"Bang kita ikut ya plisss" ucap Fiki sambil memasang muka imutnya

"Ikut kemana? Orang gak kemana-mana kok, lagian Lo berdua tumben banget ke sini"

"Kita kan mau bantu bang Sen juga, walau gimana pun bang Sen itu dah nganggap kita sebagai adik-adiknya jadi dah kewajiban kita untuk membantu Abang yang lagi dalam bahaya" ucap Zweitson panjang lebar.

"Lo tau dari mana kalau kita mau pergi? Aneh Lo berdua, datang gak di undang" ucap Gilang ketus

"Lah, orang kita di ajak sama Fenly kok Lo yang sewot" ucap Fiki sedikit kesel dengan Gilang yang dari tadi sewot dengan kedatangan mereka.

"Lang, Son, Fik, udah jangan pada ribut. Soni, Fiki kalian boleh ikut kok, gue emang sengaja ngajak kalian berdua, tapi inget kalian jangan jauh-jauh dari kita ya, dan kalau ada upaya penyerangan dari mereka nanti kalian langsung cari tempat yang aman untuk bersembunyi, dan ingat juga ni resikonya lumanyan besar jadi jangan coba ber main-main" ucap Fenly

bukan karena apa ia mengajak Fiki dan juga Zweitson pasalnya ia mendapat sebuah pesan singkat dari Zidane yang menyuruhnya untuk mengajak kedua sahabatnya, dikarenakan dia berencana untuk membongkar jati dirinya yang slama ini telah dia tutup-tutupi.

"Yaudah kalau gitu langsung berangkat aja yok, kita harus ke kantor polisi dulu soalnya" ucap Farhan yang sedari tadi menyimak keributan itu.

"Yaudah yok" ucap Fenly, dan mereka pun langsung bergegas masuk ke mobil Gilang, namun tiba-tiba datang mobil yang satu lagi yang mereka sudah cukup kenal, yaitu mobil Ricky.

"Han, fen, Lang, sorry gue agak telat, tadi di jalan aga macet" ucap Ricky setelah keluar dari mobilnya dan langsung minta maaf

"Iya sans aja Bang, sorry jadi ngerepotin bang Rick, padahal Fen tau banget pasti bang Rick lagi sibuk banget Karna di cafe pasti lagi dalam keadaan rame, dan maaf juga kalau Fen udah libur panjang tapi Fen janji akan nerima konsekuensi yang bang Rick kasih nantinya" ucap Fenly, ia tak enak hati Karna keseringan libur gak masuk kerja, padahal ia sangat membutuhkan pekerjaan itu untuk meringankan beban kakak nya.

"Fen ngomong apa sih? Gak perlu ngomong gitu, Lo lupa ya kalau gue ini udah nganggap Lo, Shandy maupun Fajri itu dah kayak saudara gue sendiri, mungkin dulu gue emang gak terlalu dekat dengan Lo malah lebih dekat ke Fajri tapi percaya deh, Lo juga tidak luput dari pantauan gue"

"Makasih ya bang Rick, bang Han, Gilang, Fiki, Zweitson, kalian sangat lah berarti di dalam keluarga gue" ucap Fenly yang sedikit tersentuh melihat banyak orang-orang baik di sekelilingnya.

"Udah-udah, gak jadi nih pergi nya?" Ucap Farhan yang sedari tadi merasakan kepanasan di tengah teriknya matahari.

"Yaudah kalau gitu dua Curut ikut di mobil Lo ya Rick, Fenly, Farhan masuk mobil gue" ucap Gilang dan di setujui oleh semuanya, kini mereka pun telah bergegas pergi meninggalkan perkarangan rumah.

*****
Shandy kini pemuda ini tengah mencari cara agar bisa terbebas dari ikatan tali yang mengikat kaki maupun tangannya. Ia mengetahui rencana orang yang menyekapnya itu, maka dari itu ia harus bisa menyelamatkan diri.

Dream || UN1TY Where stories live. Discover now