chapter 33, end

90 7 0
                                    

~Author

Shandy beserta yang lain terus memutar otak agar bisa menemukan keberadaan Fajri. Kini bukan Dinand and the geng lagi yang jadi tujuan utama mereka melainkan keselamatan Fajri.

"Fik gimana, keberadaan Aji udah terlacak belum?" Tanya Shandy yang masih fokus menyetir, sementara Fenly yang berada di samping nya pun tanpa putus semangat terus menerus menelpon no Fajri.

"Sebentar Bang, ini lagi di lacak" ucap Fiki yang duduk di kursi belakang, ia terus-menerus mencari cara agar bisa melacak keberadaan Fajri. Namun nihil usahanya tidak membuahkan hasil sebab kemungkinan besar handphone milik Fajri dalam kondisi mati jadi keberadaan nya tidak dapat terlacak.

"Belum juga di temukan Fik?" Tanya Shandy lagi yang masih mengkhawatirkan keadaan adik bungsunya.

"Bang, sepertinya gak ada kemungkinan deh, soalnya posisi Fajri di sini tidak terbaca, kemungkinan besar handphone dia lagi dalam kondisi mati" Jawab Fiki jujur apa adanya.

"Ya Allah Jii, dimana kamu dek!" Ucap Shandy yang mulai pasrah.

"Kak, bang Han kirim pesan katanya kenapa kita gak langsung lanjut ke tujuan kita yang awal, kalau emang di markas itu ada Dinand otomatis di situ juga ada Aji dong!" Ucap Fenly

Tanpa sautan kata satupun Shandy langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi memutarkan jalannya kembali menuju ke markas gedung Dinand, sebab ada banyak kemungkinan juga itu bener.

******

Di dalam gedung kini Fajri dalam keadaan pasrah dan berharap kedua saudara nya dapat menemukan dirinya dalam keadaan bernyawa atau pun harus dalam ke adaan sudah tidak bernyawa lagi.

"Udah siap Lu Ahmad Maulana Fajri? Siap-siap Lu akan menyusul almarhum bokap Lo yang terhormat hormati bapak Maulana" ucap Dinand yang sudah siap menyodorkan pistol nya ke arah kepala Fajri.

Fajri mengangkat kedua tangannya ke atas sambil memejamkan kepalanya dalam hati ia terus memanggil-manggil kedua saudaranya, ia masih berharap kedua saudara nya akan segera datang untuk menyelamatkan diri nya.

"Satu,,,,,,,,

"Dua,,,,,,,,

"Ti_

"Stop angkat tangan" kepolisian datang di waktu yang tepat Karna Fajri masih belum terkena tembakan.

"Sial, ini yang jaga pada kemana sih? Bisa-bisanya polisi masuk malah gak ada yang ngabarin gue" gumah Dinand dan langsung segera melarikan diri, ia tidak mau tertangkap untuk kedua kalinya bahkan ia rela mati asal tidak akan balik ke sel tahanan untuk kedua kalinya.

Di saat Dinand yang hendak kabur dari pintu belakang namun tiba-tiba ada polisi yang menghentikan nya, kini ia benar terjebak satu-satunya harapan ia loncat ke bawah. Dan benar saja seperti niat nya tadi ia akan rela mati agar tidak lagi balik ke sel tahanan, langkah yang ia ambil ia lah memilih untuk loncat ke bawah, ia kabur ke balkon dan berakhir bunuh diri.

"Dinandddd" teriak Fajri ia tidak menyangka bahwa Dinand akan senekat itu.

Kemudian baru datang lah Shandy, Fenly, Fiki, Farhan, Ricky, Gilang dan juga Zweison yang masih mencerna apa yang telah terjadi. Mereka melihat Fajri yang bersimpuh di lantai sambil menangis dan juga polisi yang memeriksa ke bawah.

Tanpa berfikir panjang Shandy pun menghampiri Fajri dan membawa Fajri ke dalam pelukannya.

"Ji kamu gak papa Ji?" Fajri yang masih Shock pun hanya menggeleng kan kepalanya saja untuk menjawab pertanyaan dari Abang nya.

"Bang dinand bang, dinand bunuh diri,,, hiks,,, hiks,,,,," dengan suara yang masih gemetaran Fajri pun memberi tau Abang nya dan Shandy kembali memeluk tubuh Fajri sambil menenangkan nya juga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 05 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dream || UN1TY Where stories live. Discover now