Chapter 11

149 25 8
                                    

~Author

Hari ini, suasana di dalam ruangan fenly nampak sepi hannya dirinya seorang diri, di karenakan Shandy harus berpamitan untuk pergi ke bengkel dan yang lain sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Tentu saja kini fenly tengah di rendung kebosanan, sebab ia harus terus berbaring di atas kasur rumah sakit, ia tidak tau harus berbuat apa lagi, akhirnya ia mencoba mengontak ngantik handphone nya.

Selang beberapa menit tiba-tiba Handphone nya berbunyi ada nomor yang tidak di kenali tiba-tiba menelpon dirinya.

"Siapa ini?" ucap nya sambil memperhatikan nomor tersebut

Tanpa perlu berpikir lama akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat telpon tersebut biar rasa penasarannya hilang.

"Hallo kak fen" ucap orang di sebrang sana

"Fajriii, Lo aji kan? ji Lo gak papa dek? Gimana dengan keadaan Lo, Lo baik baik aja kan?" Ucap nya

"Kak itu gak penting, sekarang gue cuman mau bilang kalau gue sekarang udah percaya bahwasanya kalian lah saudara gue yang sebenarnya dan semoga kalian masih mau nerima gue sebagai saudara kalian setelah apa yang gue perbuat selama ini kepada kalian, gue juga berharap kalian bisa memaafkan gue"  Ucap nya panjang lebar, ya setelah ia mendengar obrolan antara Noel dan Dinand kemaren ia semakin yakin bahwasanya keluarganya yang sebenarnya bukan lah Dinand melainkan Shandy dan juga Fenly.

"Jiii Lo udah inget ji, kak Fen seneng banget denger nya, sekarang aji langsung pulang kerumah atau kak Fen jemput aja?"

"Kak maafin gue, gue gak bisa pulang sekarang dan gue mohon kak Fen rahasia kan ini semua dulu, tunggu waktu yang tepat karena kalau kita ceroboh itu sama saja akan mengancam keselamatan keluarga kita kak, gue mohon rahasia kan ini dulu, dan yang lain gak boleh tau termasuk bang Sen sekalipun, gue percaya sama kak Fen. Udah ya kak gue gak punya banyak waktu buat ngobrol lebih lama" akhirnya telpon itu ia matikan secara sepihak tanpa persetujuan fenly

"Ji, ajii, maksud nya apa mengancam keselamatan kita? Ajiii" ia tidak sadar bahwa panggilan itu sudah terputus

"Aelah pakek acara di matiin lagi, tapi ga papa setidaknya gue udah lega karena akhirnya ingatan aji sudah kembali" monolog nya sendiri

*****

Di bengkel kini Farhan dan Shandy tengah beristirahat sejenak setelah memperbaiki mobil dan motor yang rusak.

"Eh Shan gimana keadaan fenly, dia udah keluar dari rumah sakit?" Tanya Farhan di sela istirahatnya

"Dia udah baikan, palingan nanti sore dah pulang lagi ke rumah, Lo ingetin fenly yaudah gue telpon dia dulu ya" Ucap shandy dan langsung mengeluarkan handphone nya dari saku celananya

Namun sebelum ia memencet nomor fenly, tiba-tiba Handphone nya berbunyi duluan alhasil ia mengangkat telpon tersebut

"Hallo, Saha ini teh" ucap nya

"Apakah ini dengan montir mobil?, mobil saya lagi mogok nih, apakah anda bisa datang langsung ke sini?" Ucap orang itu di sebrang sana

"Oke siap, nanti tinggal Sherlock aja ya, saya langsung ke sana" ucap shandy

"Baik mas" ucap orang itu dan panggilan itu sudah berakhir

"Siapa Shan?" tanya Farhan yang menyimak obrolan mereka barusan

"Ada yang lagi mogok mobilnya, trus nyuruh gue dateng ke sana buat benerin tuh mobil, kebetulan nih Sherlock nya udah di kirim juga, gue langsung berangkat ke sana aja ya" ucap Shandy menjelaskan dan sambil memperhatikan lokasi yang jadi titik di mana mobil orang itu mogok, kemudian langsung pergi begitu saja

"Eh Shan Lo curiga gak sih, woy Shan" teriak Farhan namun nampaknya shandy tidak mendengar teriakannya

"Seperti ada yang gak beres, kan yang nelpon dia nomor masuk, trus bisa tau dari mana kalau nomor yang dia telpon itu seorang montir, aneh" gumahnya sambil berfikir secara logika

"Ah sudah lah, semoga shandy baik baik aja, dan pikiran gue itu gak bener" sambungnya dan kemudian kembali mengontak ngantikan motor yang masih rusak.

*****

Di kantin sekolah kini Fiki, Zweitson dan juga Zidane tengah berada di kantin dan juga tengah sibuk memesan makanan, setelah peristiwa kemarin merekapun kini jauh lebih akrab, ya meskipun masih ada rasa canggung di diri Zidane, sebab ia belum mampu mengingat keduanya, tapi ia tau kalau mereka berdua benar sahabatnya.

"Loh kok ini sih kan gue gak mesen ini son" ucap Zidane bingung kenapa Zweitson membawakan makanan yang justru nggak ia pesen

"Ji, Lo harus cobain makanan ini, ini tuh namanya seblak Lo itu dulu suka makan seblak di tambahin saos pedes" ucap zweitson menyuruh nya untuk makan makanan yang gak ia pesen

"Nama gue Zidane son bukan aji, kan yang suka makan seblak aji bukan gue" jelas nya

"Di mata kita Lo itu tetep aji, gak ada yang namanya Zidane di sini, udah cepetan makan keburu dingin nih seblak entar gak enak lagi loh" ucap Fiki ikut buka suara

"Yaudah terserah kalian aja mau manggil gue siapa, yang jelas gue bukan aji temen kalian itu" ucap nya berusaha menjelaskan nya sekali lagi

Bukan apa ia menyembunyikan hal ini sebab ia takut Dinand dan yang lain akan gangguin mereka juga, dan mereka akan ikut terlibat dalam permasalahan ini apabila zweitson dan Fiki terus terusan menganggap ia sebagai aji.

****
Gilang, kini pemuda ini tengah melajukan mobilnya menelusuri jalan menuju kampusnya, namun di tengah perjalanan ia melihat segerombolan orang yang sedang berkelahi di pinggir jalan, ia langsung menajamkan pendengarannya memerhatikan seseorang yang seperti ia kenal.

"Hah, itu Shandy bukan sih?, Kok berani beraninya main keroyokan sih anjirr" Gumahnya di dalam mobil

Ia langsung menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil guna memastikan dugaan nya bener atau salah

"Ya itu benerena Shandy, gue harus tolongin dia" ucapnya dan langsung berlari ke arah keributan itu

Kini ia ikut terlibat dalam perkelahian itu, ia coba membantu shandy agar dia bisa mengalahkan mereka semua.

"Shan Lo gak papa" ucap nya menanyakan keadaan shandy yang telah terjatuh ke tanah mungkin dia telah kehabisan tenaga untuk melawan mereka semua

"Lang selamatin diri Lo, kita gak mungkin menang ngelawan mereka, jumlah mereka cukup banyak, pergi dari sini Lang" ucap shandy mewanti wanti Gilang agar ia dapat menjauh dari sini

Namun seketika mereka mendekati Gilang dan Shandy, Gilang yang nampak membelakangi merekapun tidak tau kalau mereka datang alhasil tangannya di lilit kebelakang oleh pemuda yang bertopeng itu.

"Lepasin gueee" teriak Gilang

"Makannya jangan sok jadi pahlawan kesiangan Lo, inget ya kita gak da urusan sama Lo" ucap orang itu

Namun kemudian datang seorang bertopeng satu lagi mendekati shandy dan membawa nya masuk kedalam mobil mereka, Shandy tidak dapat melawan lagi Karna tenaganya sudah kehabisan sebab sedari tadi ia berkelahi dengan mereka semua.

"Shan,,,, shandyyy,,,," teriak Gilang

"Udah cabut sana loh" ucap orang itu sambil melepaskan tangannya

Ia pun kini kebingungan entah apa yang harus ia jelaskan kepada fenly nantinya yang pasti ia tak ingin melihat sahabatnya itu menangis dan panik dengan keadaan kakak nya yang di bawa oleh orang yang tak di kenal, apalagi kondisi nya sekarang masih dalam tahap pemulihan.

"Fen maafin gue, gue gak bisa bantuin kakak Lo" lirih nya, kemudian langsung masuk ke mobil lagi

🌸🌸🌸🌸


Jangan lupa vote, follow
dan komen ya Supaya saya
bisa makin semangat buat
ngelanjutin cerita ini
Thanks for reading
See you di next chapter




Dream || UN1TY Onde as histórias ganham vida. Descobre agora