chapter 12

141 22 4
                                    

~Author

Anak murit sekolah Pratama Putra kini telah berbondong bondong keluar dari kelasnya begitupun dengan Fiki, Zweitson dan juga Zidane yang telah sampai di parkiran.
Namun fokus nya kini beralih kepada pemuda yang cukup ia kenal seperti sedang menunggunya.

"Eh Fik, Son, Gue udah ada yang jemput, duluan ya" ucap nya memberi taukan kepada teman-teman nya dan langsung meninggalkan mereka.

"Eh Ji, gak jadi pulang bareng nih?" Teriak Fiki namun tak di hiraukan Zidane, di karenakan posisi nya pun sudah terbilang cukup jauh dari keberadaan mereka berdua.

Kini Zidane sudah menemui pemuda yang sedari tadi menunggu ia di depan gerbang sekolah.

"Eh Zidane mereka berdua siapa? Temen baru Lo ya" tanyak Noel yang sedari tadi memperhatikan Zidane tengah asik mengobrol dengan dua orang itu, namun ia tidak kelihatan dengan jelas siapa kedua teman nya itu.

"Sial, ternyata dia lihat lagi" gumah nya di dalam hati

"Enggak kok, mereka berdua bukan siapa-siapa, bukan temen gue juga" ucapnya, ia terpaksa beranggapan bahwasanya ia tidak mengenal mereka berdua, Karna ini demi kebaikan mereka juga nantinya.

"Oh gitu, oh ya niat gue kesini mau ngajak Lo main ke club' sekarang gimana? Lagian kita udah lama kan ya gak pesta minum minum lagi, yok lah kita pesta pesta lagi sesekali" ucap Noel

"Ke club yaaa? eumpp gue sih sebenarnya udah gak mau lagi minum minuman yang bikin mabuk, Lo aja ya yang pergi, gue gak ikut dulu"

"Aelah, sejak kapan sih Lo nolak di ajak ke club, biasanya juga paling semangat, ikut aja ya lagian juga ada yang lainnya nanti di sana, kabarnya Dinand juga bakalan ikut kok"

"Yaudah deh, tapi gue gak mau terlalu banyak minum" ucap nya dan langsung naik ke mobil, Noel pun nyusul naik ke mobil juga

"Yes" ucap Noel di dalam hati sambil mengukir senyum yang penuh tanda tanya

🌸🌸🌸

Seorang pemuda kini tampak tengah sibuk berdiri sambil mondar mandir kesana kemari, di karenakan ia sedang menunggu jemputan kakak nya yang berjanji akan menjemput nya di rumah sakit, namun tak kunjung datang juga sampai saat ini, janji bakalan di jemput sore namun kini sudah malam pun kakaknya tidak muncul juga batang hidungnya.

"Ini kak Shandy mana sih, kok gak datang juga, di telponin juga gak di jawab jawab, bikin khawatir aja nih" monolog nya sendiri sambil terus berjalan mondar mandir berharap kakaknya bisa kunjung menjemputnya

Tak lama ada seseorang yang tiba tiba membuka pintu ruang rawatnya, sehingga membuat fokusnya beralih ke arah pintu itu.

"Bang Han" ucapnya setelah menyadari bahwasanya Farhan lah yang membuka pintu itu

"Fenly Lo udah siap siap, mau pulang sekarang ya?" Tanya Farhan yang melihat Fenly sudah mengenakan baju biasa, tidak mengenakan seragam rumah sakit lagi.

"Iya nih Bang, mau pulang tapi nungguin kak Shan gak jemput jemput. Btw bukan nya kak Shan tadi pagi pamit buat ke bengkel bang Han ya? Kok malah bang Han sendirian ke sininya gak bareng kak Shan?"

"Fenly kita pulang aja dulu ya, biar Fenly bisa lanjutin istirahat di rumah" ucap Farhan berusaha mengalihkan pertanyaan dari Fenly

"Aku gak perlu istirahat Bang, aku perlu nya kak Shan" ucapnya dengan sedikit nada membentak

"Gue tau Fen, tapi yang terpenting sekarang kita pulang dulu, gue janji setelah kita sampai di rumah Lo, dan gue bakalan ceritain semuanya"

"Pulang ya" lanjut Farhan dan Fenly pun terpaksa mengangguk saja dari pada ia harus kembali menginap di ruangan ini, tentu tidak mungkin, iya yakin ada sesuatu hal yang terjadi pada kakak nya itu namun Farhan berusaha menutupi semua itu dari nya.

Kini merekapun sudah berjalan keluar dari rumah sakit itu, usai Farhan membayar biaya administrasi nya, dan merekapun kini telah masuk ke dalam mobil dan Farhan pun segera melajukan mobil itu.

Di dalam mobil hanya keheningan, satu di antara mereka tidak ada yang mau membuka obrolan sama sekali, sebenarnya Fenly sendiri tengah kebingungan dan juga khawatir dengan keadaan kakaknya itu yang tak kunjung bisa di hubungi, tetapi ia tidak ingin mengganggu fokus Farhan yang tengah menyetir, maka dari itu ia memilih untuk berdiam saja.

*****

Seperti niatnya tadi, kini dua pemuda ini telah memasuki ke dalam club' dan duduk di meja bar. Noel pun langsung memanggil salah satu bantender yang ada di sana dan orang itupun langsung menghampiri ke meja mereka.

"Mau pesan apa?" Tanya bantender itu sambil menyodorkan sebuah menu dan mereka pun mengambil menu itu

"Lo mau pesan apa Zidane? Mau Vodka atau bir?" Tanyak Noel

"Terserah, gue ikut Lo aja" ucapnya singkat

"Oh oke, pesen vodka aja dua botol" ucap Noel kepada bantender itu

Lalu bantender itu langsung membawakan dua botol vodka seperti pesanan mereka, lalu menuangkan nya ke dalam gelas-gelas kecil yang tersedia di sana, agar merekapun lebih mudah meminumnya.

"Ayok Zidane kita minum" ajak Noel yang telah siap untuk meminum

"Bentar, tadi Lo bilang bakal ada Dinand dan yang lain, mereka nya mana?" Tanyak Zidane sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Dinand dan yang lain

"Ya sabar, tadi juga Dinand sempat nge chat gue bilang mereka lagi kejebak macet, lebih baik kita minum aja duluan biar kita pulang dengan cepat, ayok minum" ucap Noel dan Zidane hanya mengangguk tanpa berfikir panjang merekapun langsung meminum nya.

Taksadar kini merekapun telah menghabiskan satu botol minuman itu, Zidane pun kini telah merasakan sensasi mabuk, namun berbeda dengan Noel ia tidak merasakan mabuk sama sekali padahal mereka sama sama menghabiskan 1 botol vodka, lalu mengapa Noel tidak merasakan sensasi mabuk? Sedangkan Zidane sudah merasakan efek sampingnya, yah Noel sendiri sebelumnya telah berkerjasama dengan salah satu bantender yang ada di sana untuk di hidangkan ke dirinya minuman teh saja, namun Zidane bener bener Vodka yang terisi di dalam botol yang di minum nya.

"Bagus, seperti nya Lo sudah mabuk, saatnya gue akan memulai rencana gue" batin Noel sambil terus memperhatikan Zidane yang sudah mulai melemah, meletakkan kepalanya di atas meja.

"Zidane, Lo masih sadar kan? Hallo Zidane,,,,," panggil nya memastikan bahwa Zidane masih sadar atau malah pingsan

"Hemp,,,,," dehem nya sambil terus menyembunyikan mukanya di lipatan tangannya, Noel pun langsung mengambil handphone nya dan mulai merekam suara, setelah itu ia menyembunyikan handphone nya di bawah meja

"Gue mau nanyak sesuatu sama Lo nih, Lo boleh melek dulu gak?" Akhirnya Zidane pun kembali melek, meski mata nya sudah sangat berat untuk melek saat ini

"Noel,,, Noel, Lo mau tanyak apa sih? Lo mau tau apa tentang guee Hahaha" tanyak nya dengan keadaan setengah sadar

"Sebenarnya Lo itu sudah tau kan tentang Shandy dan Fenly?"

"Shandy dan Fenly?, Oh kakak gue itu? Hahaha, mereka kakak dan Abang gue woiy, hahaha kalian semua boongin gue kan? Hahaha hebat banget kalian semua, hebaaattttt" ucap nya yang tak sadar akan keceplosan

"Bagus akhirnya Lo mau jujur juga, gue udah curiga selama ini Lo itu cuman berpura-pura masih dalam keadaan amnesia dan sekarang gue sudah mempunya bukti yang akan gue kirim ke Dinand secepatnya, lihat aja nanti nyawa Lo akan gimana" ucap Noel membatin

"Yaudah yok kita pulang sekarang, udah cukup minum nya" ucap Noel sambil membopong tubuh Zidane keluar dari club' itu.

"Hahaha kalian semua jahat, gue selama ini cuman berpura-pura tidak tau apa-apa sebenarnya, agar keluarga gue selamat, gue sayang banget sama bang sen dan kak fen makannya gue lakuin ini semua buat ngelindungin mereka" ucapnya ngelantur antara sadar dan tidak sadar.

"Sial, udah sejauh ini ternyata,,,," batin Noel sambil terus memasuki Zidane ke dalam mobilnya.


🌸🌸🌸🌸

Jangan lupa vote dan komen ya
Supaya saya makin semangat buat ngelanjutin cerita ini
Thanks for reading 💙

Dream || UN1TY Where stories live. Discover now