Pangeran Ares harus mengakui, tindakannya kali ini terlalu gegabah. Seharusnya ia mengajak minimal seorang prajurit yang hafal seluk-beluk hutan. Atau setidaknya ia membawa bekal. Entah buah, kue, atau apa pun yang bisa mengganjal perutnya hingga tidak kelaparan seperti sekarang. Sejak tadi malam ia menyusuri Hutan Selatan tak tentu arah. Ia melangkah semaunya, sekenanya. Sekarang ia sudah tidak tahu arah. Benar-benar tersesat.
“Di sini kau rupanya.”
Pangeran Ares baru saja duduk bersandar di sebatang pohon, bermaksud istirahat sebentar ketika suara berat itu mengagetkannya. Ia menoleh dengan tatapan nanar. Matanya agak berkunang-kunang. Sambil mencoba untuk berdiri, Pangeran Ares berusaha mengenali lelaki yang kini berdiri tegap di depannya. Meski Pangeran Ares sadar lelaki ini pernah nekat menerobos istana dan menghajarnya, ia berusaha tetap tersenyum. Ia merasa wajib hormat terhadap kakak dari gadis yang dicintainya.
Senyuman itu malah terlihat ganjil di mata Fayyad. Ia tidak butuh sama sekali. “Jangan memanipulasi keadaan dengan senyuman murahanmu itu.”
Pangeran Ares tersentak akan reaksi yang diterimanya.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan petualangan Indah di dunia yang sangat misterius itu, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
YOU ARE READING
Belahan Jiwa dari Dunia Lain
FantasySebagai calon arkeolog, Indah sangat antusias menyambut ekspedisi pertamanya. Namun, karena sebuah kesalahan, dia malah menembus portal dunia lain. Di tengah kebingungannya akan tempat yang penuh keganjilan itu, dia malah disambut sebagai manusia pe...