5. Baik Dan Dangerous

102 52 20
                                    

Sore itu hujan turun, sebagian siswa nekat menerobos hujan agar bisa cepat sampai rumah, sebagian ada yang membawa mobil, dan masih banyak yang menunggu di sekolah, termasuk Lya sekarang

"Kenapa juga gue gak bareng Irene aja tadi? Kan lumayan dia bawa mobil"

"Lagian, hujan udah kayak ujian, suka dadakan" sambung Lya

Tiba-tiba ia teringat saat masih kelas 5 SD, kalau hujan, pulang sekolah ia akan langsung menuju halaman belakang untuk bermain hujan

Setelah bermain hujan-hujanan, Azlya langsung demam, tapi anehnya Lya sama sekali tidak kapok dan masih terus diulang-ulang

Andai saja sekarang di rumah, mungkin dari tadi Lya sudah meluncur ke halaman belakang

"Apa gue minta supir jemput ya?" Tanyanya pada diri sendiri " Tapi kasian lagi sakit, apa pesen taksi online?"

Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti disampingnya "Mobil siapa nih?" Tanyanya dalam hati

Kaca jendela terbuka dan menunjukkan seorang laki-laki yang gantengnya Masyaallah sedang duduk dikursi supir "Masuk! Gue anter" titahnya

"Enggak usah, makasih" tolak Lya

"Yakin? Lo mau pesen taksi online emang?" Tanya Jefan

"Terserah gue"

"Emang ada taksi lewat hujan-hujan begini?"

"Ya...... ada" jawab Lya ragu-ragu

"Gue hitung sampe 3"

Azlya harus gimana sekarang? Mau ikut tapi gengsi, kalo gak ikut, entah kapan ia sampai rumah

"1...." Jefan mulai menghitung

"2...." sambungnya

"Iya-iya, gue ikut" kata Lya cepat

"Gitu kek dari tadi, masuk!"

Lya menuruti perintah Jefan, ia duduk di depan di samping Jefan

Jefan mulai melajukan mobilnya keluar dari gerbang sekolah "Masih lurus kan?" Tanya Jefan

"Iya" jawab Lya yang masih menikmati derasnya hujan yang membasahi kaca mobil

"Rumah lo ada siapa?" Tanya Jefan membuka pembicaraan

"Ada orang"

"Maksud gue siapa aja?" Jefan geram sendiri dengan jawaban Lya, sengaja menguji kesabarannya kah

"Adek gue, bibi, satpam"

"Supir lo?"

"Lagi sakit"

"Alana adek lo?"

"Hm"

"Lo belok apa lurus?"

"Lo ngatain gue belok?" Tanya Lya garang

"Siapa yang ngatain sih?"

"Lah itu tadi?"

"Maksud gue itu, rumah lo habis ini belok apa masih lurus?"

"Oh, belok kanan trus ada pertigaan kiri, ada resto padang belok kiri habis itu ada perempatan jalan raya belok kanan, berhenti deket halte" jelas Lya panjang lebar

"Heh, lo ngomong udah kayak kereta, panjang bener"

"Biar cepet"

"Ya gue mana inget"

"Ya iya, nih sini kanan" Lya terus memberikan arahan sampai dekat rumahnya

"Udah sampe halte, trus kemana?"

Jefan AzlyaWhere stories live. Discover now