48. Sulit untuk percaya

48 27 25
                                    

Selamat puasa bagi yang menjalankan 🙏🏻

Tandain Typo gess~~

Tak terasa sudah 1 pekan sejak liburan berakhir, dan hubungan Jefan dan Lya juga semakin baik, walaupun adu mulut setiap hari masih terdengar

"Itu kan salah kamu, kenapa pilih yang itu" Azlya mengomeli Jefan karena salah membeli mie goreng

"Ya habisnya kamu cuma bilang mie pedes item doang, ya aku ambil yang ini aja" kata Jefan membela diri

"Nah sekarang mie-nya beda-beda, tanggung jawab kamu"

"Aku harus balik ke tokonya lagi?" Jefan sudah bolak balik membeli bahan-bahan untuk mereka semua

Jefan, Lya dan yang lainnya berencana untuk membuat mie goreng dan minuman dingin, entah bagaimana rasanya saat menikmati hidangan ini

Mereka membuatnya di rumah Jefan, dan dengan alasan "Ini rumah Jefan jadi yang tau toko buat beli bahan ya Jefan", alhasil dari tadi Jefanlah yang mondar-mandir membeli bahan

Teman-temannya yang lain hanya diam sambil melihat perdebatan antar pasangan itu, dikira bakal banyak romantisnya malah banyak geludnya, agak laen emang

"Udahlah Ly, nanti di mix aja, soal rasa liat nanti" ujar Wendy memberi saran, kalau tidak begini pasti gak kelar-kelar

"Yaudah, kalian bikin minumannya aja, kita bikin mie-nya"

"Iya cantik" Jefan mengedipkan sebelah matanya

Lya hanya diam tak merespon, ia hanya tersenyum untuk menanggapi, lalu ia bersama teman-temannya menuju dapur untuk memasak

Orang tua Jefan sedan ada urusan, maka dari itu mereka menawarkan untuk membuatnya di rumah Jefan saja

Gilang merangkul Jefan, sedetik kemudian menariknya kencang "Ayo buat minumannya, lo mau dimarahin lagi sama pacar kesayangan lo?"

"LEPAS WOY! Kecekik gue" Jefan memegangi lehernya yang terkecik akibat ulah Gilang

"Maapken bosku, udah ayo, nanti lo gak fokus bikin minumnya"

"Iya-iya, yaudah ayo, dipinggir kolam aja"

"Asal airnya jangan ambil di kolam" ujar Revan

"Gwenchana bang, hemat" ujar Ailen

*JEFANAZLYA*

"Nadin! Beliin bunda sesuatu di Supermaket"  panggil Nadia pada anaknya

"Iya, bun bentar" Nadin menjawab dari dalam kamar

"Cepet Din"

"Iya bun, sebentar" Nadin dengan cepat membereskan buku-bukunya, ia tak berhenti belajar supaya dia bisa membuat orang tuanya bangga

Saat Nadin membuka pintu kamar, alangkah terkejutnya ia mendapati bundanya yang sudah berdiri di depan pintu sambil menyilangkan tangan

"Bunda, kok disini?" tanya Nadin

"Kamu tadi bunda panggil kenapa gak dateng?"

"Maaf bun, lagi belajar"

"Belajar kamu bilang, belajar apa main Hp? Kamu pikir bunda gak tau kalo kamu di kamar kerjaannya Hp nan mulu"

"Nadin beneran belajar bun"

"Udahlah, ini daftar belanjaan sama uangnya, cepet beli sana! Jangan sampai ada yang lupa!" Nadia kembali ke dapur

Nadin menghela napas, kenapa bundanya selalu tidak percaya kepadanya

Daripada pusing memikirkan itu, Nadin bergegas untuk pergi ke supermarket

Jefan AzlyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang