Salah Paham?

115 21 15
                                    

— PERAHU KERTAS —

"Ta, Abang lo jadi bahan omongan anak-anak sekolah, heh!"

"Bang Juna emang pantes dapetin Kak Sona, sih!"

"Ah, gila!"

"Ta, kenapa lo diem aja, sih?"

"Bitaaa!"

Hari seninnya Bita kembali masuk ke sekolah, seolah tidak terjadi apa-apa. Hanya Nathan saja yang tahu bagaimana Bita menghabiskan dua hari liburnya kemarin.

Bita mengembuskan napas kasar, tentulah hal itu membuat Jiah yang sedari tadi heboh mendadak diam. Jihan juga ikut menoleh, padahal sebelumnya dia tengah menulis jadwal untuk ulangan pekan depan. Ulangan akhir semester sudah di depan mata, dan mereka harus segera mempersiapkan diri untuk menuju ke jenjang kelas dua belas.

"Ta?" Jiah bertanya memastikan. "Lo ... kenapa?"

"Ngga apa, kok," katanya. "Han, kalo jadwalnya udah selesai nanti fotoin dan kirim ke grup aja, ya?"

"Okay, Ta." Jihan balas mengacungkan jempolnya.

Jiah mencebikan bibirnya. "Ah, Bita ngga asyik."

"Apasi, Jiah?" tanya Bita sambil tersenyum kecil. "Hari ini Nathan sama temen-temennya tanding basket, kan, ya?"

"Nathan?" tanya Jihan.

"Nathan?" timpal Jiah.

Bita mengernyit. "Kenapa?"

Jiah menggelengkan kepalanya, dia tidak mempercayai Bita yang barusan menyebut Nathan padahal cowok itu jelas-jelas bukan termasuk ke dalam anggota klub basket.

"M-maksud gue Sandi," ralatnya cepat.

"Sandi?"

"Hah? Kenapa emang?" Bita makin bingung.

"Ngga, ngga, lo kenapa, Ta?" Jiah beranjak dari duduknya. Ia periksa suhu tubuh Bita dan tak menemukan sedikit pun kejanggalan di sana. "Abian, Ta. Kenapa lo ngga sebut nama Abian? Biasanya apa-apa Abian, tuh."

Jihan mengangguk setuju. "Lo berdua lagi berantem, ya?"

"OH, JIHAN!" pekik Jiah yang berhasil membuat Jihan tersentak kaget.

"Ih, lo apa-apaan, sih! Bisa pelan-pelan, ngga? Gimana kalo gue jantungan? Gue baru aja bahagia bisa dideketin sama Kak Yuda," protesnya.

Jiah berbisik di telinga Jihan, hal itu jelas menimbulkan keterkejutan di wajah Jihan.

"Ta, itu ngga seperti yang lo pikirin, barang kali di sana Abian lagi sama Sea, makanya dia bisa foto bareng Yura," jelas Jihan dengan polosnya.

"Jihan!" Jiah melotot dan memberinya peringatan.

"Duh!"

Bita beranjak dari duduknya. "Yuk! Kita nonton basket, Sandi pasti butuh dukungan kita."

"Emang bener ini, cemburu, nih!" ujar Jiah sambil menatap Bita yang melangkah pergi.

Jihan manggut-manggut setuju, kemudian ia menyeret lengan Jiah untuk segera menyusul kepergian Bita.

Di saat Bita masih di rumah sakit pada hari minggu, Abian dengan mudahnya mengunggah insta story dengan seorang perempuan yang tak lain adalah sahabat adiknya—Yura. Cowok itu bahkan tidak datang menjenguk Bita, padahal dia menjadi orang terakhir yang Bita hubungi sebelum kejadian nahas menimpanya. Beruntunglah Nathan datang tepat waktu, firasat cowok itu kuat juga.

"Jihan," panggil Yuda.

"Duh, aku harus ikut temen-temen aku dulu, Kak," sesal Jihan. "Kita ngobrolnya nanti aja, bisa?"

Perahu KertasWhere stories live. Discover now