Tipe Cowok Bita

116 23 10
                                    

— PERAHU KERTAS —

"Bita, tipe cowok kamu yang seperti apa?"

"Seperti Abian."

Sepasang mata Nathan memanas, jawaban spontan dari Bita jelas menusuk langsung ke lubuk hatinya. Dia yang berpikir memiliki tempat kosong di ruang hati Bita, kini mengesampingkan hal tersebut. Sepertinya Bita benar-benar mengatakan Abian sebagai tipe laki-lakinya.

"Gue suka Abian, Nat," aku Bita terus terang. "Udah lama sejak sebelum gue putus sama Kak Sekala. Bahkan, Abian yang menjadi alasan kenapa gue bisa putus dari Kak Sekala."

Nathan terpaku membisu, ia berusaha mencerna penjelasan Bita agar tidak salah paham.

"Gue tahu gue salah karena mencintai sahabat gue sendiri, tapi ... gue benar-benar udah suka sama Abian, Nat," beber Bita. "Lo tahu, kan? Persahabatan yang terjalin di antara laki-laki sama perempuan itu ngga sepenuhnya murni sahabatan."

Nathan masih bergeming dengan rasa terkejutnya, itu berarti ia harus bersaing dengan Abian.

"Tapi Abian ngga suka sama gue, kan, ya?" tebak Bita. "Gue menyedihkan banget setelah dihasut putus sama dia, ternyata ngga ditanggung jawab."

Nathan masih duduk dengan tenang, walau hatinya sudah memanas mendengar semua curahan hati Bita. Sebelumnya Bita bukan termasuk orang yang mudah cerita, lebih tepatnya setelah teman semasa SMP-nya pindah ke luar negeri, dia hanya percaya pada Abian saja.

"Kenapa emang, Nat?" tanya Bita, ia memberikan kesempatan untuk Nathan bicara sekarang.

"Ngga," dusta Nathan. "Saya cuma mau nanya aja."

"BTW, makasih karena udah ngajak gue ke sini, ya," ucap Bita. "Memang lagi stres banget gue di rumah, ngurusin editan novel yang sebentar lagi kelar, makasih banget udah bawa gue ke kafe ini, deh!"

Nathan tersenyum hangat. "Kamu suka?"

"Iya."

"Ya sudah, lain kali saya ajak kamu ke sini lagi, mumpung kamu belum jadian sama Abian."

Bita tersenyum getir. "Apa gue sama Abian berhak punya hubungan lebih dari itu? Sementara di sini yang jatuh cinta cuma gue aja."

Benar. Mungkin hanya Bita yang jatuh cinta kepada Abian sekarang, sebab cowok itu tampaknya sudah punya perasaan pada perempuan yang lebih muda darinya. Yura namanya, sahabat Sea yang mungkin lebih menarik bagi Abian, sebab Bita sudah terlalu lama bersamanya sehingga membosankan.

"Saya dukung kamu suka sama Abian," ucap Nathan. "Semoga kamu dapatkan Abian, tapi jika Abian menyakiti kamu ... saya siap untuk merusak persahabatan saya dengan Abian."

"Nat?"

Nathan menyeduh kopinya dengan perlahan. "Entahlah, saya paling tidak ingin melihat perempuan disakiti sama laki-laki."

Bita mengerti, lalu ia meraih tangan Nathan yang menganggur untuk digenggam. Nathan merupakan korban perceraian yang lebih berpengalaman dari Bita, dia ditinggalkan ayahnya saat usianya masih belia, dia melihat dengan jelas bagaimana ibunya harus menderita sehingga dia akan mengedepankan perasaan setiap perempuan.

"Abian ngga jahat, kok, Nat," kata Bita. "Yang jahat itu perasaan gue."

'Maafin gue, ya, Nat. Gue cuma ngga mau lo makin berharap sama gue.' Bita membatin pedih.

Nathan begitu hangat, dia benar-benar tipikal cowok damai yang mungkin akan membosankan bagi cewek yang suka sekali dengan keributan. Termasuk Bita, cara dia mencintai seseorang adalah dengan beradu argumen dengan pasangannya. Bahkan, jika perlu adu jotos.

Perahu KertasWhere stories live. Discover now