Bab 24 ~ Kemarahan Perdana

743 81 4
                                    

☁️~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☁️
~
~
~

Setelah rapat OSIS selesai, satu-persatu anggota OSIS yang lain mulai meninggalkan ruang OSIS. Kini hanya tinggal Angkasa dan Arfian, serta Azriel yang baru saja masuk setelah rapat selesai.

"Sa. Gue seneng deh, akhirnya lo bisa dekat lagi sama Langit. Apalagi anak itu ternyata adik kandung lo," kata Arfian mulai membuka obrolan random.

Arfian kerap melihat Angkasa dan Langit berangkat sekolah bersama. Bahkan Arfian juga melihat Angkasa yang perhatian pada Langit saat di sekolah. Sungguh adik kakak yang terlihat sangat manis.

Azriel tertawa remeh saat mendengar perkataan Arfian. "Lo percaya Angkasa semudah itu memaafkan orang?"

"Ya... Ya nggak sih sebenarnya," ucap Arfian ragu-ragu.

"Lo lagi gak sandiwara kan, Sa?" Arfian lanjut bertanya, agar rasa penasaran langsung terjawab.

"Menurut, lo?" Angkasa menaikkan salah satu alisnya dengan seringai yang sedikit mengerikan.

"Anjing, lo! Jadi beneran semua ini bohong? Langit tahu?" tanya Arfian tidak percaya dengan jawaban Angkasa.

"Anak ini memang anjing, Ar," timpal Azriel sambil menunjuk ke arah Angkasa.

"Dia tahu kok," jawab Angkasa santai.

"Gila! Dia itu adik lo, Angkasa!" Arfian sudah kelewat emosi. Langit, anak manis itu sangat baik. Bisa-bisanya Angkasa memperlakukan Langit seperti itu.

"Biarkan aja, Ar. Suatu saat pasti dia akan menyesal," kata Azriel sambil menatap Angkasa remeh.

Suasana ruang OSIS sedikit dingin dan mencekam. Azriel dan Arfian yang jengkel setengah mati dengan Angkasa, tapi Angkasa terlihat tidak peduli. Mereka bertiga saling berdiam enggan mengeluarkan sepatah kata pun, sampai bel pertanda pulang berbunyi.

Di lain tempat. Rei, Langit dan Amberley terlihat sedang jalan beriringan di koridor sekolah. Langit berada di antara Rei dan Amberley, kedua manusia yang jarang akur itu saling menggenggam tangan Langit dari masing-masing sisi kanan dan kiri.

Amberley menghentikan langkah kakinya, sontak membuat Langit dan Rei ikutan berhenti.

"Gue mau ker parkiran ngambil si cantik." Si cantik yang dimaksud Amberley adalah sepeda motor sport kesayangannya yang diberi nama si cantik.

"Iya," jawab Langit dan Rei kompak.

"Ya udah, bye guys. Oh iya Langit, jangan lupa ntar malam ya," teriak Amberley dengan langkah kaki setengah berlari menjauhi keduanya.

"Cewek gila," kata Rei saat melihat Amberley yang begitu bar-bar.

"Eh! Btw kalian mau kemana nanti malam?" tanya Rei penasaran.

"Dia ngajak jalan-jalan," jawab Langit sedikit berbohong. Ingat, hanya sedikit.

Rei hanya ber-oh ria. Sebenarnya dia ingin ikut, hanya saja Rei sudah terlanjur membuat janji pada teman bermain game onlinenya.

AstrophileWhere stories live. Discover now