Bab 25 ~ Alergi

1K 89 17
                                    

Mari divote dan komen, xixixi.

Kabarin kalau ada typo, ya.

☁️
~
~
~

Kemenangan balap liar waktu itu membuat Amberley terbebas dari Guntur, akhirnya dia sudah resmi putus dengan laki-laki arogan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemenangan balap liar waktu itu membuat Amberley terbebas dari Guntur, akhirnya dia sudah resmi putus dengan laki-laki arogan itu. Dirinya sudah bisa bebas bermain dengan Langit dan Guntur tidak punya alasan lagi untuk menghajar Langit.

Gadis itu sedang duduk di bawah pohon rindang halaman belakang sekolah bersama Langit. Selain mereka berdua, ada beberapa siswa lain yang ikut-ikutan bersantai menikmati semilir angin tidak jauh dari Langit dan Amberley.

"Rei mana?" tanya Amberley. Soalnya sedari tadi gadis itu tidak melihat keberadaan Rei.

"Rei lagi dihukum bersihin toilet, dia tadi kena marah sama Bu Sarah gara-gara ketahuan main game online pas belajar," jawab Langit.

Rei ini maniac game online, bahkan dia bisa bermain tanpa tahu situasi dan tempat. Terlebih lagi dia sangat tidak menyukai Bu Sarah beserta mata pelajarannya—sejarah, jadi Rei sengaja buat ulah berharap dikeluarkan saat jam pelajaran. Tapi ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi, hukuman yang diberikan malah membersihkan toilet.

"Anak itu memang aneh." Amberley menggeleng kepalanya heran melihat tingkah absurd Rei yang gak ada habisnya.

Keduanya hanya bisa tertawa sambil membayangkan Rei yang membersihkan toilet seorang diri sambil ngomel-ngomel.

"Eh, Lang. Nanti pulang sekolah lo ikut gue, ya," kata Amberley dengan wajah yang menoleh menatap Langit.

"Kemana?" tanya Langit.

"Rencana pulang sekolah ini gue mau traktir makan, bareng sama teman-teman gue yang kemarin di balap liar. Kebetulan mereka gak ada yang satu sekolah sama kita, jadi terpaksa gue harus traktir di luar." Sudah menjadi kebiasaan Amberley jika menang pertandingan harus mentraktir teman-teman durhakanya itu.

"Kayaknya bisa. Aku chat Bang Angkasa dulu, mau minta izin," jawab Langit cepat. Sepertinya hari ini dia bisa pergi main, karena Bumantara sedang ada kerjaan di luar kota yang mengharuskan tidak pulang selama tiga hari.

Amberley mengangguk membiarkan Langit sibuk dengan ponselnya meminta izin pada Angkasa. Setelah berkirim pesan pada Angkasa, Langit meletakkan ponselnya sebentar di atas pangkuan menunggu balasan dari Angkasa.

"Boleh?" tanya Amberley.

"Belum dibalas," jawab Langit.

AstrophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang