37. Kejujuran Hati

1K 34 0
                                    

Noah berdecak kesal, padahal dia masih ingin dekat dengan Seika, tapi Devan malah menariknya dengan paksa agar menjauh dari gadis itu. "Pamanku posesif sekali."

"Sstt, diam!" sengit Devan dengan mata melotot. Dalam hati dia merutuki dirinya sendiri yang tanpa sadar menjauhkan Noah dari Seika. Apa dia cemburu?

Noah terkekeh geli melihat tingkah Devan. Sejak dulu pamannya itu memang posesif jika menyangkut orang yang disayanginya dan dia menyadari hal itu.

"Cherry mau diantar sekolah sama siapa? Papa atau Kak Noah?" Devan menatap Cherry dengan lekat. Dalam hati dia berharap semoga Cherry memilihnya agar dia bisa menjauhkan Seika dari Noah.

Bukan tanpa alasan kenapa Devan ingin menjauhkan Seika dari Noah sebab keponakannya itu suka sekali menggoda perempuan. Apalagi jika perempuan itu cantik seperti Seika.

Devan tersentak setelah menyadari apa yang baru saja dirinya pikirkan. Apa dia sekarang mengakui kalau Seika cantik?

Devan tanpa sadar menggelengkan kepala. Seika memang cantik, tapi perempuan paling cantik di dunia ini hanya Elea. Tidak ada yang lain.

"Cherry mau diantar Kak Noah."

"Yuhuu!!!" Noah memekik senang karena Cherry memilihnya. "Ayo, Cherry. Kita berangkat sekolah sekarang!"

Devan menghela napas panjang. Kekecewaan tergambar jelas di wajah tampannya. Dia hanya bisa diam melihat  Cherry dan Seika yang masuk ke mobil Noah.

"Telepon saya kalau kalian sudah sampai di sekolah," pesan Devan yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Seika.

"Sial!" Devan menggeram kesal. Dia tidak suka diabaikan oleh Seika.

"Kamu belum berangkat?"

Devan sontak menoleh, menatap Diana yang sedang berjalan menghampirinya. "Sebentar lagi," jawabnya terdengar ketus.

Diana menatap Devan dengan kening berkerut dalam. Dia merasa heran karena Devan tiba-tiba bersikap ketus pada dirinya. Apa Devan sedang kesal?

"Kamu kenapa? Kok, tiba-tiba bad mood kayak gitu? Kamu marah karena mama suruh ikut kencan buta?"

Devan mengangguk karena hal itu menjadi salah satu penyebab mood-nya hancur hari ini. "Kenapa Noah tiba-tiba datang ke rumah kita?"

"Jadi kamu bad mood karena itu?"

"Iya," jawab Devan tanpa menatap Diana. Tingkahnya benar-benar mirip anak kecil jika sedang marah.

"Mama minta Noah tinggal di rumah kita."

"Apa?" Devan terkejut bukan main mendengar ucapan Diana. Bagaimana mungkin mamanya menyuruh cowok troublemaker itu tinggal di rumahnya? Apa mamanya ingin menambah beban hidupnya?

"Kenapa Mama tiba-tiba minta Noah tinggal bersama kita? Mama tahu sendiri kan, kalau Noah itu susah diatur."

"Noah mau lanjut kuliah di sini, Devan. Karena itu Mama suruh dia tinggal di rumah kita."

Devan memijit kepalanya yang tiba-tiba penat. Devan tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya jika tinggal satu atap dengan Noah. Bisa-bisa dia terkena darah tinggi karena keponakannnya itu sangat nakal.

"Kamu tenang saja, mama jamin Noah tidak akan bandel seperti dulu."

Devan menghela napas panjang. "Mama tidak akan mengerti."

Diana menyilangkan kedua tangannya di depan dada lalu tersenyum mengejek pada Devan. "Apa yang tidak mama mengerti Devan? Apa kamu takut Seika dekat dengan Noah?"

"A-apa?" Devan tersentak. Bagaimana mungkin Diana bisa menebak apa yang saat ini sedang dia pikirkan. Apa mamanya bisa membaca pikiran?

Bibir Diana terlihat berkedut karena menahan tawa. Dia memang sengaja meminta Noah tinggal di rumahnya untuk memanas-manasi Devan agar menyadari perasaanya pada Seika.

Gadis Lugu Milik CEO DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang