40. Kencan Buta

1K 34 2
                                    

Seika terus berbalik mencari posisi tidur yang nyaman, malam ini dia tidak bisa tidur karena ucapan Diana tadi terus terngiang-ngiang di pikirannya. Seika tidak pernah menyangka Diana tiba-tiba memintanya untuk menjadi mama tiri Cherry.

Apa Diana sudah kehilangan akal? Kenapa wanita itu ingin sekali menjadikannya sebagai menantu?

Helaan napas panjang keluar dari bibir mungil Seika. Dia bukan berasal dari keluarga kaya dan hanya tamat SMA. Rasanya aneh sekali jika Diana ingin menjadikannya sebagai menantu karena Devan bisa mendapatkan gadis yang jauh lebih baik darinya. Dia merasa tidak pantas menjadi pendamping hidup Devan. Apa lagi lelaki itu sampai sekarang masih mencintai mendiang istrinya.

Seika kembali menghela napas panjang lalu melihat jam yang menempel di dinding kamar. Ternyata sekarang sudah hampir jam sepuluh malam, tapi kedua matanya sulit sekali untuk dipejamkan.

Seika merasa sangat bingung sekarang. Biasanya dia selalu meminta saran dari Satria. Namun, Satria tadi terlihat sangat lelah. Dia tidak tega mengganggu kakak kandungnya itu beristirahat.

Sebuah nama tiba-tiba melintas di pikiran Seika. Sepertinya dia bisa meminta saran pada Bara. Dia pun meraih ponselnya yang berada di atas meja lalu mengetik pesan pada lelaki itu.

Seika:
[Oi, Bara!]
[Kamu sudah tidur?]

Bara yang baru saja selesai memeriksa pekerjaannya dan ingin beristirahat sontak menatap ponselnya yang bergetar di atas meja. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika melihat pesan masuk dari Seika.

Bara:
[Belum. Ada apa? Tumben banget kamu chat aku malam-malam]

Seika:
[Aku nggak bisa tidur nih, Bar]

Kening Bara berkerut dalam. Tumben sekali Seika tidak bisa tidur padahal gadis itu biasanya langsung tidur kalau melihat bantal.

Bara:
[Kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran kamu?]

Seika refleks mengangguk setelah membaca pesan dari Bara. Sedetik kemudian dia menyadari kebodohannya dan segera mengetik pesan balasan untuk Bara. Dia memberitahu lelaki itu apa yang mengganggu pikirannya saat ini. Tentang permintaan Diana dan bunga pemberian Devan. Dia juga memberitahu Bara tentang perasaannya. Seika tidak mampu membohongi perasaannya lagi kalau dia jatuh hati pada papa kandung Cherry.

Seika:
[Aku harus gimana ya, Bar?]
[Sumpah aku bingung banget]

Bara malah diam. Seharusnya dia merasa senang dan memberi Seika ucapan selamat. Namun, entah kenapa dadanya tiba-tiba terasa sesak. Apa dia cemburu?

Bara mengusap wajah kasar. Dia tidak mungkin cemburu karena Seika sudah dia anggap seperti aduk kandung sendiri. Namun, rasa sesak di dalam dadanya telah menjawab semuanya. Dia memang cemburu.

Bara tergagap karena ponsel yang ada di genggaman tangannya kembali bergetar.

Seika:
[Kok, gak dibales, sih?]

Bara segera mengetik pesan balasan untuk Seika. Dia meminta gadis itu untuk mengikuti kata hatinya. Dia menghargai apa pun keputusan Seika meskipun dia sebenarnya menginginkan yang sebaliknya.

Bara:
[Udah malem. Buruan tidur!]

Seika:
[Gak bisa tidur >.<]

Bara pun menyuruh Seika membuat segelas susu hangat agar bisa tidur, tapi gadis itu tidak berani pergi ke dapur karena takut hantu.

Bara:
[Angkat]
[Aku temeni kamu ke dapur]

Seika tersenyum, tanpa menunggu waktu lama dia segera menerima telepon dari Bara.

Gadis Lugu Milik CEO DudaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora